Arrabella terbangun dan statusnya sudah menjadi istri seorang pria. Yang Ella tahu, dia menghadiri acara pernikahan sahabatnya, tapi dia tidak mengingat kejadian selanjutnya sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author Yura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2
Ella memegang erat ponselnya dan berniat untuk menghubungi keluarganya. Dia ingin menceritakan tentang yang terjadi padanya. Namun, Ella kembali mengurungkan niatnya.
"Tidak, aku harus membuktikan kepada Daddy kalau aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri," gumam Ella.
Ella lalu mencoba untuk menghubungi Yumna, meminta penjelasan atas semua yang terjadi, namun nomor Yumna sudah tak aktif lagi.
Tepat di saat itu, Ella mendengar suara aneh dari kamar sebelah, kebetulan pintu kamarnya sedikit terbuka.
"Suara apa itu?" Ella menjadi penasaran. Dia melangkah pelan dan melihat dari celah pintu kamar sebelah untuk mengetahui suara tersebut.
Matanya membola melihat sesuatu di dalam sana, Ella menelan ludahnya berkali-kali, otaknya kini telah terkontaminasi oleh apa yang ia lihat di dalam kamar itu.
"Menjijikkan sekali," gumam Ella pelan.
Ella pun memutuskan untuk pergi kembali ke kamarnya. Namun, ketika dia berbalik, tanpa sengaja Ella menyenggol vas bunga yang terletak di samping pintu kamar tersebut.
Pyaar!! Vas bunga tersebut akhirnya pecah. Ella yang takut ketahuan pun langsung berlari secepat kilat memasuki kamarnya. Dia memegangi dadanya yang berdebar tak karuan.
"Aku tidak menyangka jika pria yang ku nikahi ternyata pria brengs*k," ucap Ella. Masih terlihat jelas dalam ingatannya, Jason mencumbui 3 wanita sekaligus, dan itu membuatnya begitu jijik.
Sementara itu, Jason keluar dari kamar sebelah untuk melihat siapa yang ada di luar kamar tersebut. Pria itu hanya menyunggingkan senyumnya seolah tahu siapa yang menyebabkan vas bunga itu pecah.
Keesokan harinya.
Ella terbangun dari tidurnya. Dia menatap ke sekeliling dan masih sama, kejadian kemarin benar-benar bukan mimpi.
"Haish! Aku berharap ini adalah mimpi." Dengan malas Ella menyibakkan selimutnya dan bersiap untuk mandi dan turun ke bawah.
Ella masih ingat akan ucapan Jason kemarin. Dia harus tunduk pada Jason. Jika Ella berani kabur, Jason akan membuat Ella tersetrum dari gelang yang Jason pakaikan di pergelangan tangannya. Jason hanya perlu mengaktifkannya saja.
"Aku sudah seperti anjing peliharaannya saja," gumam Ella. Dia merasa kesal karena hal itu. Berkali-kali Ella berusaha melepaskan gelang itu, dan tak berhasil.
Ella memasuki bathroom dan langsung membersihkan tubuhnya dan juga dari pikiran kotor yang mulai berseliweran setelah melihat kejadian semalam.
Setelah selesai, Ella keluar dari bathroom hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya. Ini adalah kebiasaan Ella sejak dulu. Dia lupa jika saat ini statusnya telah berubah menjadi istri dari pria brengs*k menurut Ella.
"Kau sudah selesai?" Sebuah suara mengagetkan Ella.
"Ah! Kau... Bagaimana kamu bisa masuk ke kamarku?!" Ella membeliak. Dia merasa sudah mengunci pintunya tadi. Ella langsung menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.
Jason mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan menatap Ella. Pria itu terkejut melihat Ella yang hanya mengenakan handuk saja.
Tiba-tiba sesuatu di bawah sana bereaksi. "Ini sungguh keajaiban," gumam Jason pelan.
Jason berdiri dan berjalan menghampiri Ella, membuat Ella menjadi ketakutan. "Jangan mendekat!"
Jason tak mendengarkan kata-kata Ella dan terus mendekatinya. Dengan gerakan cepat, Jason menghimpit tubuh Ella. Dia ingin memastikan sesuatu.
"Akhhh! Apa yang kau lakukan? Cepat lepaskan aku!" pekik Ella.
"Diamlah!!" bentak Jason. Pria itu menghirup aroma shampo Ella yang membuat tubuhnya semakin bereaksi.
"Tolong lepaskan aku!" ucap Ella lirih. Saat ini dia benar-benar ketakutan.
