Luna terpaksa menjadi istri ke-3 dari seorang Tuan yang bernama Daru. Suami Luna sebelumnya di nyatakan telah meninggal dunia dan rupanya memiliki banyak hutang.
Mereka harus Menjadi Pelunas Hutang Suami nya yang katanya berjumlah puluhan Triliun. Luna hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak memiliki penghasilan sendiri.
Ia tidak sepenuhnya percaya bahwa suami yang sangat di cintai nya meninggalkan penderitaan untuk nya dan anak-anak.
Ibu dari tiga orang anak itu harus membayar semua hutang suaminya dengan menikah dan menjadi budak. Luna hanya bisa pasrah menerima namun kesedihan selalu melanda kala anak-anaknya harus ikut mendapatkan siksaan.
Mampukah mereka menjadi takdir yang mengejutkan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
Malam hari, di meja makan dan semua orang yang duduk melingkari meja itu telah siap untuk menyantap makan malam mereka sembari menunggu para maid menyajikan makanan.
"Ayu, tolong panggilkan Luna dan anak-anaknya ke sini," titah Kartika pada kepala pelayan tersebut. Ayu patuh dan langsung berlalu, tidak lama kemudian Ia muncul bersama Luna dan anak-anaknya.
"Kalian duduk lah, kita makan bersama-sama," perintah Kartika lagi pada Luna serta ke tiga anaknya.
Wanita itu merasa sejujurnya tidak lah baik menyalahkan semua kesalahan Hendra kepada anak-anak dan mantan Istrinya ini. Ia juga ingin mencoba menerima Luna yang memang sudah menjadi menantunya tersebut.
"Bu, untuk apa mereka makan di sini!" Pangkas Marni karena tidak suka jika harus makan semeja dengan orang-orang itu.
"Marni, jangan berbicara begitu pada Ibu," seru Daru menegur Istri keduanya.
Ya, di rumah itu memang Kartika dan Damar adalah suara yang harus di patuhi tanpa terkecuali. Termasuk anak-anaknya yaitu Daru.
Walau pria itu sudah resmi mewarisi kekayaan Damar, akan tetapi hak mutlak masih tetap berpegang pada kedua orang tuanya. Daru juga selalu menghormati keputusan kedua orang tuanya dan itulah mengapa Ia harus menikah lagi dengan Marni untuk memperoleh keturunan.
"Luna, Ibu menyuruh kalian untuk duduk. Ayo kita makan bersama-sama."
Nisa bangkit dan mendekati Luna serta anak-anaknya, wanita yang selalu tampil elegan itu merangkul mereka agar tidak sungkan untuk bergabung.
Luna akhirnya duduk dengan baik serta mengajak anak-anaknya pula, Nisa juga sudah kembali ke tempat duduk nya di samping Daru.
Si kecil Kevin juga nampak tidak suka karena anak-anak Luna duduk berdampingan dengan nya. Anak itu memang memiliki kepribadian seperti Ibunya.
"Daru, adikmu akan kembali bergabung ke perusahaan. Ibu akan pergi ke Amerika menggantikan nya untuk menjaga Ayah kalian. Ibu harap selama itu jangan ada yang membuat masalah."
Sebenarnya Kartika ingin mengatakan hal itu pada para menantunya, terutama Marni yang selalu menciptakan keributan setiap hari, apalagi setelah Luna dan anak-anak nya masuk ke rumah ini. Marni seakan memiliki mainan sebagai tempat pelampiasan nya walau tanpa sebab.
"Bu, jagalah kesehatan selama di sana," ujar Nisa lembut dan Daru segera meraih tangan sang Istri karena terharu atas sikap baiknya tersebut untuk Ibu Daru.
"Iya, kalian juga dan jagalah rumah dengan baik."
Kartika memang tidak memiliki alasan untuk tidak menyukai Nisa yang penyayang selain tidak bisa memberikan keturunan. Walau sejujurnya Ia juga tidak suka pada sikap Daru yang tidak adil kepada Istri-istrinya dan Nisa seakan menikmati hal tersebut tanpa menegur suami nya.
"Marni, Ibu harap kamu tidak membuat masalah dan jagalah ketentraman di rumah ini," kata Kartika pada Marni.
"Bu, aku tidak pernah membuat masalah. Lagipula semua itu karena Luna dan anak-anaknya," jawab Marni tidak terima di salahkan menjadi pembuat masalah.
"Marni, kenapa kamu selalu melawan dengan Ibu!"
Daru merasa geram dengan sikap Marni yang selalu membantah dan melawan saat di beri tahu.
"Kap_"
Marni menghentikan ucapan nya kala Nia menggenggam erat tangan putrinya itu agar tidak membuat masalah di depan Kartika. Nia tahu Kartika pasti akan mencap Marni menantu durhaka jika selalu melawan dan Nisa akan semakin ke enakan dengan semua ini.
"Ibu, Suamiku. Aku minta maaf," kata Marni terpaksa karena Nia memberikan kode untuk hal tersebut.
"Sudahlah, jangan di perpanjang," ujar Kartika.
