S1 dan S2
Levita Mutiara yang dikenal sebagai dokter ajaib dari abad 21 mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Dengan tangan ajaibnya dia mampu menarik orang dari kematiannya.
Karena kecelakaan mobil yang menimpanya, dia bertransmigrasi ke tubuh seorang cucu perdana mentri yang diasingkan karena bodoh dan dianggap sampah, bernama Bai Xingxing.
Apakah Levita mampu menjalani kehidupannya sebagai Bai Xingxing dan membalaskan dendamnya pada orang-orang yang telah menindasnya selama ini?
Di sisi lain, karena bakatnya dalam pengobatan, membuat banyak orang kagum padanya hingga berhasil mencuri perhatian Kaisar Iblis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lady_ma97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19 : Kaisar Iblis
Desa Daotian. Provinsi Laut.
"Sepertinya kita kehilangan jejak gadis itu."
Xi Mobai tiba-tiba menyentuh topeng yang menutupi luka bakar di matanya. Rasa sakit ditubuhnya yang disebabkan oleh racun api semakin terasa menyakitkan setiap malamnya.
"Bawahan ini akan mencari tahu tentang gadis itu Tuanku."
Xi Mobai menghela nafas, "Hahh.. Berapa lama aku harus menanggung rasa sakit ini?"
"Kita kembali ke Hutan Iblis."
"Baik Tuanku."
Kedua pria itu mengendarai kuda untuk kembali Provinsi Iblis.
...----------------...
Hutan Iblis. Provinsi Iblis.
Xi Mobai memacu kudanya ke tengah hutan yang merupakan markas para pasukannya.
Tuk.. Tuk.. Tuk..
Xi Mobai atau yang lebih dikenal Kaisar Iblis, merupakan pemimpin Pasukan Iblis yang terkenal di seluruh Benua Utara. Pasukan Iblis adalah pasukan militer yang dilatih oleh Xi Mobai dengan pelatihan yang luar biasa mengerikan. Di seluruh Benua Utara, belum ada satupun entitas yang sanggup mengalahkan Pasukan Iblis milik Xi Mobai. Bahkan, pasukan militer Kaisar Ziran dan Kaisar dari Kekaisaran lain tunduk dibawah Pasukan Iblis.
Pasukan Iblis milik Xi Mobai berjumlah 100.000 prajurit. 500 Pasukan Iblis sudah cukup untuk meratakan satu Kekaisaran. Itulah kenapa, tidak ada yang berani menyinggung Kaisar Iblis dan Pasukan Iblisnya.
Meskipun Xi Mobai bukanlah Kaisar dari sebuah Kekaisaran, namun semua orang sudah menggap pria itu sebagai pemimpin yang tidak terkalahkan. Keberadaannya, mengalahkan kekuasaan Kaisar manapun.
Setelah beberapa lama, kuda hitam milik Xi Mobai sampai di depan sebuah gua yang menjadi markas pasukannya. Xi Mobai meninggalkan kudanya dan memasuki gua batu yang pintu masuknya ditutupi daun-daun rambat.
Para prajurit yang sedang berlatih menghentikan latihan mereka begitu melihat pemimpin mereka datang. Mereka segera menunduk dan menekuk satu kaki mereka untuk memberi hormat.
"Salam Tuanku."
Xi Mobai menatap semua pasukannya dan melambaikan tangannya. "Berdirilah."
"Aku akan meninggalkan Provinsi Iblis selama beberapa waktu untuk pergi ke Provinsi Langit untuk menghadiri pelelangan. Kalian tetaplah di sini dan terus berlatih." Jelas Xi Mobai.
"Baik Tuanku."
Xi Mobai segera meninggalkan Hutan Iblis dan menunggangi kudanya menuju Provinsi Langit.
Setelah beberapa lama perjalanan, Xi Mobai sampai di depan Istana Kekaisaran. Dia mendekati para prajurit yang berjaga dan menunjukkan token miliknya. Begitu para prajurit melihat token tersebut, mereka segera membungkuk hormat dan mempersilahkan pria itu masuk.
