Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Apa?!
Tap.. Tap.. Tap..
"Presdir, jam 17:00 sore nanti ada meeting dengan perusahaan Y Company. Setelah itu anda juga ada acara makan malam dengan tuan Choi, dan jam--
"Kau gantikan aku." Ucapnya memotong pembicaraan.
Yejun langsung membulatkan matanya terkejut, bisa-bisanya Taejun melimpahkan semua pekerjaan penting ini dan membiarkan Yejun menggantikannya. "Pak, ini kan meeting penting, bagaimana jika mereka tak mau bekerja sama lagi dengan kita?"
"Aku percayakan semuanya padamu, bonus 50 juta apa cukup?" Tanyanya dan langsung menoleh pada Yejun.
Glek.
'Uang... Gila 3 jam di bayar 50 juta? Sepertinya aku tak boleh menolak lagi, lumayan buat beli popok anakku.' Ucap batinnya dan langsung berbinar.
"Pak, emang anda gak takut bangkrut, kah?" Celetuknya.
"Uang segitu bagiku sedikit, 50 juta sih hanya untuk beli sendal jepit saja." Timpalnya dengan wajah santainya.
Yejun menganga tak percaya melihat reaksi atasannya ini, ucapannya memang benar, tapi bagi Yejun uang segitu cukup banyak.
"Ah, baiklah.. Saya setuju, ngomong-ngomong anda ada acara penting apa, pak?" Tanyanya penasaran.
Taejun tak menjawab dan hanya menyunggingkan senyumannya, sesungguhnya dalam hatinya dia sedang senang karena nanti malam akan bertemu dengan Sihyun.
"Oh iya, tolong pindahkan meja kerja manajer Kim Sihyun dan tempatkan bersebelahan dengan ruanganku." Ucapnya melanjutkan langkahnya kembali.
Yejun langsung menaikan satu alisnya dengan ekspresi yang kebingungan. Mendengar ucapan Taejun barusan, membuatnya merasa heran. "A-apa? Manajer Kim?"
"Hm, jangan banyak tanya lagi, kau patuhi saja ucapanku."
"Ah, baiklah."
*****
Di tempat lain tepatnya di kediaman Kim Sihyun. Sihyun nampak sedang rebahan di ranjang sambil menatap lampu yang berada di atasnya, dia memikirkan sesuatu untuk nanti malam bertemu Kim Taejun.
"Gak papa kan kalau aku mengajaknya makan malam di rumahku..?" Gumamnya. "Aku harus bergerak cepat supaya Taejun berada dalam genggamanku."
Ceklek.
Pintu kamar pun terbuka, terlihat Baek Siho sedang membawa mangkuk berisi bubur dan juga teh hangat.
"Eh, kau bawa apa itu?" Tanya Sihyun langsung terbangun merubah posisi menjadi duduk.
"Aku baru selesai membuatkanmu bubur. Ayo makan, bukankah ini waktunya kau minum obat."
Sihyun hanya mengangguk pelan saat mendengar ucapan Jiho, dia pun membenarkan duduknya dan menerima mangkuk berisi bubur yang di buat Jiho.
Jiho memang selalu perhatian pada Sihyun, pertemanan mereka yang sudah menginjak 7 tahun ini masih tetap berjalan baik.
"Jiho, kau masih belum menjawab ucapanku..!" Ucap Sihyun menatap Jiho dengan penasaran.
"A-apa??" Ucapnya tiba-tiba gugup.
Tangan Sihyun langsung menunjuk sesuatu kebagian leher Jiho, Jiho pun paham dan mencoba mengalihkan pembicaraannya lagi. "Aduuuh, perutku sa--
"Yakkk Baek Jiho, jangan pura-pura lagi cepat jujur!!" Pekik Sihyun memotong pembicaraannya.
Jiho menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan kebingungan untuk mencari jawaban atas pertanyaan Kim Sihyun. 'Ah, sial. Masa aku harus mengatakan yang sebenarnya kalau aku habis tidur dengan wanita siluman itu? Bisa-bisa Sihyun mengutukku jadi kera.' Ucap batinnya.
Sihyun pun memicingkan matanya dan menatap curiga pada sahabatnya tersebut. "Jiho... Jangan-jangan kau sudah melakukan a--
Drrrtttt.. Drrrrttt..
"Sihyun, ponselmu bergetar tuh." Timpalnya memotong pembicaraan.
Dengan cepat Sihyun pun mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan melihat siapa yang meneleponnya. "Taejun..." Gumamnya.
Jiho langsung menoleh saat mendengar gumaman Sihyun yang masih terdengar. Wajah Jiho berubah menjadi datar dan menatap tak suka.
"Hallo, pak? Ada yang bisa saya bantu?" Mengangkat telepon sambil melirik Jiho sekilas.
[....]
"A-apa? Kenapa anda tidak memberitahu saya lebih dulu? Tunggu saya sebentar, saya akan ke bawah sekarang." Pekik Sihyun dan langsung mematikan teleponnya.
Saat itu juga Sihyun langsung bergegas mengambil jaket untuk menemui Taejun yang sedang berada di parkiran, di tak menyangka bahwa Taejun akan datang sekarang.
"Jiho, kau harus keluar rumahku sekarang!! Taejun ada di parkiran bawah, jangan sampai dia melihatmu di sini, bisa-bisa rencanaku gagal." Ucapnya kalang kabut.
Grep.
Tiba-tiba Jiho mencekal tangan Sihyun dan menatapnya dengan tatapan sendu. "Bisakah kau gagalkan rencanamu ini?"
"Apa? A-apa yang kau maksud? Aku susah payah membuat rencana i--
"Aku cemburu, Sihyun."
Deg.
To be continue.