Mira. seorang gadis cantik nan manis itu harus bekerja sebagai seorang beby sister di keluarga terkaya no 1 di kota Jakarta. setelah kepergian kedua orang tua nya, dia pun memutuskan ikut ke Jakarta bersama tetangga nya, yang sudah dia anggap seperti ibu kandung nya sendiri...
.....
Emil Darmawan seorang pengusaha sukses itu harus menelan pil pahit kehidupan nya, saat sang istri di nyatakan meninggal dunia, karena bertaruh nyawa melahirkan anak nya.
mau tau kelanjutannya kisah mereka berdua. yuk segera mampir
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
persiapan.
" selamat pagi sayang," ucap Emil tepat di hadapan Mira.
Sedang orang yang di panggil sayang, begitu terkejut, bisa bisa nya Emil memanggil nya dengan sebutan itu di depan banyak orang.
" tuan, jangan memanggilku seperti itu, malu di liat orang," lirih Mira.
" Kenapa harus malu?, kan kau adalah calon istri ku," ucap Emil. Mencium pipi Mira.
" Emil, kamu jangan nakal yah, belum muhrim," ucap nyonya kinan.
" Heheh, maaf ibu, soal nya aku sangat bahagia hari ini," ucap Emil.
" dasar nakal," ucap nyonya kinan.
" yasudah, sini sarapan dulu sebelum ke kantor," ucap nyonya kinan yang di angguki oleh Emil.
Sedangkan Mira melangkah kan kaki nya keluar dari mansion, karena setiap pagi dia akan berjemur bersama Erik di luar.
...
Setelah selesai sarapan Emil pun menyusul keluar,dan menemui Mira.
" Mira, setelah pulang dari kantor kita ke mall yah,cari cincin pernikahan kita," ucap Emil.
" aku mau Minggu depan pernikahan kita sudah di adakan," ucap Emil.
" tuan, apa itu tidak terlalu cepat," ucap Mira.
" tidak, justru itu sangat lama menurut ku, aku ingin secepatnya mempersunting mu,agar ibu tidak melarang ku lagi untuk mencium mu setiap hari," ucap Emil nakal.
" his tuan ini, malu tau di liat orang," ucap Mira.
" hehehe. yasudah aku berangkat kerja dulu yah, ingat untuk bersiap siap sebelum aku pulang kerja yah," teriak Emil.
Mira hanya menggeleng kan kepala nya saja, melihat tingkah anak majikan nya itu.
" Ayo sayang kita masuk," ucap Mira.
menggendong tubuh Erik.
" Mira, sarapan dulu nak, sini biar aku yang menjaga Erik," ucap nyonya kinan.
" eh tidak perlu nyonya, biar saya saja, lagian saya belum lapar juga," tolak mira.
" kamu Gak boleh telat makan sayang, bagaimana jika nanti perut mu sakit, ingat yah kau dan Emil akan segera menikah. ibu Gak mau jika kamu sakit nanti," ucap nyonya kinan.
" tidak kok nyonya, saya memang benar benar belum lapar, setelah lapar saya akan makan," ucap Mira lagi.
" Mira, ayo duduk sekarang, kamu harus memberikan ASI yang sehat untuk erik, jadi kamu juga gak boleh telat makan," perintah nyonya kinan.
Mira pun akhirnya mengangguk. Wanita itu menaruh Erik ke dalam kereta jalan nya, dan mulai memakan sarapan nya.
.....
" Aril, aku mau kamu menyiapkan semua ini dengan baik yah, aku tidak mau acara pernikahan ku ada kendala apapun," ucap Emil.
" Dan pilih lah dekorasi yang bagus,yang ada di sini, berapapun harga nya aku akan tetap membayar nya," ucap Emil.
Aril mengangguk, sebagai asisten dan, sekretaris pribadi Emil dia harus siap mungkin menjalankan perintah yang di minta oleh Emil.
" Baiklah tuan, secepat mungkin saya akan menyiapkan semua nya," ucap Aril.
" Hahh, seminggu lagi Mira akan menjadi istri ku,"
" Tapi, apa dia bisa menerima jika aku membawa Erik pergi dari kehidupan nya," batin Emil.
" Aku melihat, wanita itu sangat menyayangi anak itu, tapi aku tidak sanggup jika harus melihat nya setiap hari, rasa nya hati ku sakit ketika melihat dia ada di sekitar ku," batin Emil.
" Hah, entah lah, semoga saja Mira bisa mendengar kan semua penjelasan ku, dan semoga saja dia tidak akan membenci ku setelah ini," lirih Emil, yang benar benar dilema dengan jalan hidup nya.
maaf sekedar saran thor