"Lalu kamu Luna. Mulai sekarang makan lah tepat waktu bersama-sama di sini bersama anak-anakmu," kata Kartika lagi pada Luna yang mengangguk dengan gugup.
"Ba_baik Ibu Mertua," jawab Luna terbata. Karena selama Ia menjadi Istri Daru, Ini adalah pertama kali Luna mendengar Kartika menyebut namanya langsung dan juga berbicara dengan dirinya.
Tanpa sengaja Luna melihat ke arah Marni dan wanita itu menatap tajam dirinya seakan ingin menusuk mereka dengan kedua bola matanya itu.
"Kevin, selama Nenek pergi. Belajar dan sekolah dengan baik. Jangan selalu bertengkar dengan Rio serta adik-adiknya."
Kevin tidak menyahut ucapan Kartika.
"Kevin, kamu tidak dengar apa yang Nenek mu katakan," kata Daru bernada intimidasi pada Kevin yang tidak merespon ucapan Kartika.
Kevin menatap sang Mama seakan meminta pembelaan dan Marni yang mendengar Daru berbicara seperti itu pada anak mereka langsung meraih anaknya.
"Jangan berbicara begitu pada Kevin, dia ini masih kecil! Lagian anak-anak Luna lah yang selalu mengganggu Kevin," marah Marni dan Kevin mulai menangis.
"Marni, kamu itu terlalu memanjakan anak. Lihatlah, aku bahkan hanya meminta nya agar menjawab perkataan Nenek nya. Tapi Kevin malah menangis seperti ini," kata Daru tidak mengerti kenapa Marni bisa memberikan pembelajaran agar Kevin menjadi anak yang cengeng.
"Kalau aku tidak memanjakannya, memang nya kamu pernah memanjakan atau sekedar bermain dengan Kevin? Kamu itu hanya memanjakan Nisa tanpa peduli pada kami!"
Marni tidak terima dengan kata-kata Daru, enak sekali dia mengatakan itu. Memang nya kapan Daru melakukan pendekatan pada Kevin yang selalu ingin bersama Ayahnya.
Mengajak Kevin bermain saja Daru tidak pernah melakukan itu, lalu sekarang menyalahkan Marni yang terlalu memanjakan Kevin.
"Marni, perhatikan kata-kata mu itu!"
Daru naik pitam karena Marni kembali menyinggung Nisa bahkan di depan Nisa.
Nisa sendiri segera menenangkan Daru yang kini mulai berdiri bersama kedua tangannya yang mengepal.
"Suami ku, tenang lah."
Daru patuh dan kembali duduk namun mata elangnya masih mengintai Marni.
"Marni, Daru bukannya tidak sempat. Kamu juga tahu sendiri kalau di kantor banyak pekerjaan," ujar Nisa. Wanita itu terlihat baik-baik saja walau Marni berkata seperti tadi tentang nya.
"Nisa, aku tahu kamu sengaja ikut bekerja dan menguasai Daru sendiri. Sedangkan aku malah di larang untuk ikut bekerja juga."
Brak!
"Cukup!"
Kartika segera memukul meja dan langsung menghentikan perdebatan yang ada. Ia sangat geram dengan sikap para menantunya ini.
"Jika kalian tidak lapar dan tidak mau makan malam..., cepat enyah dari sini!" marah nya pada semua orang.
"Lalu kamu Marni! Bukankah kamu sendiri yang tidak ingin Kevin di asuh oleh Nisa? Lalu kenapa sekarang malah ingin ikut bekerja, hah?!"
Marni terdiam. Karena memang seperti itu adanya.
Kartika tidak ingin cucu-cucunya berada di tangan orang lain selain orang tua mereka. Nisa dulu dengan senang hati jika ia di tugaskan untuk merawat dan menjaga Kevin. Tetapi Marni tidak membiarkan hal tersebut dan tidak pernah membiarkan Nisa mendekati putra nya.
Marni justru lebih memilih agar Kevin di asuh baby sitter jika harus oleh Nisa, namun peraturan Kartika tidak bisa di ganggu gugat. Jadilah Marni di larang untuk ikut bekerja seperti Nisa yang memang tidak memiliki pekerjaan di rumah. Marni harus mengasuh Kevin sendiri jika tidak mau Nisa yang melakukannya.
"Cepat makan dan jangan lagi membuat masalah!"
Hening, tapi tiba-tiba putri langsung ambruk begitu saja dan membuat Luna panik serta kembali menunda makan malam tersebut.
.
.
.
Jangan lupa kembali malam nanti untuk membaca kelanjutannya. Langsung ikuti cerita ini agar tidak ketinggalan jam Update 🤗
Jika cerita di atas menarik minat kalian, semoga berkenan meninggalkan jejak berupa Like👍
Jika berkenan Author juga meminta agar teman-teman bersedia membagikan cerita ini pada yang lain agar semakin banyak yang membaca dan membuat cerita ini berkembang dengan baik.
Maaf bila merepotkan dan Terimakasih atas bantuannya 🙏