Xi Mobai melangkah masuk ke aula Istana. Kasim ketua yang menyadari keberadaan Xi Mobai segera menyambutnya.
"Tuan Xi.."
Xi Mobai mengangguk. "Kasim ketua, aku ingin bertemu dengan Zi Feng. Di mana dia?"
"Putra Mahkota saat ini berada di kediamannya, Tuan Xi. Putra Mahkota beberapa waktu lalu terluka, jadi sedang beristirahat." Jelas Kasim ketua.
"Kalau begitu aku akan menjenguknya."
"Baik Tuan Xi. Mari saya antar."
Beberapa saat kemudian, di Kediaman Putra Mahkota.
Penjaga yang berjaga di depan ruangan Putra Mahkota membungkuk hormat pada Xi Mobai. Pria itu melangkah masuk ke ruang tidur Putra Mahkota.
Kriettt..
Seorang pria berpakaian hijau terlihat duduk dan bersandar di sandaran tempat tidur kayu sambil membaca sebuah buku.
Pria berpakaian hijau itu mendongak begitu mendengar suara pintu yang terbuka.
Xi Mobai mendudukkan dirinya di sebuah kursi dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri, "Aku tidak melihatmu selama beberapa waktu dan kau berakhir mengenaskan seperti ini."
Putra Mahkota menutup bukunya dan beranjak dari tempat tidur untuk menghampiri teman baiknya itu.
"Aku hanya sedang sial." Balas Putra Mahkota santai.
"Siapa?" Tanya Xi Mobai.
"Pemburu Malam."
Xi Mobai memperingatkan, "Berhati-hatilah. Seseorang merasa tidak sabar untuk merebut tempatmu."
"Aku tahu." Jawab Putra Mahkota santai.
Xi Mobai menatap Putra Mahkota dengan satu alis terangkat, "Sepertinya lukamu sudah membaik?"
"Kau benar. Awalnya lukaku cukup parah. Namun, seseorang yang memiliki kemampuan medis luar biasa mengobati lukaku." Jawab Putra Mahkota dengan ekspresi serius.
Xi Mobai menatap penasaran, "Siapa? Tabib Istana?"
Putra Mahkota memutar matanya malas, "Jika itu Tabib Istana, aku mungkin masing terbaring di tempat tidur saat ini. Saat aku terluka dan melarikan diri ke sebuah desa kecil, seorang gadis menemukanku dan mengobati semua lukaku. Bahkan, luka dalamku sembuh dalam sekejab."
Xi Mobai mengerutkan keningnya, "Seorang gadis?"
"Benar."
Apa itu gadis yang sama yang sedang aku cari?
Putra Mahkota menatap Xi Mobai, "Tinggal lah di sini sementara. Ayah Kaisar akan mengadakan sayembara untuk mengobati adikku. Mungkin kau akan mendapatkan keberuntunganmu dan bertemu ahli medis hebat yang mengerti racun api di sayembara itu."
"Aku tahu. Itu memang tujuanku."
Putra Mahkota mendengus, "Huh, aku pikir kau datang ke sini karena peduli padaku!"
"Siapa yang mau peduli pada pria tua lajang sepertimu." Balas Xi Mobai malas.
Putra Mahkota menatap temannya itu dan bertanya dengan serius, "Bagaimana racun ditubuhmu?"
"Semakin memburuk." Jawab Xi Mobai tenang.
Mereka berdua saling tenggelam dengan pikiran masing-masing.
Xi Mobai : Aku harap aku akan segera menemukan gadis itu!
Putra Mahkota : Nona, apa kita akan bertemu lagi?
...----------------...
Paviliun Megui. Kediaman Bai.
