NovelToon NovelToon
Selalu Aku Yang Mengalah

Selalu Aku Yang Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Anggraeni

Divya G. Ratore gadis cerdas lulusan luar negri. Ia mempunyai karir yang cemerlang. Tidak dengan cintanya.

Ia selalu saja mengalah ,memberikan cintanya kepada orang lain. Sebenarnya ia sangat capek menjalani nya. Setelah selesai masalah yang satu, munculah yang lainnya. Divya lelah, sampai sampai ia berniat tidak ingin berkomitmen lagi.

Namun, siapa sangka Divya tiba - tiba di jodohkan dengan orang ia kenal.

Akankan Divya mulai berkomitmen ? Dan menerima pasangannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Anggraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lusi Ngamuk

" Dia pa- partner tidurku, sayang," ucap Angkasa terbata -bata.

" Apa?"kaget Lusi.

Lusi kesal dengan kekasihnya. Bagaimana bisa dia menduakan cinta nya dengan wanita lain, sampai berbagi tidur.

Prang!

Prang!

Peletuk!

Gonjreng!

Prang!

" Hiks..hiks..hiks.."

Lusi menangis seraya membanting setiap apa yang ia lihat di dapur apartemen.

Prang!

Prang!

Semua penghuni apartemen itu kaget. Mereka mendengar piring pecah, juga suara banyak barang yang saling beradu.

" Ya ampun itu si Lusi kenapa si?"tanya Nindi heran.

" Iya tuh tantrum gitu si," timpal Jennifer.

Baru kali ini dia melihat kejadian itu.

" Habis dah barang - barang dapur!"geram Vina.

" Biarkan aja lah! Toh semuanya kan milik dia. Kita cuman numpang tinggal aja," celetuk Nindi.

" Iya tuh, biarin aja kayaknya lagi putus cinta,"timpal Windi.

"Aku heran aja, Lusi kok makin kesini makin kelihatan sifat jahatnya ya?! Sekarang aja tuh lihat, semua barang -barang di dapur habis!" Tunjuk Nindi ketika sudah sampai di dapur. Barang berserakan sampai ada juga yang petot alias rusak. Banyak piring yang pecah - pecah.

"Ini panci sampai kagak berbentuk pula,"Nindi mengambil panci yang ada di dekat kakinya, sudah tidak terbentuk lagi.

" Astagfirullah aladzim," ucap Jennifer, yang menyusul Nindi melihat ke dapur.

" Lus, kenapa si ? Habis putih kamu?"tanya Windi yang tidak di indahkan oleh Lusi. Lusi masih asyik membanting - banting benda yang ada di sana.

Prang!

" Et dah lu ya! Kagak lihat kita ada di sini hah? Tuh, teko mau kena ke jidat gue, Lusi !" marah Nindi yang hampir terkena bantingan teko listrik, yang dilemparkan oleh Lusi.

" Sabar Nin, sabar! Si Lusi , kalau lagi tantrum tuh suka tidak bisa di tenangkan! Yang ada malah kamu yang kena." Nasihat Windi mencekal tangan Nindi, yang melihat Nindi akan mendekati Lusi.

Walaupun Nindi marah, tapi bener juga apa yang dikatakan Windi. Kalau dia tidak berhasil menenangkan Lusi, dia sendiri yang akan kena berbagai alat dapur rumahnya.

" Iya tuh bener kata Windi, Lusi suka kayak gitu. Kayaknya si a Angkasa buat ulah lagi. Makannya dia begitu," timpal Vina.

" Eh, lu bilang a ke pacarnya Lusi?" tanya Nindi heran.

" Iya , emang kenapa? Aku kan memang panggil yang lebih tua begitu," jawabnya santai.

Prang!

Peletak!

" Anj*Ng kau Lusi!"Nindi marah kembali, ketika sebuah gelas yang sedikit pecah itu sudah mendarat di keningnya. Dasar segarpun menetes di keningnya.

"Jangan Nindi! Jangan!" Windi ,Vina, dan Jennifer kompak menahan Nindi.

" Lusi sudah keterlaluan ini!" geram Nindi.

" Sabar!"ucap kompak ketiganya.

Nindi membuang napas panjang.

" Lebih baik kita obati luka kening mu itu ,nin!" usul Jennifer.

Tanpa penolakan, Nindi pun menuruti ajakan Jennifer itu.

" Aku laporkan ah ke si Alexander. Mungkin Lusi akan tenang," Vina keluar dari apartemen milik Lusi. Ia berniat mengadukan kelakuan Lusi kepada Alexander, yang merupakan atasan sekaligus teman mereka.

" Ini, aku bawa cilok kesukaanmu!" Dhaki menaruh plastik jajanan di meja.

Divya mendongak, Ia melihat Dhaki tersenyum lembut kepadanya.

" Bagaimana dia bisa tahu kesukaan aku?"batin nya bertanya- tanya.

" Tidak usah gr dulu deh! Aku beli sama adikmu juga tuh. Dia beli banyak!"Kilah Dhaki seraya menunjuk Jerome yang sedang asyik makan di luar, dengan dagunya.

