Sang Penerus (Pendekar Naga Petir)

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir)

Makam kuno

Di sudut kamar yang remang remang terlihat seorang pemuda sedang duduk termenung seorang diri .Ia duduk di depan jendela kamarnya yang terbuka.Dilihat dari raut wajahnya yang tampak murung,sepertinya ada suatu yang membebani pikirannya.Malam semakin larut dan udara pun semakin dingin namun pemuda itu tidak juga menutup jendelanya. sikap duduknya pun tidak juga berubah ia tetap terpaku bagaikan sebuah patung batu.

"Huuuuf... sungguh aku tidak mengerti kenapa aku bisa jadi seperti ini padahal sebelumnya aku masih baik-baik saja apa yang terjadi pada diri ku.Orang orang tidak salah kalau mengatakan aku ini adalah orang yang tidak berguna."Ucap pemuda itu dalam hatinya.

"Tok ..tok ...tok...!!."Terdengar suara pintu kamar di ketuk dari luar.

"Buka pintu Barata..!"Terdengar suara dari luar memanggilnya namanya.

Ternyata nama pemuda yang sedang murung di kamarnya itu adalah Barata.

Mendengar seseorang memanggil namanya, Barata pun segera beranjak dari tempat duduknya dan bergegas membuka pintu kamarnya dengan rasa sedikit malas.

Sesaat kemudian pintu kamar pun terbuka lebar dan berdirilah seorang lelaki berkumis tipis dengan rambut panjang di atas pundak.

Lelaki itu tersenyum masam memandang Barata yang kini pikirannya sedang kacau.

"Sudahlah Barata jangan kau pikirkan tentang kejadian siang tadi,mungkin Niwang Sari bukan jodoh mu, lupakanlah "Ucap lelaki setengah baya di depannya dengan suara lembut,yang tidak lain adalah Ayahnya sendiri yang bernama Wibisana.

"Aku tidak memikirkan putusnya hubungan ku dengan dia ayah, yang menjadi pikiran ku adalah sikap Niwang Sari tadi ,yang sudah sangat keterlaluan menghina keluarga kita tanpa perasaan sedikitpun di depan banyak orang."Ucap Barata.

Wibisana menghela nafas berat, mengingat kejadian siang siang tadi .Memang kejadian itu sungguh menyakitkan dan juga sangat memalukan bagi Barata dan dirinya.

"Semenjak dia resmi menjadi murid perguruan Harimau Api, sikapnya memang begitu sombong dan suka merendahkan orang lain,tapi sudahlah ... Ayah tidak mau membahas masalah itu "ucap wibisana untuk mendinginkan hati Barata.

"Andai saja kekuatan ku masih ada mungkin ayah tidak akan di permalukan oleh Niwang Sari sampai seperti itu tadi siang.Apakah ayah tahu apa yang menyebabkan hilangnya kekuatan ku "tanya Barata

Wibisana terdiam dengan lontaran kata-katanya anaknya itu ,karena ia juga tidak tahu apa yang terjadi padanya.Padahal sebelumnya Barata adalah anak yang sangat berbakat dalam olah Kanuragan bahkan bisa di katakan dialah yang paling menonjol di antara teman teman sebayanya,tapi sekarang bakat dan kemampuannya itu hilang secara misterius.Tidak tahu apa penyebabnya.

"Sudahlah Barata tenangkan dirimu dan jangan terlalu kau pikirkan semua itu.Ayah tidak perduli apa kata orang tentang mu, biarkanlah mereka mengatakan kau orang lemah atau pecundang kau masih tetap anak kebanggaan ayah sampai kapan pun"Ucap Wibisana.

"Tidak bisa ayah, aku tidak bisa tenang bagaimana pun caranya suatu saat akan aku balas penghinaan dan rasa malu ini,biar dia juga merasakan apa yang kita rasakan hari ini."Ucap Barata.

Wibisana bisa memaklumi perasaan Barata itu, memang sikap Niwang Sari sudah keterlaluan kepada Barata dan dirinya.

Niwang Sari yang merupakan murid dari perguruan Harimau Api terlalu merendahkan Barata .Dia menganggap Barata adalah orang lemah yang tidak pantas untuk berdampingan dengannya.

