🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Kisah Dalam Foto
Soraya terduduk diam sedangkan tatapan matanya menyorot dingin ke arah Linda yang berada dihadapannya.
Selembar foto yang menjadi misteri untuk Soraya masih dipegang erat oleh Linda.
"Aku tidak mengerti maksud ucapanmu itu", sambung Soraya.
"Benar, anda tidak mengingat apapun tentang cerita keluarga tuan Samuel", kata Linda dengan tatapan serius ke arah Soraya.
Soraya mengangguk pelan, mengerti bahwa dirinya tidak pernah memperhatikan keadaan keluarga suaminya selama mereka menikah bahkan urusan yang bersifat privasi teruntuk Samuel, dia sendiri kurang sekali mengetahuinya.
"Tidak, aku tidak peduli akan kondisi keluarga besar Samuel tapi aku juga tidak menampik bahwa aku ingin mengenalnya lebih dekat lagi", sahut Soraya.
Soraya menyilangkan kedua lengannya ke arah depan dadanya sembari bersandar lurus pada bahu sofa.
Tatapannya tajam saat menatap Linda meski dia sadar jika sikapnya tampak berlebihan.
"Sudah berapa lama kamu bekerja dengan keluarga Samuel, setahuku, kau dikirim ke rumah ini untuk bekerja pada Samuel", ucap Soraya.
"Hampir lima tahun, saya bekerja melayani untuk keluarga besar tuan Samuel, pihak negara mengirimkan orang kepercayaan mereka untuk mengawasi keluarga ini", sambung Linda.
Soraya terdiam sesaat, tapi perhatiannya tertuju pada Linda.
"Dan aku baru mengetahuinya kalau kau bekerja pada pemerintahan tapi untuk apa kau mengawasi keluarga besar Samuel", kata Soraya.
"Tidak menutup kemungkinan bagi siapa saja yang memiliki sumber kekayaan besar akan menjadi pengawasan ketat oleh negara, tak terkecuali keluarga tuan Samuel", ucap Linda.
"Tapi kau bekerja sebagai pelayan dirumah ini, bukan sebagai pegawai kantoran pemerintahan yang sewajarnya hanya duduk manis sambil menggerakkan kipas", kata Soraya.
Linda tersenyum tipis, pandangannya tertunduk dalam, tidak memungkiri bahwa perkataan Soraya itu benar adanya.
"Tapi dilapangan seperti inilah pekerjaanku jika bekerja melayani suatu keluarga berpengaruh dinegara ini", kata Linda.
"Bukankah hal itu merendahkan harga dirimu sebagai pelayan negara, apa yang telah membutakan hati nuranimu itu, Linda !?" ucap Soraya.
"Jika aku menghindari tugas negara maka aku harus menerima konsekuensinya sebagai pelayan negara untuk dibuang dari negara ini", kata Linda.
Linda mendesah pelan lalu mengerjapkan kedua matanya yang berair.
"Apa kau bekerja sebagai agen rahasia negara ?" tanya Soraya.
"Bukan, saya bukan agen rahasia negara, tapi pekerja tetap yang memang ditugaskan ke dalam hubungan intern yang melibatkan tenaga serta pikiran untuk bekerja dalam suatu kehidupan keluarga tertentu yang terpilih", sahut Linda.
"Kedengarannya cukup rumit, dan perlu pemikiran serius untuk memahaminya", ucap Soraya.
"Memang, kedengarannya rumit karena tugas ini tidaklah mudah apalagi bekerja sebagai seorang pelayan pribadi dirumah ini", kata Linda.
"Dan kau menyukai pekerjaanmu selama lima tahun ini ?" tanya Soraya.
"Mau tidak mau, aku harus menyukainya, uang tidak mudah didapatkan di negara ini, butuh waktu lama serta akal yang pintar agar tetap bertahan hidup disini", sahut Linda.
"Fuih..., riskan sekali ucapanmu itu, bahkan aku merasa ketakutan oleh pengawasanmu sedangkan tabiatku sangatlah rusak untuk dilaporkan", ucap Soraya sambil mendesah pelan.
"Ya, begitulah kira-kira...", sahut Linda seraya tertawa pelan.
Soraya tersenyum manis ke arah Linda, meski dia sempat terkejut dengan penjelasan Linda tentang jati diri sebenarnya Linda di rumah ini, jika Linda tidak menjelaskannya, mungkin Soraya akan tetap menganggapnya seorang yang biasa-biasa saja.
"Lantas, apa kau tahu tentang wanita yang menggendong Linda itu, maaf, jika aku harus memanggilmu dengan kata kau", kata Soraya.
"Tidak apa-apa, sudah menjadi suatu kebiasaan, bisa dimaklumi", sahut Linda kembali tertawa ringan.
"Ya, aku akan mengubah panggilan kau menjadi nona Linda mulai sekarang, tidak etis kalau aku masih menganggapmu pelayan", kata Soraya.
Soraya mendongak ke atas sambil mengeluh.
"Tuhan selalu memiliki rencana lainnya...", ucapnya.
Linda tertawa pelan, wajahnya yang tadinya kaku berubah santai setelah mengenal lebih dekat dengan Soraya.
"Sebenarnya wanita didalam foto itu adalah ibu kandung nona Sarah yang selama ini menghilang dan masih sekarang menjadi misteri", lanjut ucapan Sarah.
