Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.
Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.
Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.
Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Kanara sudah tidak tahan lagi. Kelakuan Damian semakin hari semakin parah. Laki-laki itu bahkan tak peduli lagi pada putra mereka yang masih kecil. Hampir setiap minggu dia menembak anak buahnya yang tidak bekerja dengan becus. Ada yang langsung mati, ada yang dia biarkan hidup.
Kanara tidak ingin putranya mengalami mimpi buruk setiap malam. Karena itu ia memutuskan mencari cara untuk kembali kabur. Kali ini dia dapat celahnya.
Ia tidak sengaja mendengar Damian akan berangkat ke luar negeri tiga hari. Rumah ini memang di jaga ketat. Tapi Kanara tanpa sengaja menemukan lubang anjing di belakang rumah. Tertutupi dengan pohon pinus.
Kanara akan membawa Bian kabur lewat lubang itu. Dia berdoa agar sang Mahakuasa melancarkan rencananya melarikan diri.
"Kau jaga anak dan istriku. Jangan sampai mereka kabur." Kanara mendengar pembicaraan Damian dan anak buahnya dari balik dinding tempatnya bersembunyi.
"Baik bos!"
Damian sudah siap berangkat malam ini. Koper yang dia bawa cukup besar, entah apa isinya. Kanara tahu di dalam koper itu bukan baju. Kemungkinan adalah uang tunai semua dan beberapa emas batangan. Kanara pernah tidak sengaja lihat Damian memasukan uang dan emasnya di koper tersebut . Laki-laki itu kemungkinan besar akan melakukan transaksi ilegal di luar negeri.
"Bos ingin saya panggil istri bos turun untuk mengantar bos pergi?" si anak buah bertanya.
"Tidak usah. Aku baru habis menyetubuhinya. Dia selalu menangis tiap kali aku menyetubuhinya, aku muak melihat wajah tersakitinya. Ingat, jangan sampai dia kabur." ucap Damian lagi.
Kemudian Laki-laki itu keluar dari rumah besar tersebut. Kanara cepat-cepat naik ke kamar, melihat kepergian Damian dari jendela. Lalu bernafas lega saat mobil yang dikendarai Damian melaju meninggalkan halaman rumah.
Kanara pun meraih tas ranselnya di atas meja kemudian berlari masuk ke kamar Bian. Putranya sudah tertidur. Ia harus bergerak cepat selagi semua pengawal suaminya sedang fokus dengan kepergian bos mereka. Penjagaan malam ini kurang begitu ketat, ada cela untuk Kanara kabur.
Wanita itu pun menggendong putranya dan segera keluar lewat belakang. Untungnya tak ada orang yang berjaga di belakang, jadi dengan leluasa Kanara bisa keluar lewat sa ...
Kanara cepat-cepat bersembunyi saat melihat ada dua orang bodyguard bertubuh kekar melintas di depan sana. Dia gugup sekali. Hampir saja. Dua pria itu hanya memeriksa keadaan di belakang, setelah di rasa aman, mereka pergi. Kanara baru bisa bernafas lega.
Wanita itu melanjutkan langkahnya secepat mungkin. Dia berharap putranya tidak bangun sampai mereka berhasil keluar, agar tidak menimbulkan suara yang dapat di dengar oleh pengawal Damian.
Sedikit lagi Kanara, sedikit lagi.
Gumam wanita itu dalam hati pada saat berusaha keluar dari lubang kecil itu. Kalau dia sendiri, pasti bisa keluar dengan lancar. Tapi dia berdua dengan putranya, jadi butuh waktu dan extra kesabaran.
Fiuuuh!
Kanara tersenyum. Mereka berhasil keluar.
"Mama?"
Bian terbangun. Wajahnya bingung melihat jalan raya.
"Kita di mana?"
"Di luar rumah sayang, kamu mau pergi jauh-jauh dari papa kamu kan?"
Bian menganggukkan kepala. Apalagi kemarin dia baru saja dipukuli oleh papanya. Bekas lukanya masih ada sampai sekarang.
"Kita mau kabur dari rumah?"
"Ssttt ... Jangan ngomong dulu ya. Sekarang kita harus cari kendaraan biar bisa bawa kita keluar dari daerah ini."
Bian langsung mengangguk patuh. Kanara menurunkan sang putra dan menggenggam tangannya lalu mulai berlari kecil. Matanya melihat kiri kanan, kalau-kalau pengawal suaminya sadar mereka melarikan diri dan mengejar mereka atau tidak.
Daerah ini jauh dari kota. Malah dekat hutan. Hanya ada beberapa rumah saja. Butuh waktu hampir dua jam kalau mau ke kota. Kanara sempat ragu akan mendapatkan kendaraan untuk meminta tolong membawa mereka keluar dari daerah ini.