"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang Barata "tanya Ayahnya.

Barata memandang ke wajah ayahnya dalam dalam hatinya ia berjanji akan mengembalikan harga diri ayahnya yang telah di injak injak oleh Niwang Sari.

"Ayah, besok aku akan pergi berkelana aku ingin menjadi kuat agar tidak ada orang yang berani merendahkan keluarga kita lagi.

Aku ingin semua orang tahu bahwa aku bukanlah seorang pecundang yang bisa mereka hina sesuka hati mereka"Ucap Barata.

Mendengar perkataan anak semata wayangnya itu Wibisana hanya bisa merestuinya .Karena ia tahu ,memang sudah saatnya bagi Barata untuk mencari pengalaman hidup dan menempa dirinya di luar sana agar menjadi orang yang lebih matang lagi.

"Baiklah jika itu kemauan mu,ayah tidak bisa menahan apalagi melarang mu Barata"ucap Ayahnya sambil memeluknya.

"Aku minta maaf ayah telah membuat mu malu di hadapan banyak orang "ucap Barata di dalam pelukan ayahnya.

"Sudahlah kau tidak perlu merasa bersalah,ayahlah yang bersalah telah memaksa untuk bertunangan dengan Niwang Sari"ucap Ayahnya.

"Tidak ayah,ayah tidak salah "ucap Barata.

Wibisana kemudian melepaskan pelukannya dan sembari menatap anak laki-lakinya itu kemudian berkata.

"Dunia ini luas Barata, berkelanalah kemana pun kau suka dan tunjukkan pada dunia bahwa kau mampu untuk menaklukkannya."Ucap Ayahnya kemudian pergi meninggalkannya.

Sepeninggalnya ayahnya Barata kemudian duduk bersila untuk melatih tenaga dalamnya.Ia segera memusatkan pikirannya untuk merasakan aliran tenaga dalam dari tubuhnya.

Namun Barata tidak merasakan aliran apa apa dalam tubuhnya ,membuat dirinya menjadi bertambah kesal.

Ia kemudian mencobanya lagi dengan konsentrasi sampai beberapa kali tetapi masih saja gagal.Ternyata tenaga dalam Barata sudah benar benar hilang.Dia sekarang tidak lebih dari seorang sampah yang tidak berguna.

"Ternyata aku benar benar telah kehilangan kekuatan ku, tapi kenapa padahal aku tidak melakukan kesalahan apa pun"bisik hati Barata.

Hilangnya kekuatan Barata sungguh misterius padahal dia sebelumnya dia sudah digadang gadang akan menjadi seorang pendekar hebat di masa depan .Tapi kini ia tidak lebih dari seorang pecundang yang tidak bisa berbuat apa-apa.Bahkan untuk melindungi dirinya saja belum tentu mungkin bisa.

Setelah berpamitan pada ayahnya tadi malam pagi harinya Barata pun langsung beranjak pergi dari rumahnya tanpa perlu berpamitan pada ayahnya lagi.Dengan mengendarai seekor kuda berwarna putih Barata meluncur menuju ke arah Utara, tujuannya adalah kota Galung.Karena di kota itu terdapat sebuah perguruan silat yang bernama Perguruan Tapak Suci yang saat ini sedang membuka penerimaan murid baru.

Tapak suci merupakan salah satu Perguruan yang namanya sudah termasyur terkenal di mana mana dan menjadi cita cita banyak orang untuk bisa berguru di sana .Namun untuk menjadi murid di padepokan itu bukanlah hal yang mudah karena harus menjalani beberapa ujian yang harus di jalani oleh para calon muridnya.Sehingga tidaklah heran jika setiap tahunnya hanya ada beberapa orang saja yang bisa lolos untuk menjadi murid resmi di dalam perguruan itu.

Hiya....hiyaa... Barata menggebah kudanya ,sang kuda putih pun menjadi berlari semakin cepat seperti tahu kalau tuannya ingin cepat sampai tujuan.

Di saat Barata sedang memacu kudanya dengan sangat cepat,tanpa ia sadari tiba-tiba sebuah sinar jatuh dari langit yang menimpa dirinya.Barata dan kudanya pun terpelanting dengan keras braaaak...!!! Barata pun seketika itu langsung terjatuh dan pingsan, namun kudanya terus berlari karena ketakutan.

