cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Edric dengan setia menemani putrinya menjalani perawatan selama di rumah sakit dan setelah dua hari di rawat akhirnya el di ijinkan untuk pulang tapi dengan syarat tidak boleh terlalu banyak bergerak agar cepat sembuh kakinya
"terima kasih sudah mau menemani elisa dan membayar semua tagihan rumah sakit" ucap emeli ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang
"hei apa yang kamu katakan el juga putriku jadi aku wajib untuk bertanggung jawab atas anakku" sahut edric
"oh iya anak anak maafkan daddy harus kembali ke new york terlebih dahulu karena pekerjaan daddy sangat banyak dan tidak bisa di tinggalkan nanti akhir pekan daddy akan datang lagi" ucap edric hati hati agar anaknya tidak sedih
"tidak apa dad karena daddy harus tetap kerja uang daddy habis buat bayar rumah sakit el jadi daddy harus kerja lagi kan kita sudah tidak sabar mau lihat pinguin" sahut el penuh pengertian
"iya dad el benar yang penting daddy jangan lama lama kerjanya harus selalu datang jenguk kita" clau pun menimpali
"terima kasih sayang sudah mengerti daddy janji akan segera menyelesaikan pekerjaan biar bulan depan kita bisa lihat pinguin bersama sama" ucap edric penuh haru karena anaknya begitu patuh
"kamu bisa bawa adrian dan betrand dia sangat penasaran dengan pekerjaanmu" emeli tahu kedua putranya itu sedang bertanya tanya siapa daddy nya dan emeli pun ingin agar kedua putranya itu bisa dekat dengan daddy nya
"kamu yakin emeli" tanya edric dengan mata berbinar
"kalau aku tidak apa apa coba kamu tanya mereka saja apakah mau ikut denganmu" sahut emeli
edric langsung mengarahkan pandangannya pada dua anaknya dan langsung mendapat respon berupa anggukan yang membuat hati edric berbunga bunga melebihi dia bisa memenangkan tender besar
"dad apa aku juga boleh ikut" tanya devan dengan pandangan penuh harap
"tentu saja boleh tapi tanya mommy dulu apa dia mengijinkan" sahut edric dengan senyum lebar
Devan menatap mommy nya untuk meminta jawaban dan emeli pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum
"ye terima kasih mom" ucap devan lalu mencium pipi emeli
"sama sama sayang ingat pesan mommy jangan mengganggu daddy ketika lagi bekerja dan jangan merepotkan daddy oke" emeli menasihati putra putranya itu
"tentu mom" sahut mereka kompak
akhirnya mereka sampai di rumah setelah berkendara beberapa menit
"kamu akan berangkat jam berapa aku harus menyiapkan pakaian mereka dulu" tanya emeli
"masih ada waktu satu jam lebih tenang saja jangan buru buru" sahut edric cepat
Emeli bergegas masuk ke dalam kamar anaknya dan mengambil koper kecil untuk menyimpan baju ketiga putranya tersebut
adrian betrand dan devan pun segera mandi karena mereka akan ikut pergi bersama daddy nya
"clau ingat pesan daddy jagain adik dan mommy kalau perlu apa apa di luar ada uncle jimmy yang selalu menjaga kalian dan jangan menyusahkan karena mommy harus lebih menjaga adik" nasihat edric pada putrinya itu
"iya dad clau mengerti lagi pula aku juga akan libur sekolah buat jagain el" sahut clau cepat dengan wajah tegas
"good girl kalau ada apa apa langsung telpon daddy oke" imbuh edric
"oke dad" claudia menganggukkan kepalanya mengerti
"ini koper anak anak usahakan jangan menyinggung mereka takutnya nanti mereka tidak mau makan jika ada yang kau tidak tahu langsung telpon saja" emeli memberikan koper dan juga beberapa nasihat ketika edric bersama dengan ketiga putranya
"baik nyonya" kelakar edric membuat emeli memutar bola mata malas
Edric terkekeh melihat wajah malas emeli karena dia goda dalam hati edric emeli harus menjadi miliknya suatu saat nanti
"anak anak ayo cepat nanti telah naik pesawatnya" teriak emeli memanggil ketiga anaknya itu
"sudah selesai mom" mereka bertiga segera keluar dari kamar setelah mendengar teriakan mommy nya
"aku tidak perlu khawatir meninggalkanmu el karena kakimu lagi sakit jadi kamu tidak bisa menggelinding untuk sementara waktu jadi kita aman dari tugas menjagamu" canda adrian ketika dia mau berpamitan pada kedua adik perempuannya
"el adalah duta menggelinding terjungkal terpeleset dan terbentur sesuatu kalau el tidak mengalami salah satu hal itu dunia ini akan runtuh" betrand pun menanggapi candaan kakaknya
El mengerucutkan bibirnya sebal karena di ledekin kakaknya
"sudah segera berangkat sana jangan mengganggu adikmu" usir emeli karena kesal selalu melihat perdebatan mereka
Akhirnya edric mengajak ketiga anaknya untuk segera pergi sebelum emeli mengamuk edric memasukkan anaknya ke dalam mobil untuk segera menuju bandara
"dad berapa lama kita naik pesawat nanti" tanya adrian
"sekitar 5 jam kenapa hem" sahut edric
"tidak apa dad berarti kita sampai di sana belum malam" betrand menimpali
Edric mengernyit heran kenapa anak sekecil mereka bisa menghitung waktu
"kami sudah mengerti tentang waktu dad jadi jangan kaget seperti itu" devan pun ikut bicara
Edric menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena ketahuan sedang memikirkan mereka sedangkan jimmy yang ada di balik kemudi menahan tawa melihat tuannya selalu kalah jika berhadapan dengan anaknya
"jimmy kamu mau menertawakan ku coba saja kalau berani aku akan memotong gajimu 50 persen" ucap edric sarkas
Jimmy gelagapan karena ketahuan tuannya ingin menertawakannya
"daddy tidak boleh seperti itu nanti aku bilang ke mommy kalau daddy suka bertindak semaunya sendiri pada pegawainya" ucap adrian dengan menatap tajam daddy nya
"daddy hanya bercanda boy kenapa kalian serius sekali" elak edric
Sedangkan jimmy tersenyum senang karena mendapat pembelaan dari tuan mudanya setelah 30 menit berkendara mereka sampai di bandara
"wah lihat banyak sekali pesawat yang parkir di sini" celoteh devan memandang takjub pesawat yang berjejer rapi
"tentu saja banyak karena namanya juga bandara dasar bodoh" kesal betrand akan ucapan adiknya itu
"lah kenapa kamu mengumpat sedangkan daddy tidak boleh" edric tidak terima jika dia mengumpat pasti dia akan di tegur
"daddy saja yang bodoh tentu saja di tegur kalau mengumpat di hadapan mommy dan kedua adik perempuanku tapi jika di hadapan kami saja itu tidak masalah karena aku adalah pria dewasa" sahut adrian dengan nada angkuh
"dewasa darimana kalian itu baru berumur empat tahun jadi masih bocah" cibir edric yang melihat kelakuan anaknya yang mengatakan kalau mereka adalah pria dewasa
"kenapa kalian terus berdebat aku ingin segera naik pesawat" kesal devan karena mereka berhenti berjalan dan justru berdebat hal yang tidak penting
"ya sudah ayo itu pesawatnya di sana" ucap edric sambil menunjuk ke arah jet pribadinya yang terparkir rapi
Mereka berempat segera berjalan menuju ke tempat pesawat yang akan membawanya pergi ke kota new york