NovelToon NovelToon
Sang Penerus (Pendekar Naga Petir)

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:167.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: kelana syair( BE)

Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.

Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.

Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja

"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya guru."Tanya Mayang.

"Tentu saja aku akan menghancurkan pagar pelindung itu, kalian berdua cepat berlindung di belakang ku!"Perintah Sarwati.

Mayang dan Endang pun bergegas mengikuti perintah gurunya untuk berlindung di belakangnya.

Sarwati segera menancapkan tongkatnya ke tanah, kedua tangannya kemudian dirapatkan dengan mulut komat kamit merapal mantra.Tiba tiba kedua tangannya membara merah penuh dengan tenaga dalam, itulah pukulan tapak iblis penghancur gunung.Salah satu pukulan yang menjadi andalan perguruan tapak Menjangan.

Sarwati kemudian melepaskan pukulannya untuk mendobrak pagar pelindung itulah.

Hiiiaaaaat.....!!! Wuuuus.... sreeeet.. Slaaaap.... duuuuuaaaarr.....!!! Ledakan besar mengguncang rumah yang terkunci rapat itu.

Barata dan Laras yang sedang bersemedi di dalam langsung membuka matanya akibat dari ledakan itu.Dan buru buru keluar dari kamarnya dan menuju ke depan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

"Apa yang terjadi Barata."Tanya Laras.

"Aku tidak tahu Laras, biar aku lihat ada apa di luar."Ucap Barata.

"Mari kita lihat bersama sama."Ucap Laras.

"Kau sebaiknya di dalam saja Laras, untuk melanjutkan semedi mu,jika nanti ada sesuatu yang tidak bisa aku atasi aku akan segera meminta bantuan mu."Ucap Barata.

"Baiklah kalau begitu."Ucap Laras kemudian kembali masuk ke dalam.

Sementara itu Sarwati terkekeh-kekeh melihat pukulannya berhasil menjebol pagar pelindung yang di buat oleh Warisapana.

"Cepat kalian berdua masuk ke dalam, karena pagar pelindung itu sudah aku hancurkan."Perintah Sarwati.

"Ayo Endang,kita masuk."Ajak Mayang.

Mereka berdua segera melangkah kearah rumah tadi,tapi baru saja mereka akan menginjakkan kakinya di teras rumah itu, tiba-tiba daun pintu terbuka dengan sendirinya.

Membuat mereka berdua mengehentikan langkahnya sambil menatap kearah pintu itu.

Dari pintu itu Kemudian munculah seorang pemuda yang tidak lain adalah Barata.

Mayang dan Endang saling melempar pandang melihat kemunculan Barata.Dalam hati mereka merasa heran karena menurut gurunya tadi yang di dalam itu seorang gadis bukan seorang pria.

Barata juga merasa heran melihat tiga orang wanita berada di depan rumahnya.

"Siapa kalian bertiga ini."Tanya Barata.

"Hehehe...heee..... akhirnya muncul juga penghuninya."Ucap Sarwana.Sambil melangkah maju dengan terkekeh-kekeh.

"Cepat suruh gadis yang ada di dalam keluar kalau tidak biar kedua murid ku yang akan menyeretnya keluar secara paksa ."Ucap Sarwati.

"Apa maksud mu berbicara tidak jelas begitu nenek tua dan gadis mana yang kau maksud itu."Tanya Barata tidak mengerti arah pembicaraan Sarwati.

Muka Sarwati langsung merah padam mendengar dirinya disebut nenek tua oleh pemuda di hadapannya, karena Sarwati paling tidak suka jika dirinya di sebut nenek karena masih merasa muda menurut dirinya.

"Kurang ajar..!! beraninya kau menyebut aku nenek, akan aku bungkam mulut mu pemuda tidak tahu diri.Cuma pendekar kelas menengah berani banyak mulut di depan ku.Endang dan Mayang cepat kalian berdua masuk dan jangan hiraukan dia!"Perintah Sarwati.

"Berhenti kalian berdua ,jika kalian berani maju satu langkah saja, akan aku potong kaki kalian!"Ucap Barata tidak main-main dengan kata-katanya.