Jason yang melihatnya menjadi kesal dan mendorongnya. "Kali ini kau ku lepaskan. Ingat ini baik-baik! Kau hanyalah seorang budak yang harus menuruti semua perintahku!" Jason langsung pergi meninggalkan Ella.
Ella langsung terduduk di lantai. Dia menangis merasa ini tak adil untuknya. "Yumna, kenapa kau membuatku dalam posisi ini?" Ella benar-benar kecewa kepada Yumna.
Di luar kamar, kepala pelayan yang mendengar perkataan Jason pada Ella. Dia menyeringai senang. Rupanya gadis yang di bawa tuannya kemarin adalah mainannya yang akan di jadikan budak saja. Jadi Ine tak perlu bersikap baik pada Ella.
Di lantai bawah, Jason sudah pergi ke kantornya. Sebelumnya, dia menyuruh seorang sopir untuk mengantarkan dan mengawasi Ella jika gadis itu hendak kabur.
***
Ella hanya duduk terdiam di dalam kamarnya. Dia sedang merencanakan untuk dirinya bisa kabur dari suami brengs*knya.
Pintu kamarnya terbuka membuat Ella sedikit awas, takut jika itu adalah Jason. Namun dia lega karena itu adalah seorang pelayan.
"Enak sekali kau di rumah ini," ucap pelayan itu dengan sinis kepada Ella.
Ella mengerutkan keningnya. "Apa kau berbicara denganku?" Ella menoleh ke kanan dan kiri. Tak ada orang lain, hanya ada dirinya dan pelayan yang baru datang itu.
"Tentu saja kau, memangnya siapa lagi! Sekarang cepat bangun dan lakukan tugasmu di rumah ini!" Ine menarik Ella keluar dari kamar itu dan membawanya ke sebuah ruangan kotor dan sangat berdebu.
"Bersihkan ruangan ini hingga bersih dan tanpa debu, setelah itu kau akan melakukan tugas lainnya!" Ine melemparkan sapu dan juga kain pel pada Ella, kemudian langsung pergi dan mengunci ruangan itu.
"Pria itu benar-benar sangat kejam, dia pasti yang menyuruh pelayan itu. Setidaknya dia harus memberiku makan terlebih dahulu sebelum menyuruhku melakukan pekerjaan ini," ucap Ella sembari memegangi perutnya yang sangat lapar. Meski begitu, Ella tetap melakukan perintah pelayan itu.
Satu jam kemudian, Ine kembali datang. Ruangan itu benar-benar sudah Ella bersihkan hingga bersih.
"Ternyata Kau melakukan tugas dengan sangat baik. Sekarang ikut aku! Masih banyak tugas lainnya yang masih belum selesai." Ine kembali menarik Ella. Kali ini Ine membawa Ella ke ruangan lainnya.
"Bersihkan tempat ini! Tapi ingat, kau tidak boleh menyentuh barang-barang di sini. Ini adalah barang-barang kesayangan Tuan Jason!" Ine memperingati Ella.
"Aku akan membersihkannya, tapi bisakah aku makan terlebih dahulu? Aku sangat lapar sekali," ucap Ella.
"Enak saja! Baru melakukan satu pekerjaan saja sudah meminta makan. Tidak ada makanan sebelum kau menyelesaikan semuanya!" sentak Ine dan langsung meninggalkan Ella.
Ella hanya menghela nafas panjang. Dia benar-benar kelaparan saat ini. Bahkan tangannya bergetar karena begitu laparnya.
"Orang-orang di rumah ini benar-benar sangat kejam. Apa aku akan mati di rumah ini? Apa aku minta tolong saja pada Daddy?"
Ella pun kembali melanjutkan pekerjaannya. Dia melihat beberapa gambar lukisan dan juga benda yang di tutupi dengan kain putih. Ella merasa penasaran dengan semua benda di ruangan ini.
Hingga tanpa sengaja, kain yang menutupi sebagian gambar lukisan itu terjatuh dan menampilkan lukisan gadis cantik. Ella terpana sesaat.
"Siapa gadis itu? Dia sangat cantik," gumamnya. Dia menyentuh lukisan itu.
"Apa yang kau lakukan di ruangan ini?!"
Ella tersentak dan menoleh. Dia terkejut Jason tiba-tiba berada di depan pintu.
"Siapa yang menyuruhmu menyentuh barang-barang di ruangan ini huh! Lancang sekali kau memasuki tempat ini!" Jason terlihat begitu marah. Tatapannya saat ini benar-benar sangat menakutkan.