"Apa ? Ibu kandung Sarah ?" tanya Soraya tersentak kaget dan hampir saja melompat dari atas sofa.
Soraya terlihat kebingungan dengan penjelasan Linda tentang sosok wanita didalam foto itu.
Sedangkan Linda hanya tersenyum samar saat menanggapi sikap keterkejutan Soraya terhadap cerita tentang ibu kandung Sarah.
"Bagaimana bisa dia ibu kandung Sarah ? Bukankah selama ini Samuel dan Sarah bersaudara ???" tanya Soraya.
"Seperti itulah kenyataannya, memang Sarah adalah adik tiri dari tuan Samuel", kata Linda.
"Astaga...", ucap Soraya tertahan diam.
"Ayah tuan Samuel menikah lagi dengan ibu kandung tuan Samuel", kata Linda.
"Apa ? Coba... Coba kau ulangi lagi ucapanmu itu... !" sahut Soraya merespon.
"Ayah dari nona Sarah menikah lagi dengan ibu kandung dari tuan muda Samuel, sebenarnya ibu kandung nona Sarah adalah istri pertama dari ayah tuan Samuel'', kata Linda.
Soraya langsung beranjak berdiri, terlihat dia berjalan mondar-mandir sambil menggigiti ujung jari jemari tangannya.
Ekspresi wajah Soraya terlihat sangat tegang bahkan sangat kebingungan dengan penjelasan Linda tentang wanita didalam foto itu.
Ternyata ada banyak rahasia dibalik kisah yang tersimpan dalam keluarga besar Samuel. Dan dia baru mengetahuinya dari orang lain, bukankah hal itu sangat miris sekali, jika melihat kembali tentang kondisi hubungan dalam rumah tangga Soraya dan Samuel, yang menunjukkan bahwa hubungan mereka berdua tidak baik-baik saja selama ini.
Soraya masih berjalan mondar-mandir dengan panik, sesekali melirik ke arah Linda yang duduk didekat sofa.
Pikiran Soraya kalut jika harus mencerna penjelasan rumit ini, sedangkan ingatannya dimasa lalu sebelum kelahiran kembali, dia tidak mengingat apa-apa tentang masalah ibu kandung Sarah yang ternyata berbeda dengan ibu kandung Samuel.
"Jadi...", ucap Soraya.
Soraya menghentikan gerakan kakinya lalu berdiri diam, menghadap ke arah Linda duduk.
"Jadi ibu kandung mereka berbeda ?" sambungnya penasaran.
"Benar sekali, memang dua saudara itu tidak sekandung, tapi mereka satu ayah", kata Linda membenarkan cerita itu.
"Ya, Tuhan !" seru Soraya tak percaya.
Soraya menggeleng pelan saat Linda menegaskan kembali perkataannya mengenai ibu kandung dari Sarah dan Samuel yang berbeda.
"Jadi istri pertama ayah Samuel adalah ibu kandung Sarah sedangkan ibu mertuaku itu adalah istri kedua", kata Soraya.
"Bukan istri kedua melainkan istri keempat", sambung Linda.
Soraya semakin tersentak kaget, terkejut tak percaya dengan penjelasan Linda yang menjelaskan tentang status ibu mertuanya itu sebagai istri keempat.
"Ibu kandung Samuel adalah istri keempat !?" kata Soraya terheran-heran.
"Ya, benar", sahut Linda.
"Ba-bagaimana bisa hal itu terjadi ??? Dan kenapa jarak usia antara Samuel dan Sarah begitu dekat ???" kata Soraya penasaran.
Linda tertawa pelan lalu mengangguk cepat.
"Dan kemana saudara-sudara lainnya, kenapa aku hanya melihat Sarah saja ???" sambung Soraya yang kebingungan.
Linda tersenyum manis, semanis madu, sorot matanya berkaca-kaca penuh terharu, karena baru kali ini, Soraya peduli akan nasib suaminya.
"Sebenarnya kasihan tuan Samuel", ucap Linda.
"Kasihan ??? Kenapa ???" tanya Soraya semakin tak mengerti.
"Karena dia harus bekerja keras membantu perusahaan Emerald Corp berjaya hingga puncak kesuksesan, dan sekarang dia dibuang begitu saja dari tampuk pimpinan", sahut Linda.
"Kau juga mendengarnya ? Maksudku apakah nona Linda juga mengetahui hal itu ?" tanya Soraya yang terburu-buru meralat ucapannya.
"Ya, saya sudah mendengar semua yang terjadi dikantor Emerald Corp setelah tuan muda Samuel bekerja kembali kesana", sahut Linda.
Linda mengangguk cepat lalu menatap dingin ke arah Soraya.
"Hal yang tidak adil untuk tuan Samuel karena dia yang mati-matian membesarkan kantor Emerald Corp hingga seperti sekarang, kuat dan berpengaruh besar", sambung Linda yang sepertinya tidak terima.
"Darimana nona Linda mendapatkan kabar tersebut ?" tanya Soraya menyelidik.
"Raymond... !" sahut Linda tegas.
"Raymond...", gumam Soraya lalu mengingat pada laki-laki karismatik itu, yang ketampanannya tidak terkalahkan seperti halnya Samuel.
"Benar, saya mendengarkan kabar tentang tuan Samuel yang disampaikan oleh Raymond yang berkunjung kemari sehari yang lalu, untuk mengambil sesuatu buat tuan muda Samuel dari rumah ini", sahut Linda dengan nada serius.