Mayang dan Endang tidak mengindahkan peringatan dari Barata, mereka berdua terus melangkah maju.Mereka menganggap Barata bukan apa apa hanya seorang pendekar tingkat menengah yang berkemampuan rendah.

Barata sangat marah melihat kata-kata tidak di hiraukannya.Ia segera mengirimkan tendangannya kepada mereka berdua.

Weeees....!!!

Endang dan Mayang langsung melesat mundur menghindari serangan Barata itu.

"Apa kau sudah bosan hidup berani menyerang kami."Ucap Mayang.Dengan mata melotot.

"Kau pikir aku takut pada kalian berdua yang berada pendekar kelas atas, siapa pun yang berani macam macam dengan perguruan ini jangan harap dapat pergi dari sini dengan keadaan selamat."Ucap Barata dengan tegas.

"Cuma pendekar kelas menengah saja berlagak di hadapan ku."Seru Mayang.

Mayang langsung maju menyerang Barata dengan mengirimkan tinjaunya dan tendangannya.Barata menarik satu kakinya ke belakang dan memiringkan tubuhnya sehingga serangan yang Mayang lancarkan tidak mengenai dirinya.Barata kemudian berkelebat ke halaman untuk mencari tempat yang lebih luas sebab di teras terlalu sempit.

"Mau kabur kemana kau ."Teriak Mayang.Seraya mengejar Barata.

"Aku ingin lihat sampai di mana kemampuan pemuda tak tahu diri itu."Ucap Sarwati.Sambil memperhatikan pertarungan itu.

Mayang menyerang Barata dengan gencarnya,ia merasa kesal melihat orang berkemampuan rendah berlagak di hadapannya.

Mayang melancarkan pukulannya yang mengandung tenaga dalam tinggi untuk menyerang Barata karena ia ingin cepat cepat melumpuhkannya.

Serangan maut yang Mayang lancarkan rupanya belum bisa menyentuh tubuh Barata karena ia masih bisa menghindarinya.

Mayang terus mendesak Barata dengan serangannya tapi Barata dengan sigap selalu dapat menghindarinya ,walaupun dirinya harus terus mundur ke belakang.

Sarwati dan Endang merasa heran melihat Mayang seakan kesulitan untuk menangani Barata padahal secara kekuatan dan tingkat kependekaran mereka berdua terpaut cukup jauh.

"Mayang cepat jatuhkan pemuda itu, jangan hanya main main saja."Teriak Sarwati.

"Iya guru."Sahut Mayang.

"Endang mari kita ke dalam untuk mencari gadis berdarah suci itu."Ucap Sarwati.Kemudian bergegas melangkah masuk ke dalam perguruan.

"Berhenti kalian berdua..!!"Teriak Barata seraya melemparkan pisau bulan sabitnya weeees....!!

Pisau bulan sabit yang Barata lepaskan meluncur deras dengan berputar putar ke arah Sarwati dan Endang.

"Kurang ajar dasar bocah sialan."Maki Sarwati.

Kemudian menggunakan tongkatnya untuk menghalau senjata yang Barata lepaskan itu weeees ..traaaang....!!!

Pisau bulan sabit itu meluncur kembali ke arah Barata yang sedang bertarung melawan Mayang.

Barata segera menggunakan tenaga dalamnya untuk mengendalikan pisau terbang miliknya itu dengan dua jarinya. Dan mengirimkan kembali pisau bulan sabit itu kearah mereka berdua.

Sarwati dan Endang segera melesat kebelakang menghindari sambaran pisau bulan sabit itu.

Tidak mau terus di desak Barata kemudian mencoba menangkis serangan yang Mayang lancarkan.

Hiiiaaaaat....desss....!!!Barata dan Mayang beradu pukulan hingga membuat keduanya sama-sama tersurut ke belakang.

Hiiiaaaaat.... Traaaang.... !!!Sarwati kembali memukul pisau bulan sabit yang menyerangnya.Membuat pisau itu terlempar dan kembali lagi ke pada Barata.

