NovelToon NovelToon
Hangatnya Bersama Mu

Hangatnya Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Udumbara

Warm Time With You
(Hangatnya Bersama mu)

....

Kalau penasaran dengan ceritanya langsung aja baca yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Udumbara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Amanda mengintip Aditya yang ternyata sudah tidur. la menghela napas panjang karena Zyan masih belum tidur.

"Zyan, ayahmu pasti lelah, makanya udah tidur duluan."

Zyan tertawa melihat ayahnya sudah tidur dengan nyenyak itu. la menoleh ke arah Amanda dan mulutnya bergerak-gerak seperti mengunyah.

"Nen..." celoteh Zyan.

"Ishh, jangan kencang-kencang bilangnya. Nanti ayah dengar dan bangun," kata Amanda berbisik. "Kita pindah ke kamar lain aja, ya?" ia hendak beranjak namun tiba-tiba Zyan malah menangis.

Dengan cepat Amanda membuka kancing bajunya dan menyusui Zyan. "Ssstt, ssstt, jangan nangis. lya-iya, kita tidur bareng ayah," pasrah nya.

Toh, hanya tidur bersama bukan berbagi peluh bersama. la menyusui Zyan sambil mengusap usap punggung Zyan lembut.

Setengah jam berlalu, Amanda melepaskan nipple-nya dari mulut Zyan karena anak itu sudah tertidur.

Karena ia juga mengantuk, ia langsung tertidur tanpa menutup kancing bajunya kembali. Ketiga manusia itu sudah tertidur pulas dan terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.

Tengah malam berlalu, keheningan malam dan tempat tidur yang nyaman juga membuat Aditya tidak bangun untuk pindah kamar. Pria itu menggeliat kecil lalu membalik badannya dan tangannya bergerak mencari keberadaan sang putra.

"Zyan,," cicit Aditya pelan mencari keberadaan anaknya itu.

Plak

Tanpa disengaja, Aditya malah memukul anaknya dengan sedikit berbunyi sehingga membuat Zyan menangis.

Aditya langsung membuka matanya lebar dan tertegun melihat pergerakan tangan Amanda.

"Zyan haus, ya? Sini nen, Sayang." tanpa membuka mata, Amanda malah mengeluarkan sebelah gunung kembarnya dan menyusui Zyan hingga anak itu tidak menangis lagi.

Aditya yang melihat itu jelas tertegun. la meneguk ludahnya kasar dan langsung membalik badannya. "Jadi, yang menyusui Zyan selama ini memang Amanda? Kenapa bisa? Bukankah dia belum menikah? Atau dia sudah pernah melahirkan dan demi karirnya dia membuang anaknya? Tapi, kenapa dia mau merawat Zyan?" batin Aditya bertanya-tanya.

Karena ingin memastikan apakah Amanda benar-benar bisa mengeluarkan asi, Aditya kembali menghadap gadis itu. la perhatikan mulut Zyan yang memang basah.

Zyan mulai menghisap lemah yang artinya anak itu sudah tertidur kembali dan Zyan melepaskan sendiri nipple itu dari mulutnya.

Aditya terbelalak karena sumber kehidupan anaknya itu benar-benar mengeluarkan asi, terlihat dari asi yang menetes itu.

la memperhatikan wajah lelap Amanda yang sepertinya benar-benar terlihat mengantuk karena gadis itu tidak menyembunyikan gunung kembarnya kembali. Aditya sedikit menggeser Zyan menjauh dari Amanda karena takut telinga anaknya kemasukan asi yang terus menetes itu.

"Mungkin asinya begitu banyak sehingga menetes terus," gumamnya pelan.

Dari pada ia gelisah tidak bisa tidur karena baru saja melihat hal mengejutkan, Aditya memilih bangun dan tidur di sofa panjang yang ada di kamar itu.

Setengah jam berlalu, Amanda masih belum bisa tidur karena bayang-bayang Amanda menyusui anaknya masih terlintas di penglihatan batinnya.

