" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Strategi Mafia
Hampir jam 10 siang Aya sudah pulang ke apartemen membuat Zain yang baru saja keluar kamar itu heran begitu melihat Aya sudah pulang .
" Daddy mau kemana?" kata Aya langsung berlari menghampiri Zain setelah melempar tas nya ke atas sofa.
" Daddy haus " jawab Zain dengan suara rendah menutup kembali pintu kamar lalu berjalan .
" masih panas " ucap Aya yang berdiri menghalangi Zain berjalan lalu berjinjit menyentuh keningnya.
" Daddy duduk disini aja biar Aya ambilkan air " kata Aya dengan perhatian membantu Zain duduk di sofa .
Aya dengan cepat mengambilkan Zain air putih lalu memberikan nya .
" kenapa?" tanya Zain pada Aya yang duduk di samping nya sedari tadi terus menatap Zain sambil senyum-senyum.
" Nggak ada " jawab Aya singkat lalu mengambil lagi tas yang tadi dia lempar ke atas sofa .
" Loh mana dia ?" ucap Aya yang sudah membuka tas sekolahnya tapi tak menemukan sesuatu yang dia cari .
" sebentar Daddy " Aya langsung berlari kencang keluar karena seperti nya yang dia beli ketinggalan di mobil .
Zain yang masih duduk di sofa itu menatap tas sekolah Aya yang perlahan membuat dia penasaran dengan isinya.
" Astaga " geleng kepala Zain melihat isi tas Aya yang terdapat Snack cukup banyak dan beberapa buku.
" Ehhhh" Zain memegang sesuatu yang berbungkus plastik putih sepertinya kemasan sachet.
" Daddy " malu Aya langsung merebut benda itu dari tangan Zain dan menyembunyikan nya lagi kedalam tas dan melempar jauh-jauh tas nya dari Zain .
" Ngapain bawa softex ke sekolah Bocil " geleng kepala Zain .
Aya langsung menutup mulut Zain yang bicara terang-terangan sekali membuat Aya malu .
" ya kan buat jaga-jaga" suara kecil Aya begitu malu dengan Zain yang terus menggoda nya.
" ooooh, waspada ya kamu " kekeh Zain menatap Bocil manis yang semalam hampir saja dilahap nya jika tidak mendengar kata hatinya.
Sebenarnya semalam Zain punya kesempatan untuk itu hanya saja hati nurani Zain menang melawan logika nya , Zain tidak ingin menghancurkan cita-cita Aya yang sudah dia impikan semenjak kecil hanya karena harus hamil di usia muda serta kalaupun Aya mau sekalipun Zain tidak akan melakukan itu karena terlalu beresiko lantaran usia Aya yang masih begitu muda.
" Ayo makan Daddy " kata Aya membuka makanan yang tadi dibeli nya dan menyuapi Zain dengan spontan.
Zain mengunyah makanan yang disuapi Aya dengan tenang merasakan kehangatan suasana yang tidak pernah dia rasakan bahkan rasanya baru sekarang Zain bisa menikmati hidup berbeda dengan biasanya yang penuh ambisi .
" Saya memang Ganteng nggak usah gengsi bilang nya" ucap Zain dengan pede merapikan rambutnya karena sedari tadi terus memergoki Aya yang menatapnya.
" Ganteng tapi merah semua " bisik nakal Aya melirik leher Zain yang merah-merah termasuk tubuhnya yang untung tertutup baju .
Muachh .
" Ganas ya kamu " ucap Zain mengecup bibir Aya membuat Aya melek seketika dan langsung menunduk malu juga membayangkan perbuatan nya semalam pada Zain .
" hummm, semua pacar Daddy yang salah " cemberut Aya membayangkan penuh dendam wanita sialan itu .
" udah tau dia salah mengapa kamu malah makan makanan yang dia bawa Bocil " ucap Zain menatap Aya sambil menggaruk kepalanya, jujur saja Zain tidak memprediksi kalau Aya akan memakan makanan yang di bawa Hellen.
" ohhhh jadi Daddy lebih belain pacar Daddy dan nyalahin Aya " suara meninggi Aya siap berperang melawan Zain .