Divya melihat kearah luar, ternyata benar saja. Adik bungsunya sedang memakan cilok dengan plastik besar.

"Ck, anak itu," batinnya.

" Ooh, terima kasih,"ucapnya seraya menyambar cilok itu dari bungkusannya.

" Kamu tidak makan juga?" tanya Divya melihat Dhaki hanya diam dengan ponselnya.

" Tidak," jawabnya singkat, padat, dan jelas.

Para tamu sudah pada pulang. Tinggallah Dhaki sendiri, yang memberi usul mengantarkan Jerome jajan.

" Heh heh! Kenapa ini? Lusi!" suara Alexander menggema di dalam apartemen Lusi.

Lusi menoleh, ternyata ada Alexander juga Zafar, Vina, dan Emil. Sedangkan, Nindi, Windi,dan Jennifer berada di ruang tamu. Mereka, sedang mengobati luka Nindi.

" Mbak Lusi kenapa?" tanya Emil.

Tung

Berakhir di toyor Alexander.

" Diam Mil!"tegur Zakar.

" Kamu itu kenapa hah? Marah - marah tidak jelas. Lihat semua perbuatan mu ini! Rusak semuanya! Kamu itu Manajer harusnya menjadi contoh, bukannya memberontak! Tidak malu apa sama murid - murid mu? Sudah! Cepat ikut saya keruang tamu!"Alexander murka ketika melihat kelakuan anak didik nya. Lusi dari awal, ia di bimbing oleh Alexander sampai sekarang. Sehingga, Lusi segan dengan Alexander yang membuatnya menjadi seorang Manager.

Lusi menundukkan kepalanya. Wajahnya sembab masih ada air matanya.

" Ayo Lus, tidak apa - apa ada a Zafar, ayo!"seru Zafar lembut. Lusi menurut, ia menuruti perkataan Zafar

Ia sudah menganggap Lusi seperti adiknya sendiri. Sebenarnya, Zafar dan Lusi tetangga rumah sejak kecil. Orang tua Zafar pun sudah menganggap Lusi anaknya sendiri.

Semuanya duduk di ruang tamu. Ada yang berdiri ada yang duduk di lantai.

" Sebenarnya kamu itu kenapa Lus? Lihat! karena ulahku salah satu temanku terluka!"Alex menunjuk Nindi, di samping Vina. Coba ceritakan kepada kita!"tanya Alex yang terdengar seperti memerintah.

Lusi melirik ke semua arah. Disampingnya ada Alex juga Zafar, di samping Alex ada Vina dan Nindi yang baru saja diobati.

Disampingnya ada , Zafar . Windi berdiri dengan Jennifer., sedangkan Emil duduk di lantai.

"Pacar ku selingkuh,hiks hiks hiks,"jawabnya kemudian menangis pilu di dekapan Zafar.

"Sudah jangan dipikirkan! Biarkan aja dia! Toh banyak laki - laki lain," nasihat Zafar mengelus - elus pundak Lusi yang menangis haru.

" Cuman itu? Astaga Lusi! Masalah itu saja yang bikin kamu merusak semua barang-barang di dapur?"Alex tidak habis pikir dengan kelakuan Lusi.

" Dari dulu kamu begitu? Mungkin, kamu salah paham saja, seperti yang sudah - sudah. Saya pusing Lus dengan kelakuan kamu! Saya tidak mau tahu, setelah ini kamu bersihkan kekacauan yang kamu buat SENDIRI!"ucap Alex tegas. Kemudian, ia berdiri dan pergi dari sana.

" Kalian ! Jangan ada satu orang pun yang membantunya!"tunjuk kepada semua orang yang ada di sana.

" Aku nyusul Alex dulu ya," pamit Emil.

" Kamu itu ada ada aja Lus! Sudah Abang bilang, jangan berhubungan lagi sama cowok itu!" Zafar kecewa kepada Lusi. Ia punya firasat yang tidak enak kepada Angkasa.

"Tapi bang, aku sayang sama dia, hiks..hiks.."Lusi menangis menjadi - jadi.

" Kamu itu Lus, bukannya sebelum ini. Kamu tahu dia juga sering jalan sama cewek lain kan?" tanya Zafar.

" Aku tahu itu bang. Tapi, yang kali ini beda. Mereka tidak hanya partner tidur aja. Tapi, juga pacaran dibelakang aku. Hiks..hiks.." ungkap Lusi.

" Sudahlah, nanti Abang akan temuin dia ya. Kamu jangan nangis loh! Jangan lupa beresin kekacauan yang kamu buat!"

Zafar pergi dari apartemen Lusi.

" Aneh banget kamu tuh, Lus lus. Udah tahu pacar sering gonta-ganti celana. Malah dipertahankan!" ucap julid Nindi. Temannya itu sudah tahu , dari dulu pacarnya selalu Gonta ganti wanita. Masih aja di pertahankan.

" Eh, jangan - jangan wayang waktu lusa itu dia beri coklat sama boneka gede ke kamu. Pasti, dia mulai dekat tuh sama cewek itu." Terka Nindi.

" Hus!"Tegus Windia.

