NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Cinta Nadia

Reinkarnasi Cinta Nadia

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Si Mujur / Rebirth For Love
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Nadia Pramesti, seorang arsitek muda berbakat, mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup setelah sebuah kecelakaan tragis membawanya kembali ke masa lalu, tepat sebelum hidupnya hancur karena kepercayaan yang salah dan pengkhianatan —akibat kelicikan dan manipulasi Dinda Arumi, sahabat masa kecil yang berubah menjadi musuh terbesarnya, dan Aldo, mantan kekasih yang mengkhianati kepercayaannya.

Di kehidupannya yang baru, Nadia bertekad untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan menghindari perangkap yang sebelumnya menghancurkannya. Namun, Dinda, yang selalu merasa tersaingi oleh Nadia, kembali hadir dengan intrik-intrik yang lebih kejam, berusaha tidak hanya menghancurkan karier Nadia tetapi juga merenggut satu-satunya pria yang pernah benar-benar dicintainya, Raka Wijaya.

Nadia tidak hanya berhadapan dengan musuh eksternal, tetapi juga harus melawan rasa tidak percaya diri, trauma masa lalu, dan tantangan yang terus meningkat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepakatan yang Berbahaya

Bab 19

Bayu menggeleng. “Aku tidak yakin. Tapi kita harus mencoba mengeceknya. Gilang terlalu licin, dan ini mungkin satu-satunya kesempatan kita untuk mendekatinya.”

Raka setuju, meskipun hatinya penuh keraguan. Mereka membuat rencana untuk menyusup ke villa tersebut pada malam harinya, dengan harapan dapat menemukan sesuatu yang berguna.

Sementara itu, Nadia tetap fokus menelusuri dokumen-dokumen yang telah mereka peroleh dari Bayu. Setiap kata dan kalimat diperhatikan dengan saksama, mencoba menghubungkan petunjuk-petunjuk kecil yang mungkin terlewatkan. Dalam pencariannya, dia menemukan sebuah dokumen yang tampaknya telah disembunyikan dengan sengaja—sebuah catatan tangan dari seseorang yang bekerja dengan Gilang bertahun-tahun lalu.

Dalam catatan itu, tertulis bahwa Gilang memiliki rencana besar untuk mengambil alih kendali Kumpulan Bayangan secara penuh, dan dia telah menyusun strategi selama bertahun-tahun untuk menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Termasuk anggota keluarganya sendiri, jika perlu.

Nadia terhenyak membaca itu. Gilang tidak hanya seorang dalang kriminal, tetapi juga seorang pria yang ambisius dan kejam, siap melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya. Ini menjelaskan mengapa Lina begitu setia padanya—mereka berdua adalah dua sisi dari koin yang sama, saling melengkapi dalam kegelapan.

Nadia segera menghubungi Raka untuk memberi tahu temuan penting ini. Mereka sepakat bahwa Raka akan melanjutkan rencana mereka untuk menyusup ke villa, sementara Nadia tetap berjaga-jaga di apartemen, siap untuk memberi bantuan jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Malam itu, ketika langit mulai gelap, Raka dan Bayu bersiap menuju villa. Mereka berhati-hati dalam perjalanan, memastikan tidak ada yang mengikuti mereka. Villa tersebut terletak di tengah hutan kecil, jauh dari pemukiman dan jauh dari jangkauan mata-mata yang mungkin mengawasi.

Ketika mereka tiba, suasana di sekitar villa terasa dingin dan sunyi, seolah-olah menyembunyikan sesuatu yang gelap. Mereka menyelinap masuk melalui pintu samping yang tidak terkunci, memperhatikan setiap suara dan gerakan di sekeliling mereka.

Di dalam villa, mereka menemukan ruangan yang tampaknya telah digunakan untuk pertemuan rahasia. Beberapa dokumen tersebar di atas meja, bersama dengan peta dan foto-foto yang menunjukkan berbagai lokasi di kota. Namun, yang paling menarik perhatian mereka adalah sebuah peta besar yang tergantung di dinding, menampilkan jaringan Kumpulan Bayangan dengan semua cabang dan koneksinya.

Raka mendekati peta itu dengan penuh perhatian. “Ini… ini luar biasa,” gumamnya, takjub. “Kumpulan Bayangan ternyata jauh lebih besar dan lebih terorganisir daripada yang kita kira.”

Bayu mengangguk pelan, matanya tetap terfokus pada peta itu. “Kita harus mengambil gambar semua ini. Ini bisa menjadi bukti yang kita butuhkan untuk menghancurkan mereka.”

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara langkah kaki terdengar dari koridor di luar ruangan. Mereka berdua saling memandang dengan waspada, bersiap menghadapi siapa pun yang mendekat.

Saat pintu terbuka, mereka melihat sosok yang tak terduga—Gilang, dengan senyum licik di wajahnya.

“Selamat datang,” ucap Gilang dengan nada santai, seolah-olah dia telah menunggu kedatangan mereka. “Kalian datang di waktu yang tepat.”

Raka dan Bayu segera bersiap, tetapi Gilang mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk tenang. “Jangan buru-buru. Aku yakin kita bisa menyelesaikan ini dengan cara yang lebih… damai.”

Ketegangan yang memuncak. Raka dan Bayu berada dalam situasi berbahaya, berhadapan langsung dengan Gilang, sosok yang selama ini mereka buru. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah mereka bisa keluar dari jebakan ini, atau justru akan terperangkap lebih dalam lagi? Pertanyaan-pertanyaan ini menggantung di udara, menunggu untuk dijawab.