Sementara itu suasana di perguruanTapak suci sudah cukup ramai orang orang sudah mulai berdatangan untuk mendaftarkan diri sebagai calon murid.

Wulandari sebagai murid utama perguruan itu membuka bukunya untuk mencatat nama para calon murid yang akan mendaftar.Perguruan tapak sudah menetapkan bahwa batas penerimaan murid baru tahun ini cukup seratus orang saja tidak boleh lebih.

Terlihat antrean panjang sudah terbentuk antrean itu terdiri dari para calon murid baru yang akan segera mendaftar kan diri.Walaupun suasana siang itu sangat terik namun tidak membuat mereka mengeluh untuk menunggu giliran dirinya dipanggil.

 Antrean itu mulai berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya saat matahari tepat di tengah langit pendaftaran pun berakhir.

Para murid yang namanya sudah tercatat di dalam buku pendaftaran langsung menaiki tangga untuk masuk ke dalam gedung pembinaan para murid baru..

Wulandari pun segera menutup bukunya karena pendaftaran sudah selesai.Lalu segera menyusul para calon murid menaiki tangga.

"Tunggu... tunggu...nona"teriak seorang pemuda tiba-tiba.

Wulandari menghentikan langkahnya setelah mendengar ada orang yang berteriak teriak memanggilnya.

"Ada apa kamu memanggilku"tanya Wulandari.

"Aku...aku..mau mendaftar diri untuk menjadi murid di sini nona"Ucap pemuda itu yang ternyata adalah Barata.Dengan nafas naik turun karena baru saja ia berlari.

"Maaf pendaftaran sudah ditutup selain itu jumlahnya pun sudah sesuai target,kamu kembali saja tahun depan"ucap Wulandari.

"Tidak bisa nona apa pun yang terjadi aku harus tetap masuk perguruan ini hari ini juga"ucap Barata dengan ngotot.

"Apa kamu tuli hah...!!! Aku bilang tidak bisa ya tidak bisa "seru Wulandari mulai kesal.

Barata tetap tidak memperdulikan perkataan dari Wulandari tersebut.ia lalu mencoba menerobos masuk ke arah tangga, Wulandari yang sudah kesal dari tadi tanpa pikir panjang langsung menarik tangan Barata sreeet.....dan melemparnya keluar.

Barata pun jatuh cukup keras braaaaak.....!!!

"Kalau kamu masih juga keras kepala juga jangan salahkan aku kalau aku bertindak lebih kasar lagi pada mu"Ancam Wulandari dengan mata melotot .

"Ada keributan apa Wulandari."Tanya seseorang dari arah belakangnya.

Wulandari menoleh ke belakang rupanya yang datang itu adalah Jila kakak laki lakinya.

"Kak Jila kebetulan , orang ini bandel sekali juga ngotot ingin masuk ke perguruan ini padahal saya sudah beri tahu dia bahwa pendaftaran sudah ditutup tetapi dia tidak percaya pada ku."Ucap Wulandari.

"Begitu rupanya, saudara sebaiknya cepat pergi dari sini dan kembalilah tahun depan atau pergi ke perguruan lain saja mungkin di sana saudara bisa di terima"ucap Jila memberikan saran tapi dengan kata-kata yang terdengar halus di telinga.

Barata mencoba bangun walaupun badannya terasa remuk semua, setelah berdiri Barata tetap berjalan melangkah masuk ke dalam padepokan.Dia tidak menghiraukan saran dari Jila tadi.

"Kurang ajar dasar orang keras kepala."Desis Wulandari dengan marah yang memuncak.

Melihat Barat terus mencoba melangkah masuk Wulandari yang sudah merasa sangat kesal itu langsung melesat cepat kearahnya .Ia mengirimkan tendangan beruntun kepadanya hiiiaaaaat......desss....dees....desss... braaaaak...!! Barata terlempar jauh dan terjatuh cukup keras setelah tendangannya beruntun Wulandari bersarang di tubuhnya.

Jila menggelengkan kepala melihat Wulandari menyerang Barata cukup keras.Itulah Wulandari seorang yang selalu disiplin dan menjunjung tinggi peraturan.Ia tidak pandang bulu pada orang yang tidak bisa mematuhi peraturan yang telah di tetapkan oleh perguruan.