" Bukan belain , kenapa dimakan ?" jelas Zain yang cukup dewasa untuk berdebat dengan Aya yang memang masih belum dewasa itu .
" Ya makanan nya enak terus Aya laper , ya makan lah " jawab Aya apa adanya .
" terus makanan yang Daddy masakin semalam nggak enak gitu sampai kamu nggak mau makan?" tanya Zain lagi yang membuat Aya langsung menunduk .
" Lain kali kalau perihal makanan itu lebih teliti jangan karena terlihat enak langsung kamu makan " nasehat Zain pada istri kecilnya.
" Iya " jawab Aya dengan patuh .
..............
...3 hari kemudian...
" bagaimana kondisinya?" tanya Zain pada kelima sahabat sekaligus rekan kerjanya begitu mereka duduk di meja lingkar dalam ruang khusus di markas kemafiaan nya .
Satu persatu mereka mulai menjelaskan setiap bidang yang mereka awasi serta musuh yang sudah mengibarkan bendera Peperangan dan seperti nya perang puncak akan segera terjadi .
Rusak nya sistem keamanan data perusahaan telah membuat Zain meradang dan membuat jiwa tempramen nya bangkit sampai dia tak sabar menunggu besok pagi .
Drettt
Drettt
Ditengah keseriusan keenam pria itu yang saling menyalurkan ide ponsel Zain berdering.
" Jam berapa ini?" Zain langsung melirik jam di pergelangan tangan Rico lantaran dia yang memang tidak memakai jam tangan .
" Hallo ?" kata Zain mengangkat telfon namun kelima sahabat nya justru malah terdiam juga di tengah diskusi mereka .
" Daddy dimana kok belum pulang " suara manja Aya rada merengek yang membuat Zain yang awalnya penuh emosi itu langsung tersenyum.
" Masih meeting " jawab Zain dengan suara rendah merasa jengkel melihat tatapan menggoda kelima sahabat mendengar suara manja Aya yang menelfon nya .
" Masih lama ya Daddy pulang nya ?" tanya Aya .
" Tidurlah dulu nanti Daddy pulang " ucap Zain mengakhiri telfon nya tak sanggup melihat tatapan menggoda sahabatnya yang malah main mata di kondisi genting ini .
" Jika kamu membohongi nya maka kamu harus siap juga dengan tangisan nya nanti Zain " ucap Daniel menatap Zain dengan seulas senyum.
" Justru semakin Aku jujur semakin dia menangis ketakutan dan malah bisa jadi dia tidak mau lagi tinggal bersamaku" ucap Zain dengan lirih yang sekarang berada di posisi serba salah .
" Jujurlah padanya setelah ini jangan sampai dia tau dari orang lain " ucap Ricardo yang diangguki Zain .
Mereka kembali ke pembicaraan awal dan mulai mengatur strategi agar bisa mengembalikan stabilitas data perusahaan tanpa harus turun tangan ke lapangan.
Mereka mulai sibuk dengan komputer dihadapan masing-masing, saling menyalurkan ide dan kepintaran masing-masing untuk menyelamatkan data perusahaan.
" kalian retas sistem perusahaan dia mulai dari yang terkecil hingga perlahan kita bisa masuk ke sistem utama " Zain mulai membagi tugas bahkan berfikir keras mencoba berbagai macam cara .
Namun ditengah fokus nya konsentrasi Zain tiba-tiba terpecah saat terlintas wajah Aya .
" mengapa perasaan ku tidak enak sekali " ucap Zain terdiam sejenak berhenti dari kegiatan nya .
" sudah hampir jam 1 Zain " ucap Rich memberi tau .
" Astag, Aya sendirian di apartemen " Zain yang bekerja sampai lupa waktu itu langsung berlari dengan perasaan cemas dan feeling Zain mengatakan istri nya sedang dalam bahaya .
Begitu Zain sampai di apartemen dia langsung mengepalkan tangannya melihat puluhan bodyguard rahasia nya sudah tergeletak disepanjang apartemen .
" Daddy " teriak Aya yang sudah ketakutan berlari ditengah kegelapan begitu Zain membuka pintu .
Next .