***

Raka dan Bayu berdiri dengan tegang di depan Gilang, yang masih tersenyum dengan tenang. Mereka tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi satu hal yang pasti: mereka harus tetap waspada.

Gilang melangkah mendekat, matanya tajam mengamati setiap gerakan kecil mereka. “Aku tahu kalian berdua cerdas,” katanya, suaranya rendah namun penuh otoritas. “Itulah mengapa aku menawarkan sesuatu yang mungkin menarik bagi kalian.”

Raka mengerutkan alisnya, tidak menyukai arah pembicaraan ini. “Apa yang kau inginkan, Gilang?”

Gilang berhenti tepat di depan mereka, menatap Raka dengan intens. “Kita semua tahu bahwa permainan ini sudah terlalu lama berjalan. Kita bisa terus saling mengincar, atau kita bisa bekerja sama. Aku memiliki informasi yang bisa menghancurkan Kumpulan Bayangan dari dalam, tapi aku membutuhkan bantuan kalian untuk melakukannya.”

Bayu, yang selama ini hanya mengamati, akhirnya angkat bicara. “Mengapa kami harus percaya padamu? Kau adalah bagian dari semua ini.”

Gilang tersenyum tipis. “Aku memang bagian dari ini, tapi jangan salah paham. Aku memiliki agenda sendiri. Lina telah melangkah terlalu jauh, dan dia menjadi ancaman bahkan bagiku. Aku ingin menyingkirkannya, dan kalian adalah kunci untuk itu.”

Raka dan Bayu saling bertukar pandang. Tawaran Gilang terdengar menggoda, namun mereka tahu bahwa mempercayainya sepenuhnya adalah langkah yang sangat berisiko.

“Kau menginginkan kami untuk membantumu menghancurkan Lina?” tanya Raka, mencoba menggali lebih dalam niat Gilang.

Gilang mengangguk pelan. “Ya. Lina memiliki banyak rahasia, termasuk beberapa yang bisa meruntuhkan seluruh organisasi ini. Aku tahu di mana semua itu disimpan, dan jika kalian membantu, kita bisa mengambilnya sebelum Lina menyadari apa yang terjadi.”

Bayu memutar otaknya, menganalisis setiap kemungkinan. “Apa jaminannya kau tidak akan mengkhianati kami setelah semuanya selesai?”

Gilang tersenyum, kali ini sedikit lebih serius. “Dalam permainan seperti ini, kepercayaan adalah hal yang langka. Tapi percayalah, menghancurkan Lina juga menguntungkan bagiku. Kita bisa berbicara soal jaminan nanti. Yang penting sekarang adalah apakah kalian ingin keluar dari situasi ini dengan menang atau kalah.”

Raka merasakan perasaan campur aduk dalam dirinya. Di satu sisi, ini adalah kesempatan untuk akhirnya mengakhiri semua kekacauan ini. Di sisi lain, mereka harus sangat berhati-hati dalam berurusan dengan seseorang seperti Gilang.

“Kami akan mempertimbangkannya,” ujar Raka akhirnya, berusaha menahan emosinya. “Tapi kau harus memberikan lebih banyak bukti tentang apa yang kau katakan.”

Gilang tersenyum puas, seolah-olah dia sudah menduga jawaban itu. “Kalian akan mendapatkan semua bukti yang kalian butuhkan. Tapi ingat, waktu tidak berpihak pada kita. Lina bisa bergerak kapan saja.”

Raka dan Bayu meninggalkan villa tersebut dengan pikiran yang penuh. Mereka tahu bahwa keputusan yang mereka ambil dalam beberapa hari ke depan akan menentukan nasib mereka, dan mungkin juga nasib banyak orang lainnya.

Ketika mereka kembali ke apartemen, Nadia sudah menunggu dengan penuh kekhawatiran. Raka menjelaskan semuanya, termasuk tawaran Gilang dan risiko yang terlibat. Mereka berdiskusi hingga larut malam, mencoba menyusun strategi yang paling aman dan efektif.

###

Nadia, Raka dan Bayu yang masih diliputi ketidakpastian. Keputusan yang mereka buat akan membawa mereka ke arah yang tidak terduga, dan mereka harus siap menghadapi konsekuensi dari setiap langkah yang diambil. Apakah mereka akan memilih untuk bekerja sama dengan Gilang, ataukah mereka akan mencari cara lain untuk menghadapi Lina? Pertanyaan ini masih menggantung, menunggu jawaban yang tepat.

Bersambung...

1
Murni Dewita
👣
Sodikin Jin
Raka....mengapa saya sebal jika mendengar nama itu, .../Facepalm/
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Kenapa? Punya kenangan buruk dengan Raka?
total 1 replies
Sodikin Jin
hmmmm.... menarik. lanjutkan penyelidikannya...😎
XeeLien: Mu baca novel kultivasi, yuk mampir di novelku.
Sodikin Jin: ooooo....mengejutkan. ok kak, lanjutkan.
total 3 replies
Sodikin Jin
haish....perlu usaha yang sangat keras untuk mengungkap semua. dan jangan lupa, mencari dukungan untuk mengupas semua itu.
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Terima kasih selalu mampir
total 1 replies
Sodikin Jin
keren....
Anugrah Annas
Apakah sudah bisa membuat audio novel lagi seperti dulu
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Maaf, Audio novel ditentukan pihak Mangatoon. Saya hanya mengisi suara saja.

Jika kamu ingin audio novel lanjut, beri saran saja pada Mangatoon, di media sosial atau email.
total 1 replies
Anugrah Annas
Apakah udah bisa membuat audio lagi kak
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tanyakan ke pihak Mangatoon.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!