Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Fakta kartu kredit di tangan Kirana
Sementara itu di tempat lain, Kirana kini berada di sebuah toko elektronik sambil memilih sebuah ponsel dan juga komputer yang hendak ia bawa pulang.
Kirana melihat-lihat pajangan yang ada di sana dan mempelajari spesifikasi setiap barang elektronik itu.
Para pelayan yang melihatnya mengerutkan kening Mereka, seorang perempuan dengan pakaian yang lusuh sedang berkeliaran membawa paper bag yang berasal dari brand Hermes.
Terutama paper bag tersebut terlihat sangat asli dan tidak ada bedanya dengan paperbag yang ditenteng oleh para perempuan lain yang juga selesai
berbelanja Di toko Hermes.
"Kau yakin paper bag itu asli?"
"Tidak ada bedanya dengan yang dipegang perempuan kaya itu, tapi bagaimana bisa perempuan berpakaian seperti itu membeli barang dari Hermes?"
"Palingan dia mencurinya, kau saja yang melayaninya dan aku melayani perempuan kaya di sana."
"A,, apa?" Sang pelayan yang berambut pirang merasa cukup kesal dengan temanya yang berambut hitam.
Meski begitu, pelayan berambut pirang itu cepat-cepat menghampiri Kirana, "Ada yang bisa saya bantu?" Tanya sang pelayan bersikap sopan.
Meski dia tidak yakin kalau Kirana bisa membeli barang mahal di tempat mereka, tapi setidaknya perempuan itu masih memiliki peluang untuk membeli aksesoris di tempat mereka yang memiliki komisi penjual dan yang cukup kecil namun lumayan untuk uang jajan.
Lagi pula toko mereka cukup sepi, hanya ada dua pelanggan yang masuk sementara yang lainnya hanya lalu lalang di depan toko.
"Tunjukkan padaku komputer dan sebuah ponsel yang memiliki spesifikasi terbaik," ucap Kirana membuat sang pelayan terkejut.
"Kau bilang komputer dengan spesifikasi terbaik?" Tanya sang pelayan.
"Ya," jawab Kirana dengan singkat.
"Bisa saja, tapi apakah kau yakin ingin membelinya? Karena ini--"
"Simpan kartu kreditku!" Ucap Kirana sambil menyerahkan kartu kredit miliknya membuat sang pelayan di sana melotot sempurna melihat logo berwarna emas pada kartu kredit hitam itu.
"Oh,, tentu saja! Silakan ikuti aku," kata Sang pelayan dengan cepat berlari mendahului Kirana hingga mereka tiba di sebuah ruangan khusus.
Perempuan itu membiarkan Kirana duduk di sofa sementara dia menyiapkan minuman dan cemilan untuk Kirana, "tunggu sebentar, aku akan mengambil barangnya," ucap sang pelayan segera berlari pergi dari sana dan dia pergi ke kasir terlebih dahulu untuk mengecek kartu kredit di tangannya apakah berfungsi dengan baik atau tidak.
Perempuan itu bersorak kegirangan ketika ia melihat kartu kredit tersebut berfungsi dengan baik.
"Yai!!!" Seru sang pelayan tidak bisa menahan rasa senangnya.
Rekan-rekan pelayan yang lain yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing Langsung menatap ke arah pelayan berambut pirang itu hingga membuat sang pelayan berambut pirang menutup mulut dengan kedua tangannya.
Pelayan rambut hitam yang tadi menugaskan rekan temanya melayani Kirana langsung menghampiri pelayan rambut pirang itu, "ada apa?" Tanya pelayan berambut hitam dengan penasaran.
"Terima kasih banyak sahabatku," ucap pelayan berambut pirang memeluk perempuan berambut hitam yang ada di hadapannya.
"Ada apa kau ini?" Gerutu pelayan berambut hitam sambil mendorong temannya.
"Setelah bekerja hari ini aku akan mentraktirmu sampai perutmu kenyang!" Ucap pelayan berambut pirang sebelum pergi dari sana tanpa menjawab pertanyaan rekan kerjanya.
Perempuan itu dengan cepat mengambil beberapa komputer dengan spesifikasi terbaik yang mereka miliki Dan juga handphone dengan spesifikasi terbaik yang ada di toko mereka.
Dia pun memasuki ruang privat sambil membawa barang-barang tersebut dan meletakkannya di atas meja.