"Sebaiknya kalian bertiga cepat pergi dari sini, karena kalian tidak akan mendapatkan apa-apa selama ada aku."Ucap Barata.Sambil memainkan pisau bulan sabit di tangannya.

"Guru aku ragu jika dia berada di tingkat pendekar kelas menengah,pasti dia menyembunyikan kekuatannya yang sebenarnya."Ucap Mayang.Merasa ragu dengan tingkat kependekaran Barata karena mampu mengimbangi kekuatannya.

"Aku tidak perduli dia di tingkat pendekar apa , karena saat ini dia harus mampus di tangan ku, karena telah berani memanggil ku nenek"Seru Sarwati.Dengan rasa marah.

Sarwati melesat kearah Barata sambil mengayunkan tongkatnya hiaaattt....wees....Barata langsung membuang tubuhnya kesamping menghindari pukulan tongkat itu.

Braaaaak... !!! pukulan tongkat Sarwati menghantam tanah hingga membuat tanah tempat Barata berdiri tadi amblas.

Barata tercekat melihat kekuatan pukulan tongkat wanita itu.

"Kau pikir mampu lepas dari ku begitu saja bocah setan.!"Teriak Sarwati.

Sarwati kemudian memutar tongkatnya dengan cepat, putaran tongkat tersebut seketika menghadirkan angin kencang disertai hawa panas.Itulah jurus angin topan menyapu badai .

Tubuh Barata terhempas beberapa tombak ke belakang akibat dari hembusan angin yang sangat kuat itu.

"Kekuatan pendekar tingkat raja memang luar biasa."Ucap Barata, sambil mengerahkan tenaga dalamnya.

"Mana mulut tajam mu tadi anak setan, sudah waktunya untuk mampus kau hiiiaaaaat..!!"Sarwati meluncur kearah Barata dengan tongkat terayun tinggi.

"Kau pikir aku tidak mempunyai kemampuan apa apa nenek tua."Ucap Barata.

"Ajian guntur es... hiaaattt..... wuuuus...!!

Ajian guntur es itu langsung bertemu dengan jurus tongkat angin topan menyapu badai dan duuuaaarrr.....!!! Ledakan pun menggema.

Kedua belah pihak sama sama terpental kebelakang , Barata terlempar cukup jauh karena secara kekuatan ia masih di bawah Wanita itu.Sedangkan Sarwati tersurut beberapa tombak ke belakang dengan badannya merasakan kedinginan yang luar biasa akibat pukulan ajian guntur es yang Barata lepaskan tadi.

"Guru....!!!"Teriak kedua gadis itu dengan segera berlari menghampiri gurunya yang sedang gemetaran karena kedinginan.

Barata segera berdiri walaupun merasakan sesak di bagian dadanya.

"Jika kalian masih tetap bersikeras tidak mau pergi dari sini,aku tidak akan sungkan untuk menurunkan tangan maut pada kalian!"Ancam Barata sambil menahan rasa sakitnya.

Mayang dan Endang langsung panik mendengar ucapan pemuda di hadapannya, jika ia melepaskan satu serangannya lagi sudah tentu guru tidak akan sanggup untuk menghindarinya.Melihat keadaannya yang kurang menguntungkan itu Endang segera menuruti kata kata Barata.

"Baik kami akan segera pergi dari sini."Seru Endang.

"Kalau begitu cepatlah tunggu apa lagi."Teriak Barata.

"Ayo Mayang kita bawa guru pergi dari sini."Ucap Endang.

"Kami pasti akan datang lagi tunggulah pembalasan dari perguruan tapak Menjangan."Teriak Mayang.Kemudian berkelebat pergi dengan membawa gurunya.

Setelah kepergian mereka bertiga Barata kemudian roboh kehabisan tenaga ,baru kali ini dia berhadapan dengan pendekar tingkat raja yang tingkat kekuatannya jauh di atasnya.Untunglah gertakannya tadi membuat mereka kabur kalau tidak pasti dirinya akan tewas di tangan mereka.

1
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
Up
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
Up
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
Up
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah 💫
Kang ozy
Luar biasa
Atuk
Up
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
Up
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!