Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Sayang, kamu udah pulang?" Tanya Aslan saat melihat Aisyah berada di depan pintu kamar. Ia merasa heran kenapa istri nya termenung seperti itu.
Jika tidak ada Alin, Aisyah akan berpakaian seperti biasa. Dan telah menutup semua pintu dan jendela tentu nya. Jadi, ia akan aman bersama Aslan di dalam rumah.
Untuk urusan kantor. Telah ia percayakan pada orang kepercayaan nya.
"Ya."
"Kamu mau makan? Aku baru saja membuat pie kesukaan mu. Pie itu baru saja keluar dari oven."
"Dari mana kamu tahu kalau aku suka pie?"
"Kamu kan istri aku. Tentu saja akau tahu banyak tentang diri mu. Kamu kenapa sih sayang? Kalau ada masalah ya di ceritakan. Jangan di pendam sendirian."
Tidak ada yang berbeda dari Aslan. Ia masih tetap seperti biasa. Jika memang Aslan memiliki niat buruk pada nya, pasti ia akan tahu. Bukan nya menjawab pertanyaan suami nya, Aisyah malah bertanya hal lain.
"Sayang, biasa nya kapan Alin ujian?"
"Mungkin tidak lama lagi." Ucap Aslan sambil memotong pie dan meletakkan nya di piring Aisyah.
Untuk saat ini ia tidak akan bertanya apapun dulu. Mungkin memang benar istri nya sedang memiliki masalah tersendiri.
"Apakah kita bisa pergi ke suatu tempat, setelah Alin ujian?"
"Memang nya kamu mau ke mana?"
"Hmm,,, masih rahasia. Aku ingin memberikan kejutan pada Alin."
"Kan kejutan nya untuk Alin. Aku bisa dong tahu juga. Jadi penasaran kan ini."
"Nggak boleh. Nanti kamu lupa, trus langsung di bongkar. Kan nggak seru lagi kalau kejutan nya duluan ketahuan."
"Yaudah deh. Terserah kamu aja. Atur lah kemana pun. Kami pasti akan ikut."
"Terima kasih, sayang."
Aisyah pun menikmati pie buatan suami nya. Seperti biasa, masakan Aslan memang tidak asing di lidah nya. Ia pun makan sampai habis.
"Sudah ku duga. Kau memang sangat menyukai nya dari dulu." Ucap Aslan sambil mulai membelai pipi indah milik Aisyah.
Aisyah hanya tersenyum. Ia tidak bisa berkata-kata. Semua hal yang ingin ia ketahui, masih abu-abu.
Aslan mulai menggoda istri nya dengan menyentuh bagian sensitif Aisyah. Mereka pun akhir nya mulai mencangkul setelah beberapa hari mengambil cuti.
Namun lagi-lagi kegiatan pencangkulan itu harus terhenti saat kepala Aslan tiba-tiba sa-kit. Ia terus menerus memegang kepala nya.
Da-rah segar mulai keluar dari hidung dan kedua telinga nya. Aslan berkali-kali terbatuk dan ingin memuntahkan sesuatu dari dalam mulut nya.
"Sayang, kamu kenapa?"
"Aku tak tahu. Seperti ada sesuatu yang terjadi pada ku dulu. Tapi, aku tidak tahu apa. Aku lelah memikirkan nya. Tapi, aku tidak mendapatkan jawaban apapun."
"Sudah lah. Kau tidak perlu memaksa kan kehendak mu. Istirahat lah. Aku akan ke kamar mandi sebentar."
Aisyah langsung bergegas ke kamar mandi. Saat ini, ia sedang berfikir. Apa yang harus ia lakukan.
Ia tidak bisa melakukan apapun untuk mencari tahu jati diri nya yang sebenarnya. Akan tetapi, ia ingat akan seseorang.
Tut...
Aisyah menghubungi seseorang. Pria yang telah membongkar rahasia Aslan. Seperti nya, ia harus tahu lebih banyak lagi tentang wanita yang ada di foto itu.
Bukan karena ia cemburu. Tapi, ia ingin tahu. Mengapa wanita itu sangat mirip diri nya. Tidak mungkin ia memiliki saudara kembar. Dan, apakah karena itu Aslan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat mereka bertemu dulu.
