NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:603
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Verlie segera tersadar dan segera bangun. Ia merapikan bajunya sambil menunduk menutupi rona merah di wajahnya.

"Aku mau berbaring," jawabnya.

"Berbaringlah disini!" ucap Naja menepuk kasur di sampingnya.

"Tidak usah, kamu tidurlah!" Verlie segera berbaring di karpet membelakangi Naja.

"Kamu marah?" tanya Naja.

"Tidurlah, aku sangat mengantuk. Nanti kita bicara," ucap Verlie. Naja kembali membaringkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamar. Naja berpikir, entah apa yang membuatnya mengejar Verlie sampai dikosan. Saat tak melihat Verlie ia merasa ada yang hilang.

Naja tersenyum samar, hal yang jarang dilakukannya mengingat ia sangat tak pedulian dengan sekitarnya. Naja duduk dan menatap punggung Verlie sambil tersenyum. Ia memutuskan akan mengejar cinta gadis itu. Gadis dengan segala kesederhanaan, apa adanya, yang benar mau berteman dengannya bukan melihat dari harta dan ketampanannya saja. Verlie terang-terangan menolak segala bantuan yang dia berikan bila tanpa timbal balik.

Naja kembali berbaring sambil memainkan ponselnya, tak lama kemudian Naja menggendong Verlie dan meletakkan gadis itu di ranjang. Entah sejak kapan ia menyukai gadis itu yang jelas sekarang perasaannya berbunga-bunga bahagia.

Naja menyingkirkan rambut yang menutupi mata Verlie. Ia tersenyum lalu berbaring di karpet. Ia tak mau badan Verlie sakit karena tidur di bawah. Tak lama kemudian Naja pun ikut tertidur.

* * *

Suara ponsel Naja yang berdering membangunkan Verlie dari tidurnya. Verlie duduk, mengusap wajahnya dan melihat Naja yang tertidur nyenyak sementara ponsel di sampingnya terus berbunyi.

"Ihhh... Tidur sampai tidak mendengar apapun!" omel Verlie. Ia turun dari ranjang dan menyadari bahwa ia tidur di atas, bukannya tadi dia yang tidur di lantai beralaskan karpet?

"Ja.... Telepon!" Verlie menggoyangkan tubuh Naja. Ia melirik ke ponsel Naja dan terlihat nama Lea di sana. Verlie buru-buru membangunkan Naja dengan lebih keras, ia malas berurusan kembali dengan Lea.

"Hmmm... Kenapa Ver?" tanya Naja masih memejamkan matanya.

"Ponsel kamu berdering terus!" ucap Verlie sambil terus menggoyangkan tubuh Naja agar segera bangun. Dering ponsel kembali mati, tapi tak lama kemudian berbunyi lagi. Verlie jadi kesal mendengarnya.

"Naja!" teriak Verlie agak keras. Naja gelagapan dan membuka matanya, lalu tersenyum.

"Kenapa sayang?" tanyanya lembut, Verlie bergidik mendengarnya dan segera menjauh dan merangkak naik ke ranjang kembali.

"Ponsel kamu tuh!" tunjuk Verlie pada benda yang terus berdering. Naja meraih ponselnya dan menekan tombol hijau.

"Hmmmm...?" adalah kata pertama Naja.

"......."

"Di kostan Verlie," jawab Naja santai sambil melirik Verlie yang melotot di ranjangnya. Naja bergerak naik ke ranjang mendekati Verlie sambil menjawab telepon dari Lea.

"......"

"Aku tertidur, apa ada sesuatu?" tanya Naja dan duduk di hadapan Verlie.

"...."

"Tidak! Malam saja! Aku sedikit sibuk!" ucap Naja sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Verlie. Verlie segera menutup wajahnya dengan bantal, Naja tersenyum melihat Verlie yang ketakutan.

"....."

"Sudah ya, aku sibuk!" Naja segera mematikan ponselnya dan melemparnya ke samping. Lalu menarik bantal yang menutupi wajah Verlie.

"Kenapa hmmm?" tanya Naja.

"Kamu serem! Sana menjauh! Kenapa malah naik ke sini sih!" ucap Verlie.

"Tidak mau! Aku mau di sini!" ucap Naja.

"Ya sudah, awas! Aku mau..."

"Tidak! Tetap di sini!" pinta Naja memotong pembicaraan Verlie. Verlie menatap Naja sebal mengingat yang baru saja menelepon Naja adalah Lea, ditambah lagi Naja mengatakan dirinya sedang berada di kos Verlie.