" Hem , yaudah ah aku mau istirahat aja deh, nih luka sakit banget lagi. Bye semuanya!" Nindi pergi menuju kamarnya dengan Jennifer.

"Kalau bener apa yg Nindi bilang. Awas saja ya Angkasa!"geram Lusi. Ia memilih membereskan kekacauan yg ia buat.

"Awas hati-hati!"Tegur Vina yg ternyata sejak tadi memberikan kekacauan Lusi.

Walaupun, ia sudah di larang oleh Alex, ia tetap aja ngeyel.

" Loh Vin, kok kamu yg bersihkan?"tanya Lusi.

"Tidak apa-apa lah. Aku tidak suka dengan ruang berantakan,"alasannya.

Lusi tersenyum beruntung mendapatkan teman sebaik Vina.

Akhirnya, mereka membersihkan nya bersama-sama.

***

"Dimana kamu?" Tanya Zafar kepada Angkasa di telpon.

" A-aku ada di..."Sebelum Angkasa mengucapkan kalimatnya. Zafar segera bicara.

" Temui saya di kafe Tagore, sekarang!"

Zafar mematikan hpnya.

" Ah si*l mau ngapain lagi dia . Pasti si Lusi ngadu!"kesal Angkasa.

Brugh!

Sesampainya Angkasa di cafe Tagore. Ia langsung dihajar oleh Zafar.

" Saya sudah bilang! Jangan nyakitin Lusi lagi! Sepertinya kamu tidak dengar ya! " murka Zafar.

" Tapi, aku tidak salah apa - apa..,"elak Angkasa.

Brugh!

Satu tinjuan mengenai wajah Angkasa.

" Ada apa ini?"tanya salah satu keamanan yang melihat pertengkaran mereka.

" Maaf pak, sepertinya saya salah paham saja. Saya permisi!"ucap Zafar menghindari keamanan itu.

Terkesan seperti pengec*t , tapi mau bagaimana lagi dia malas berdebat dengan satpam.

"Awas kamu ya!" tunjuk nya kepada Angkasa.

Kemudian, Zafar pergi dari cafe itu.

Angkasa lega , ia tidak lagi menjadi samsak gratis Zafar.

" Terimakasih ya pak satpam. Kalau saja anda tidak datang, sudah habis aja olehnya," Ia mengucapkan terimakasih kepada satpam itu. Kemudian, ia duduk di salah satu kursi kosong. Ia tidak pergi, takut bertemu Zafar lagi di jalan.

"Sayang, aku malam ini menginap di tempat mu ya,"ucap Angkasa kepada Eha.

" Eh, tapi orang tua aku sudah pulang sayang. Maaf ya," tolak Eha beralasan. Ia tidak mau kejadian tidak menyenangkan terulang lagi. Terakhir Angkasa menginap , ia hampir saja di lecehkan oleh kekasihnya itu. Jadi, sekarang ia berbohong saja demi kehormatan nya.

" Ooh begitu ya sayang. Baiklah, kalau begitu,"

ucap Angkasa lesu. Ia mengakhiri sambungannya.

" Aduh gimana ya, kalau aku balik ke rumah atau ke bengkel pasti Zafar ke sana juga," Angkasa uring - iringan dengan pemikirannya. Belum tentu juga Zafar menemuinya di rumah atau bengkelnya.

" Aku nginap aja deh di rumah Sasa," putusnya. Sasa merupakan satu langganannya.

" Loh kok kamu disini?" tanya Sasa ketika melihat Angkasa di depan rumahnya.

" Aku boleh boleh nginapnya semalam," ucap Angkasa menyelonong ke dalam rumah Sasa.

Sasa melihat Angkasa heran. Ia menggelikan bahunya.

Angkasa sebenarnya bekerja di sebuah minimarket terkenal. Orang tuanya juga mempunyai bengkel kendaraan cukup besar.

Dari mulai sepeda, motor, sampai truk.

" Lelahnya,"lirih angkasa setelah membaringkan tubuhnya di kasur empuk.

" Ka, aku mau ya,"ucap Sasa menggigit bibirnya.

" Emm...Yummy.." Slup slup slup slup, suara itu yang terdengar di telinga .

" Hemmm.. Slip slup Yummy," Lidah Shasa lihai menjilat sesuatu.

1
Nabila
pantasan gak ada yg minat
dasar tokoh utamanya bodoh
udah tau dari awal cuman nurutin kemauan orang tua.kasih tau dong orang tuanya mana ada orang tua mau anaknya sengsara
Bee: .Terima kasih koreksinya...
total 1 replies
Bee
Cobain deh sangat menyenangkan juga/Angry//Frown//Sob/ memilukan! . Rasanya tidak bisa berkata-kata..
Nasya 26Hegawan
ceritanya bagus
Bee: Terimakasih telah mampir
total 1 replies
L3xi♡
Ngapain kelamaan? Segera update supaya bisa senang-senang lagi!
Bee: Terima kasih sudah mampir🙏😇 . Semoga anda menyukai karya saya. Happy reading
total 1 replies
lyPoppy
🤩Kisah cinta dalam cerita ini sangat menakjubkan, membuatku jatuh cinta dengan karakter utama.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!