Berbagai macam pertanyaan bersarang di dalam kepala nya. Aisyah sama sekali tidak tahu apapun.
"Baru beberapa jam yang lalu kau meninggalkan aku. Dan sekarang, kau mulai merindukan aku, Nyonya Aslan?" Ucap Pria yang ada di seberang sana.
"Aku akan terima tawaran mu. Tapi, rahasia kan identitas ku."
"Baik. Itu hal yang sangat gampang."
"Aku juga perlu tahu, siapa wanita cantik yang bersanding dengan suami ku itu. Kau tahu bukan, aku ini."
"Aku tahu. Sangat tahu sekali Aisyah. Wanita jika sudah cemburu, maka akan berubah menjadi mengerikan. Kamu pasti penasaran dengan wanita itu, bukan?"
"Benar. Aku tidak terima jika ada wanita lain di kehidupan suami ku dulu. Apalagi kau bilang, mereka masih berhubungan hingga saat ini."
"Baiklah. Informasi tentang nya akan kau terima saat kau membantuku. Aku punya banyak informasi tentang hubungan mereka di masa lalu. Pasti kau akan sangat berterima kasih pada ku."
"Apa yang harus aku lakukan? Asal tidak membahayakan keluarga ku, aku siap."
"Biarkan aku masuk ke Toko Calista sebagai anggota."
"Mengapa harus aku? Aku bahkan tidak memiliki kemampuan untuk hal yang seperti itu."
"Jangan bohong. Aku beberapa kali melihat mu ke sana dan berjalan bersama dengan Calista, Aisyah."
Aisyah lupa. Mengapa ia bisa se ceroboh ini. Biasa nya ia akan sangat detail tentang semua nya.
"Baiklah. Akan Aku usahakan secepat mungkin. Tapi, aku tidak punya banyak uang."
"Kau tenang saja. Aku akan memberikan mu sekoper koin emas."
"Jika kau banyak uang, mengapa kau tidak langsung ke sana. Mengapa kau malah merepotkan wanita gendut seperti ku?"
"Aisyah, aku sudah tidak bisa lagi ke sana. Karena dulu, aku sudah berbuat hal yang fatal. Kini, aku mohon bantuan mu."
"Oke. Katakan di mana aku harus mengambil koin emas itu?"
"Tidak jauh dari rumah mu."
"Baiklah."
Panggilan pun berakhir. Aisyah sedang bersiap untuk pergi. Aslan sudah terlelap dan ini lah kesempatan nya untuk menyelinap keluar.
Ia pakai baju dan segala aksesoris cupu milik nya. Kali ini, ia harus mencari tahu sendiri. Siapa diri nya yang sebenarnya.
"Pak, lihat Pak Aslan. Kalau ada apa-apa, hubungi saya. Dan juga, jangan lupa jemput Alin. Takut nya saya telat pulang."
"Memang nya ibu mau ke mana?"
"Biasa lah para wanita. Mau mempercantik diri demi suami."
"Ah si ibu. Itu kan Ibu. Istri saya mana bisa kayak Ibu."
"Nih ambil. Bawa istri mu ke salon. Ingat, jangan kamu yang pakai. Tapi istri mu!" Ucap Aisyah sambil memberikan uang lima juta rupiah pada Pak Supir, dan juga Pak Satpam.
Setelah itu, Aisyah pun pergi dengan mengunakan taksi online. Ia benar-benar deg degan kali ini.
Semoga saja, ini lah yang terbaik. Walaupun masa lalu pahit, ia juga harus tahu seperti apa Aslan dan diri nya di masa lalu.
Jika Pria itu memiliki banyak informasi tentang mereka, bisa jadi ia juga lah yang menyebabkan semua ini.
Namun, Aisyah tidak ingin gegabah. Jangan sampai musuh di kira teman. Dan teman di kira musuh.
Aisyah harus lebih waspada.
ada juga part lawaknya...
kweni...
kau memang anak pintar Alva...
bukan gerahnya.
aku harap Alin adalah yg asli
bermakna ada wanita lain ka?....