"Ja... Please!" pinta Verlie. Naja hanya diam dan menatap Verlie dalam.

"Oke aku akan melepaskan kamu tapi jawab pertanyaanku," ucap Naja.

"Apa?"

"Kenapa kamu pulang ke kos tidak bilang?" tanya Naja.

"Aku mau bilang ke kamu, tapi kamu masih tidur. Jadi aku nitip bilang melalui Kefin," Verlie menjelaskan. Naja menarik napasnya sesaat.

"Itu rumahku, harusnya kamu bilang ke aku," ucap Naja.

"Iya tahu, aku tidak mau mengganggu kamu jadi aku bilang ke Kefin. Dan lagi aku mau dimana dan nyamannya aku dimana itu juga keputusanku," ucap Naja.

"Kamu tidak nyaman di rumahku?" tanya Naja menajamkan matanya, membuat Verlie bergidik ngeri.

"Nyaman dan betah. Apalagi ada kalian. Tapi seperti yang aku bilang, aku mau menyelesaikan skripsiku. Kegiatan kampus juga sedang banyak dengan jadwal yang masih belum terjadwal. Jadi aku memutuskan untuk kembali ke kos, agar memudahkan kalau mendadak harus ke kampus," Verlie menjelaskan.

"Hmmmm begitu... Ya sudah aku juga pindah ke sini!" ucap Naja seenteng itu. Verlie membelalakkan matanya tak percaya.

"Baaimana bisa kamu memutuskan begitu!" tanya Verlie sambil memukul pelan bahu Naja.

"Tentu saja bisa, aku mau dimana dan nyamanku dimana aku juga berhak dong," ucap Naja mengulang kalimat Verlie.

"Tidak bisa! Tidak berlaku untukmu!" ucap Verlie mendorong tubuh Naja hingga hampir terjatuh dari ranjang. Verlie segera berjalan menuju meja belajarnya dan minum. Berdebat dengan Naja membuatnya haus.

"Tentu saja tidak berlaku. Aku sudah bekerja dan perusahaan itu milikku. Aku bebas masuk jam berapa saja," ucap Naja.

"Cih! Bagaimana mungkin perusahaan memiliki bos yang jam masuknya sembarangan. Nanti karyawanmu meniru!" ucap Verlie.

"Hmmm tidak juga! Terserah kamu. Mengizinkan atau tidak tapi besok aku akan pindah kesini!" ucapnya.

"Apaaa? Ke sini?" tanya Verlie nyaris tersedak air minum.

"Maksudku wilayah sekitaran sini. Bukan di kosanmu yang sangat sempit ini. Mana gerah lagi," ucap Naja membuat gerakan mengipasi wajahnya dengan tangan.

"Makanya disini tidak cocok untukmu, lebih baik kamu di rumahmu. Ada Kefin, jimy dan Lea," ucap Verlie.

"Tidak juga, aku suka juga lingkungan di sini," ucap Naja. Verlie menyebik kesal. Lingkungan apa yang disukai Naja di sini? Kosan sempitnya hanya memiliki satu jendela yang menghadap ke jalan raya menuju kampusnya. Sekelilingnya juga berisi kos-kosan, bangunan perumahan dan kampusnya juga bisa terlihat dari kosannya. Apanya yang menarik? Justru di rumah Naja halamannya masih asri, jauh lebih nyaman dan sejuk.

"Terserah!" jawab Verlie. Ia segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

Saat kembali, ia melihat tumpukan kantong belanjaan di atas meja belajarnya. Terlihat juga beberapa minuman dingin yang terlihat segar.

"Kamu memesan makanan sebanyak ini?" tanya Verlie gemas.

"Iya, aku lapar. Dan aku lihat kamu tidak punya dapur untuk memasak. Kamu juga tidak punya stok makanan. Jadi aku memesannya," jawab Naja cuek sambil membuka satu per satu makanan tersebut. Naja mengajak Verlie untuk makan bersama meski ini sudah kesorean jika dikatakan makan siang.

Verlie duduk di hadapan Naja dan memakan makanannya dalam diam. Sejujurnya ia juga sedang lapar, cuma malu mau mengatakannya. Ia tadi sengaja tidur agar Naja pulang ternyata pria itu bertahan di kosannya.

"Pelan-pelan makannya, nanti sakit perutmu," ucap Naja sambil mengelap sudut bibir Verlie dengan tisu. Sesaat Verlie terdiam. Ini seperti de javu...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!