Kirana yang sedang menikmati teh langsung memperhatikan barang-barang di atas meja, ia menilai satu persatu barang-barang tersebut.
Pelayan berambut pirang pun dengan semangat berkata, "Aku merekomendasikan semua barang-barang ini, tetapi yang paling bagus di antara mereka semua adalah yang ini, dengan desain yang ramping dan--"
"Aku akan menggunakannya untuk pekerjaan yang berat, jadi aku lebih menyukai yang memiliki RAM besar dan melihat tipe processornya. Juga yang menggunakan sistem operasi Windows," ucap Kirana.
"Ahh,,, kalau begitu saya merekomendasikan yang ini, memang harganya jauh lebih tinggi dan modelnya tidak sebagus dengan yang satu itu, tapi kalau Melihat kapasitas internalnya, maka ini benar-benar bagus! Silakan baca buku pengenalannya," kata Sang Perempuan menyerahkan sebuah buku pada Kirana.
Kirana membaca buku tersebut selama beberapa saat sebelum memutuskan membeli komputer yang diperlihatkan oleh pelayan berambut pirang padanya.
"Aku akan membeli ini dan iPhone 15 pronya," ucap Kirana membuat sang pelayan merasa sangat senang.
"Tentu saja! Saya akan menyiapkannya sebentar," kata perempuan berambut pirang segera pergi dari sana dengan suasana hati yang tidak bisa digambarkan kebahagiaannya.
Maka hari itu, Kirana membayar komputer dan ponsel baru miliknya lalu menuliskan alamatnya untuk pengiriman komputernya sebelum meninggalkan toko elektronik dan membeli beberapa pakaian yang sesuai dengan seleranya.
Setelah berbelanja, Kirana langsung pulang ke rumah dan ketika tiba di rumah ia mendapati Ibu mertuanya telah menunggunya dengan wajah yang masam.
Kirana jelas tahu apa yang mengganggu pikiran ibu mertuanya sehingga dia menatap sang pelayan yang tak jauh darinya, "katakan pada kakek kalau aku mau menemuinya," ucap Kirana.
"Baik," jawab sang pelayan segera pergi dari sana dan Kirana pun melanjutkan langkahnya memasuki rumah di mana Ibu mertuanya duduk di ruang keluarga sambil menatapnya.
"Duduk di sini!" Perintah Viola pada menantunya membuat Kirana dengan cepat meletakkan paper bagnya di bawah lantai dan duduk di sofa di hadapan Ibu mertuanya.
"Ibu pasti lelah setelah seharian berbelanja di pusat perbelanjaan, jadi aku sudah menyiapkan ini untuk ibu," kata Kirana meletakkan sebuah paper bag kecil di atas meja yang berisi minuman herbal khusus untuk perempuan paruh baya.
Saat Viola melihat minuman tersebut, dia semakin kesal pada Kirana karena barang tersebut secara tidak langsung telah menyinggungnya sebagai perempuan yang sudah tua.
Tetapi ketika Viola hendak meneriaki menantunya, saat itu juga pintu lift terbuka memperlihatkan tuan besar keluar dari sana hingga membuat Viola menahan amarahnya.
Melihat ibu mertuanya yang sangat lucu menahan amarahnya, Kirana mau tak mau menahan tawanya sambil berbalik menatap kakek mertuanya.
"Padahal aku mau menemui kakek ke atas, tapi kakek sudah lebih dulu turun," ucap Kirana membantu Tuan besar duduk di sofa.
"Kakek masih kuat berjalan," ucap Tuan besar sambil meletakkan tongkatnya hingga Kirana dengan cepat mengambil sebuah paper bag yang telah Ia siapkan untuk tuan besar.
"Aku membelikan ini untuk kakek," ucap Kirana menyerahkan paper bag itu pada kakeknya.
"Kau sungguh perhatian, pasti ini barang mahal," ucap Tuan besar.
"Itu hadiah dariku dan juga Christian, aku sudah memberitahunya untuk membelikan hadiah untuk kakek jadi dia memberikan kartu kreditnya padaku dan mempercayakan aku memilih hadiahnya. Semoga kakek menyukainya," ucap Kirana membuat mata Viola melotot sempurna.
Jadi kartu kredit yang digunakan oleh Kirana untuk berbelanja ialah kartu kredit milik Christian, bukannya tuan besar?
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini