NovelToon NovelToon
Gadis Tersembunyi Itu Putri Penguasa

Gadis Tersembunyi Itu Putri Penguasa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO
Popularitas:10.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Sucii Amidasari

.
.
.
Queen Adena Sasikirana Arundati,
seorang gadis cantik hidup di desa, tidak ada yang tau identitas sebenarnya kecuali sang ibu kandungnya saja (Dewi mustika), misteri kisah Dewi itu disimpan serapat-rapatnya.
mereka bahagia hidup di desa terpencil, berteman dengan binatang buas dan bergaul dengan alam.

suatu hari terjadi masalah yang membuat Nana harus ke Kota dan tujuan utama Nana adalah mencari tau siapa Papa kandungnya, Nana tidak suka konspirasi yang membuat hidup Mamanya menderita, mudah bagi gadis itu menemukan identitas Ayah kandungnya.

gadis yang tangguh, siapa Pria yang tidak akan jatuh hati padanya? Tuan Muda Arkatama jatuh cinta pada Gadis itu terlebih lagi saat tau identitas gadis tersembunyi di desa itu.

Nana kembali ingin membalas orang yang berani menyakiti hati Mamanya, Nana adalah gadis Ceria dan periang tapi jika dirinya sudah diusik, dendam !! Nana gadis yang sangat pendendam hingga bertekad untuk membalas perbuatan orang yang menyakiti ibu nya.
.
.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bertemu

.

.

.

ke esokan harinya.

Nana dan Dewi pergi ke Supermarket, mereka berbelanja membeli perlengkapan kue sebab Nana menganggur masih masa dihukum oleh Arka belum bisa bekerja.

Nana memakai topi dan masker, sedangkan Dewi hanya masker saja dan rambutnya disanggul biasa namun tak memudarkan kecantikan Dewi yang mirip anak gadis, apalagi anak rambut dewi berserakan. mereka disebut Tante dan keponakan, baik Nana maupun Dewi punya wajah cantik yang khas.

Nana mengedarkan pandangannya dan melihat Yardan sedang ada di tempat elektronik, "papa beli apa ya? ". gumam Nana pelan.

Nana menoleh ke Dewi yang sepertinya belum menyadari adanya Yardan, senyum usilnya pun terbit.

"aku akan pertemukan Papa sama Mama? ya walaupun tidak langsung cuss tapi setidaknya bernostalgia sedikit dengan tatap-tatapan tidak masalah kan? ". batin Nana

Nana merangkul Dewi yang tanpa sadar mengikuti langkah kaki anaknya, "mau kemana sayang? ". tanya Dewi.

"Nana mau beli acesoris ponsel Ma". jawab Nana tersenyum lebar.

Dewi pun menurutinya, dan Kini Nana sudah berada dibelakang Yardan yang menatap arah lain sambil berkacak pinggang, entah apa yang dipikirkan Papanya Nana itu.

"mau mainan yang mana sayang? ". tanya Dewi

"hmmm... boleh yang itu dilihat mbak? ". tanya Nana

si penjaga toko pun melayani Nana dan Dewi, Nana yang tak kunjung dapat respon dari Yardan pun kesal segera menyenggol Punggung Yardan dengan ujung sikutnya.

"eeeh...? Maaf Tuan? ". pekik Nana

Yardan membalik tubuhnya,

"kenapa sayang? ada yang luka? maafkan Putri say...? ". Dewi memegang lengan Nana dan menatap ke arah Yardan pun membeku ditempat.

"Eeh..? Tuan?". sapa Nana menurunkan maskernya dan Yardan pun tertegun.

"Nana? ". Yardan sampai sedikit menunduk demi memastikan ini Nana atau tidak sebab topi Nana menutupi wajah gadis cantik itu tapi suaranya jelas itu suara Nana.

"iya Tuan, ini aku Nana". jawab Nana menaikkan sedikit topinya.

"kamu disini? apa dia ibumu? ". tanya Yardan melihat ke arah Dewi.

Dewi terlihat panik melihat kiri-kanan,

"iya ini Mamaku Tuan, bukankah Tuan penasaran dengan Mamaku? ini dia mamaku". Nana merangkul lengan Dewi yang mana Nana tau gelagat mamanya mau melarikan diri.

"kenapa ma? ". tanya Nana pura-pura tidak mengerti melihat kegelisahan Mamanya.

Nana harus membuat adegan senatural mungkin, Nana tau Mamanya masih sangat mencintai Papanya tapi tidak punya kesempatan bertemu dengan Yardan karna kelicikan wanita itu (Emma).

"tidak apa sayang". jawab Dewi menaikkan maskernya supaya Yardan tidak mengenalinya.

Yardan adalah orang yang Pintar, dia tau gelagat Dewi yang tidak bisa tenang bahkan tidak berani menatapnya.

"Yardan". Yardan mengulurkan tangannya.

"Hmm.. Wiwi". balas Dewi mengulurkan tangannya membalas sapaan Yardan namun Yardan bisa merasakan tangan Dewi begitu dingin.

"Wiwi? tunggu.. tunggu.. mama? sejak kapan nama mama jadi Wiwi?". tanya Nana dengan polos.

Yardan menatap Dewi dengan intens sementara Dewi sudah kelabakan dan menutup bibir putrinya.

"Maaf Nona.. apa acesoris Ponselnya jadi? ". tanya pelayan Toko

"hmmfftttt..? ". Nana mengangguk-ngangguk.

"Mama ke Toilet dulu sayang". izin Dewi segera melarikan diri dari sana setelah melepaskan bekapan nya ke Nana.

Yardan menatap Dewi, "Nana..? apa itu memang mamamu? ".

"tentu saja Tuan, masa iya aku tidak tau mamaku sendiri". jawab Nana yang masih fokus dengan kegiatannya mencari mainan ponselnya.

Yardan dengan cepat berlari mengejar Dewi, sedangkan Nana malah pura-pura tidak tau.

"yang ini aja mbak! ". pinta Nana

"baik Nona". jawab pelayan toko

"tolong dipasangkan sekalian ya Mbak". pinta Nana

"baik Nona". jawab pelayan toko

"Nona, kami sedang ada promosi".

Nana memiringkan wajahnya menatap gadis itu, "promosi apa? ". tanya Nana

"Mainan ini ada pasangannya Nona, apa Nona mau beli? jika anda beli maka kami akan berikan diskon 20% untuk Nona yang sangat cantik".

Nana tersenyum lebar, "tapi. ak....?". Nana tiba-tiba memikirkan Arka.

"baiklah..! aku ambil pasangannya". jawab Nana tersenyum

alhasil Nana membayar semuanya lalu berbalik dan terlihat kebingungan.

"dimana Tuan tadi Mbak? ". tanya Nana

"saya tidak tau Nona, tapi sepertinya Ibu Nona tadi izin ke Toilet".

Nana pun mengucapkan terimakasih, Nana menurunkan topinya dan memasang kembali maskernya.

"kenapa mama tidak mau mengaku ya? apa karna takut dengan Nyonya Licik itu? ". gumam Nana

sementara ditempat lain

Yardan mencekal tangan Dewi, Dewi berbalik dan membulatkan matanya tak percaya Yardan akan benar-benar mengejarnya.

"apa Nana tadi Putrimu? ". tanya Yardan serius.

"i.iya Tuan". jawab Dewi berusaha melepaskan cekalan tangan Yardan.

"ini memang terdengar konyol dan tidak masuk akal, bisakah aku melihat rupamu? ". tanya Yardan

Dewi terlihat sekali gelisah bahkan Yardan bisa melihat keringat di pelipis Dewi, "maaf Tuan saya pergi!! ". ujar Dewi begitu pelan.

"tapi aku butuh kejujuranmu.. apa Nana anakku? ". tanya Yardan saat Dewi berbalik membelakanginya.

DEG!!

Dewi mematung ditempat, ia tidak menyangka Yardan mengenali putrinya padahal ia sangat yakin Nana tidak mirip dengan Yardan tapi kenapa Yardan bisa tau.

"Mama? ". panggil Nana

Nana berlari ke Dewi dan merangkul bahu Dewi, "Tuan apakan Mama saya? kenapa Mama saya bisa begitu dingin dan ketakutan? ". tanya Nana membentak ke Yardan.