Ibu dan anak tersebut sudah berjalan sangat jauh di kegelapan malam. Namun belum ada satu pun kendaraan yang lewat. Kanara sudah capek, terutama putranya. Wanita itu hampir putus asa, kemudian pandangannya jatuh ke sebuah mobil Mercedes-Benz sport putih sedang parkir di depan sana.
Ada seseorang yang sedang menelpon sambil bersandar di depan mobil tersebut. Posisi orang itu membelakangi mereka jadi wajahnya tidak keliatan. Yang pasti makhluk itu adalah manusia, seorang laki-laki yang perawakannya sangat bagus di lihat dari belakang.
"Mama,"
"Ssstt," Kanara cepat-cepat menutupi mulut Bian dengan tangannya. Takut suara mereka kedengaran oleh si laki-laki pemilik mobil.
"Ayo." Kanara menarik tangan Bian berjalan menuju belakang mobil.
Sebenarnya bisa saja dia langsung menampakkan diri ke pria itu dan meminta tolong padanya. Tapi Kanara memiliki sikap waspada yang sangat tinggi. Dia tidak kenal pria itu baik atau jahat, jadi sebaiknya tidak menunjukkan diri.
Kanara membuka bagasi mobil tersebut dengan sangat perlahan. Gugup? Tentu saja dia sangat gugup.
"Apa katamu? Aku ada di lokasi itu sekarang. Aku sudah melihat lokasinya. Menurutku lokasi ini tidak strategis. Dekat hutan rimba. Tidak mungkin aku mendirikan bangunan baru di tempat begini. Cari lokasi lain."
Terdengar suara pria itu berbicara dengan orang di telepon. Kanara dapat mendengar dengan jelas suaranya.
"Mama ..." Bian memanggilnya dengan suara berbisik, sang putra menarik-narik ujung baju mamanya.
Kanara lalu membantu sang putra masuk lebih dulu di bagasi mobil kemudian dia menyusul lalu menutup pintu bagasi dengan perlahan dan amat berhati-hati.
Kanara meringis pelan mengutik dirinya sendiri karena bagasi tersebut cukup kuat bunyinya saat di tutup. Jantungnya berdebar-debar kencang memohon agar mereka tidak ketahuan si pemilik mobil.
Sementara itu laki-laki yang sedang menelpon di depan mobil menoleh ke belakang ketika mendengar ada suara. Tapi tidak memeriksa karena sibuk menelpon.
"Tahan ya sayang, asal kamu bertahan mama akan bertahan juga demi kamu." bisik Kanara memeluk putranya yang berbaring dalam pelukannya. Untungnya bagasi mobil ini cukup besar hingga Kanara dan Bian tidak terlalu tersiksa bersembunyi di dalam sana.
Bian menyapu-nyapu pipi mamanya penuh sayang lalu mengecupnya.
"Bian sayang mama." Kanara tersenyum. Matanya berkaca-kaca. Kemudian keduanya terdiam begitu mendengar ada yang masuk ke dalam mobil.
Mobil itu lalu melaju meninggalkan lokasi tersebut. Entah mau pergi ke mana Kanara tidak peduli. Yang penting dia dan putranya bisa keluar dari daerah ini.
Perjalanan itu membutuhkan waktu lebih dari dua jam, sampai badan Kanara pegal semua. Ia baru lega saat mobil tersebut berhenti.
"Mobilnya berhenti ma!" suara kencang Bian berhasil menarik perhatian si pemilik mobil. Laki-laki itu keluar dari mobilnya, berjalan ke belakang dan membuka bagasi. Betapa kagetnya dia melihat ada seorang wanita dan anak kecil di dalam sana.
"Kau!" Pria tersebut masih ingat wajah si wanita.
Pliss lah masa iya tak tergugah jiwa kebapakanmu, Bian darah dagingmu
Lebih cepat tahu faktanya, kamu bisa melindungi Kanara, Bian sebelum konflik sama Damian
Brandon sat set harus cepat tes DNA harus dilakukan dengan cepat biar kamu cepat mendapatkan bukti yg akurat klu bian putramu
lanjut thor semakin seru nich
sukses terus buatmu thor🥰🥰
dia punya prinsif, walaupn rumah tangganya tidak baik baik saja tp dia tetap menyembunyikan keretakan rumahtangganya
apalagi dia menyadari bahwa dia dan brandon tidak punya hub apa2 kecuali karyawan dan bos saja
mangkanya brandon gercep dong.. biar tau kebenarannya
kasian bian yg ketakutan trs karena Damian. semoga Brandon dpt memberikan kasih sayang utk bian, anak & wanita yg di cari oleh Brandon 😊
biarkan autor yg berpikir dan bekerja menyatukan kalian hihihi 😄