"Astaga, aku ini kenapa? Aku harus tidur sekarang." Aditya memaksakan dirinya untuk tidur. la memejamkan mata kuat.

*****

Pagi harinya, Amanda terbangun lebih dulu karena ponselnya berbunyi. la mengambil ponselnya yang diatas nakas dan menerima panggilan itu.

"Halo?" Amanda bersuara dengan mata yang masih terpejam.

"Nona, hari ini syuting dilakukan setelah jam makan siang. Saya ingin mengubah naskahnya sedikit," ucap sang produser film.

"Baiklah, Pak."

Panggilan telepon berakhir dan Amanda membuka matanya dengan kesal. "Kalo naskahnya diubah, itu artinya aku harus ngapalin ulang dong? Ishhh," gerutunya kesal.

Amanda menatap Zyan yang masih tertidur dengan posisi tangan dan kaki yang terbuka lebar itu. la yang tadinya kesal sekarang malah terkekeh karena melihat gaya tidur anak angkatnya.

"Lho, dimana ayah Zyan?" batin Amanda yang tidak mendapati Aditya di kasurnya. la menatap sekeliling kamarnya dan tersenyum saat mendapati Aditya yang tidur di sofa.

"Aditya bertemu dengan seseorang itu pagi atau siang, ya? Kalau pagi aku mau ikut deh," ia menyingkap selimutnya dan mendekati Aditya.

la berjongkok disamping sofa dan menggoyangkan pundak Aditya. "Dit, bangun.."

Aditya melenguh pelan dan meraih pergelangan Amanda lalu ditariknya. "Aaaa,"

Amanda yang kaget dengan cepat menahan bertumpu pada sofa agar wajah mereka tidak menempel.

Aditya membuka matanya lebar karena terkejut mendengar suara teriakan perempuan. Biasanya sang putra membangunkan dirinya dengan cara menepuk-nepuk wajahnya. Karena kebiasaan ia memeluk anaknya di pagi hari, maka dari itu ia menarik Amanda yang mengira itu adalah Zyan.

"Eh, maaf Nona. Aku kira Zyan," Aditya melepaskan pergelangan Amanda.

Amanda tersenyum canggung dan sedikit menjauh dari Aditya. "Iya, tidak apa-apa kok," ujarnya gugup.

Jantung keduanya berdetak kencang dan lagi-lagi mata Aditya tidak sengaja tertuju pada kancing baju Amanda yang belum ditutup itu. Bayangan tadi malam pun kembali menari di kepalanya.

"K-kamu mau mandi dulu, gak? Mau pergi sama Zyan, 'kan?" tanya Amanda pelan.

Aditya tersadar dari lamunannya dan mengangguk. "Jam 10 ketemunya, Nona."

Amanda manggut-manggut dan tersenyum canggung. "Boleh aku ikut?" pintanya.

"Tidak syuting?"

"Setelah jam makan siang."

Aditya mengangguk mengerti. "Boleh, Nona."

Amanda tersenyum lebar. "Baiklah, kalau begitu kita mandi dulu terus sarapan." senangnya.

"Mandi berdua?" dengan polosnya Aditya bertanya.

Mata Amanda melotot sempurna dan menggeleng kuat. "Kamu mandi dikamar mandi sebelah dong, masa disini juga."

Aditya terkekeh pelan. "Bercanda, Nona. Terimakasih untuk semuanya dan memberikan yang terbaik untuk Zyan," ujarnya menatap Amanda serius.

Amanda tersenyum tipis. "Aku menyayangi Zyan layaknya anakku sendiri. Jadi, aku harus memberikan yang terbaik untuknya, bukan?" kekehnya.

"Anakmu yang asli mana, Nona?"

🌸🌸🌸🌸🌸

1
Mari🧝‍♀️16
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
gakki
Gak sabar nih nunggu kelanjutannya, semangat thor!
Hanan Jkhan
Aku udah baca beberapa cerita disini, tapi ini yang paling bikin saya excited!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!