"maaf Papa". batin Nana

"bukan sayang..! Pap.. Eh... Tuan Yardan tidak salah". Dewi berbicara ke Putrinya.

hati Nana begitu ingin tertawa sebab mamanya keceplosan,

"Pap? ". batin Yardan mengerutkan keningnya semakin curiga pada sosok wanita disamping Nana ini.

"Nana..? aku merasa punya hubungan dengan Ibumu..! bisakah kamu beri aku waktu bicara dengannya? ". tanya Yardan

Nana melihat tangan Dewi meremas pergelangan tangan Nana dan Nana melihat ke Dewi yang tampak memelas untuk tidak membiarkan Yardan berbicara dengannya.

Nana beralih ke Yardan, "maaf Tuan..! Mama saya terlihat tidak mau bicara dengan anda, Tuan tadi dipanggil oleh mereka mengenai ponsel Tuan".

Yardan hendak bicara tapi ditatap tajam oleh Nana, Yardan tak lagi memaksa dan terpaksa ia membiarkan Nana pergi bersama Dewi.

"maafkan Nana Pa, sekarang Papa makin curiga 90% pada Nana kan? Nana minta Papa harus lebih bisa menjaga kesehatan". batin Nana yang melihat wajah papanya semakin tirus.

.

Dewi dan Nana tiba di Rumah.

"Mama baik-baik aja? ". tanya Nana mendudukkan Dewi di kursi dan Nana berjongkok didepan Dewi dan memegang lutut Dewi.

"bagaimana kamu bisa kenal dengan Tuan Yardan sayang? ". tanya Dewi serius.

"Bukankah Nana pernah ajak mama ke Panti untuk acara relawan? saat itu Nana bertemu dengan Tuan Yardan, dia relawan tetap panti sejak dulu Ma". jawab Nana

Dewi terdiam

"kenapa ma? apa dia musuh mama? kalau tau dia memang musuh Mama Nana akan mengerjainya besok". cecar Nana lalu mengepalkan tangannya di udara.

Dewi memegang tangan Nana, "bukan sayang.. dia bukan musuh mama".

"terus siapa ma? kenapa mama keliatan ketakutan saat bicara dengan Tuan Yardan? ". tanya Nana

Dewi menghela nafas panjang, "sebenarnya dia Papamu sayang, kamu jangan menyalahkannya ya? papamu tidak tau tentang mama nak".

Nana melebarkan matanya pura-pura kaget dan tak percaya.

"bagaimana mungkin ma? dia Tuan Yardan Wijaya ma, kalau dia memang Papa Nana kenapa Mama malah ketakutan tadi? ". Nana pura-pura tidak percaya.

Nana bisa mendapatkan penghargaan berkat aktingnya yang terlampau apik dan sempurna itu, jangankan sekedar curiga menaruh perasaan curiga pun pada siasat Nana itu tidak ada.

.

.

.

bener tuh.. bahkan Nae pun ketipu, hehe.. Nana ratu Drama deh..

.

.

.

1
ana cahaya
Luar biasa
Qaseh Khadijah
Biasa
Qaseh Khadijah
Kecewa
Sugi Yatmi
Luar biasa
Yami Yani
seru thor
Aishah Yusoff
Luar biasa
Sisca Audriantie
❤❤❤❤
Tutie Arkan
bc ini serasa kembali ke crita jadul ttg misteri 5 sekarang...
Umrida Dongoran
Mantap kakak, semkga kepintaran kk nular ke aku, jangan lupa singgah ke novel aku ya ka: REMBULAN DI BALIK AWAAN
Anonymous
jgn kebykan berputar2nya thor, sayang critanya sdh bagus
Anonymous
bingkar sekalian aja kl yunis sdh berkianat ama yardan
Anonymous
bongkar kebusukan yunus
Ellya Muchdiana
Sama bejatnya seperti emaknya
Anonymous
knp yunus tdk dimata2 i, katanya sdh curiga
Kini Wati
kenapa Nana selalu bilang anna sama Caca cilik padahal mereka sudah remaja 14 tahunan,
halimatus Sakdiyah
/Drool/
Anonymous
celien bkn anak kandung yardan
Jopiterreincaley
Kecewa
halimatus Sakdiyah
aku berpikir kok bs ya tak sekolah ,tanpa ada yg bimbing Na na jg genius banget,salut
tapi lanjut
Chairul Usman
bener tuh,kok bisa nana jdi nae
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!