Saat semua orang di Paviliun Megui pergi, Bai Xingxing dan pelayannya memasuki Paviliun dengan santai. Bai Xingxing mendapati pelayan yang sebelumnya dipukul dengan papan kayu oleh Xu Luo masih tergelatak di lantai dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Tubuhnya penuh luka karena diinjak-injak oleh pelayan lain yang berlarian keluar menghindari kejaran lebah api.
Bai Xingxing melipat tangannya di dada, "Sepertinya dia sudah mati."
"Apa yang harus kita lakukan dengan pelayan ini, Nona?" Tanya Xu Luo.
Bai Xingxing berkata dengan acuh tak acuh, "Sudah mati mau diapakan lagi? Buang saja."
"Lempar tubuhnya keluar!" Tambahnya.
Xu Luo segera menyeret tubuh pelayan itu dan melemparkannya ke halaman.
Bai Xingxing segera masuk dan mengamati ruangan di dalam. Dia mengerutkan dahinya saat mendapati seluruh ruangan penuh dengan nuansa merah muda.
Apa gadis idiot itu penggila warna pink? Semunya sungguh menusuk dimata!
Bai Xingxing mengamati setiap sudut ruangan dengan wajah risih.
"Xu Luo, jangan lupa untuk mengganti semua perabot yang ada di tempat ini. Warna apapun terserah, selama itu bukan merah muda!" Perintah Bai Xingxing dengan kesal.
"Bagaimana bisa gadis idiot itu bertahan hidup di tempat yang menyakiti mata seperti ini! Seleranya buruk sekali!" Lanjutnya.
"Baik Nona."
Xu Luo tiba-tiba mengingat sesuatu dan bertanya, "Nona, sebenarnya apa yang Nona lakukan pada Nona Ketiga dan para pelayannya sampai mereka dikejar lebah api?"
Bai Xingxing tertawa saat mengingat wajah para pecundang itu yang ketakutan. "Haha.. Aku memberi mereka bubuk pemikat serangga. Kebetulan di sekitar tempat ini ada sarang lebah api, jadi anggap saja itu adalah kesialan mereka."
Bubuk pemikat serangga adalah sejenis racun ringan. Bubuk itu akan memikat serangga jenis apapun, dan sepertinya Bai Yu benar-benar sedang sial karena yang terpikat oleh bubuk itu adalah lebah api. Jika yang terpikat adalah semut atau serangga lain yang tidak berbahaya, gadis idiot itu mungkin tidak akan semenderita itu. Kesialan Bai Yu adalah keuntungan bagi Bai Xingxing.
Xu Luo tiba-tiba menjadi khawatir, "Bagimana jika Nyonya Lu tahu dan memarahi Nona?"
"Biarkan saja rubah tua itu tahu. Justru bagus jika dia tahu, karena memang itu yang aku inginkan." Balas Bai Xingxing acuh tak acuh.
Nona sepertinya sudah tidak peduli dengan Nyonya Lu. Baguslah jika seperti itu, Nona tidak akan dirugikan lagi oleh mereka.
Bai Xingxing mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Dia tiba-tiba mengerutkan hidungnya saat mencium aroma bedak dan wewangian yang tajam.
"Benar-benar gadis idiot berselera buruk!"
"Siapkan air, aku ingin menyegarkan tubuhku." Perintah Bai Xingxing pada pelayannya.
Setelah ini, gadis idiot itu pasti akan mengadu pada ibunya. Aku harus bersiap untuk menyambut rubah tua itu!
"Airnya sudah siap Nona." Ucap Xu Luo.
Bai Xingxing yang memasuki ruang mandi, lagi-lagi harus dibuat kesal dengan pemandangan yang ada di hadapannya.
Dia merasa frustasi, "Astaga! Rasanya aku ingin menenggelamkan otak gadis idiot itu!"
Bai Xingxing berdecak kesal. "Ck."
"Sudahlah! Aku tidak akan menjatuhkan levelku hanya untuk menanggapi selera buruk gadis idiot itu!"