"Kalau dia masih tetap ngotot ingin masuk juga kalian tidak perlu ragu ragu hajar saja supaya kapok"Perintah Wulandari kepada dua orang murid yang ada di situ.

"Baik nona"Ucap kedua murid tersebut.

 Wulandari danJila kemudian masuk ke dalam padepokan.

Wulandari terpaksa melakukan hal itu di karenakan sudah menjadi peraturan Perguruan yang sudah di buat oleh guru besarnya untuk tidak menerima murid baru sesuai batas yang telah ditentukannya.

Ahk .. terdengar erangan dari mulut Barata menahan sakit.Barata berdiri dengan sempoyongan lalu menatap tajam ke arah perguruan itu.Rasa benci pun tumbuh subur di hatinya kepada perguruan tapak Suci.

"Suatu saat pasti akan aku buktikan bahwa kalian salah menolak ku"Bisik Barata lalu berbalik meninggalkan tempat itu.

Barata pergi dari situ berjalan dengan tertatih tatih karena merasakan sakit pada salah satu pahanya akibat serangan Wulandari tadi.

Barata terus berjalan tanpa henti walaupun kakinya merasa sakit,dalam pikirannya ia harus menemukan sebuah perguruan untuk menuntut ilmu supaya ia dapat menjadi orang yang berilmu.Dia menganggap bahwa penolakan dari perguruan Tapak suci sebagai cobaan dari tuhan.

Tidak terasa perjalanan Barata sudah jauh meninggalkan perguruan Tapak suci dan tanpa ia sadari kakinya membawa dia ke sebuah makam kuno yang sudah tidak terawat lagi.

Barata terkejut ketika menyadari dirinya berada di sebuah makam bernisan batu yang sudah usang dan penuh lumut.

Barata mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu ternyata cuma ada satu makam tua yang sudah lama tidak terurus.

Ia mendekati makam itu kemudian jongkok di depan batu nisan itu untuk mengetahui siapa yang di makam kan di situ.

Barata kemudian membersihkan batu nisan makam yang sudah tertutup lumut itu dengan tangannya ,samar samar ia melihat ada sebuah tulisan dalam batu nisan itu.Barata kemudian membaca tulisan tersebut yang berbunyi Saung Kencana.

"Saung Kencana "gumam Barata.

Haaa.....haaa......haaaa.....!! terdengar suara tawa dan hembusan angin kencang di sekitar makam itu secara tiba-tiba.Barata yang tidak ingin terhempas oleh angin itu segera memegang batu nisan yang ada di depannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi kenapa tiba-tiba angin bertiup kencang seperti ini."ucap Barata dengan rasa heran.

"Barata akhirnya kau datang juga aku sudah lama menunggu kedatangan mu ke sini,kau adalah orang yang di takdirkan untuk menerima warisan ku"ucap Suara itu.

"Siapa kamu , kenapa kau bisa tahu nama ku "teriak Barata.Sambil mencari kearah sumber suara itu.

"Haaa.....haaa.....haaa...!!!aku adalah Saung Kencana pemilik makam yang ada di depan mu itu,aku yang sekarang ini adalah sisa sisa jiwa yang menunggu kedatangan seseorang untuk jadi penerus ku yang akan mewarisi seluruh kesaktian ku"ucap suara yang tadi mengaku bernama Saung Kencana.

Barata semakin tidak mengerti kenapa suara itu mengatakan kalau dia sudah lama menunggu dirinya padahal dia tidak pernah punya hubungan apa apa dengan orang itu.

"Tunggu dulu,apa maksud perkataan mu kalau aku adalah penerus mu, bukankah diantara kita tidak pernah saling kenal sebelumnya "tanya Barata.

"Kau benar Barata diantara kita memang tidak saling kenal dan tidak punya hubungan apa pun,tapi setelah jiwa naga yang aku lepaskan memilih diri mu itu berarti kalau adalah orang yang ditakdiran untuk menjadi penerus ku"ucap Saung Kencana.

"Jiwa naga apa maksud mu, kapan jiwa naga itu memilih diri ku karena aku tidak pernah merasa bertemu dengan jiwa naga yang kau maksud itu"tanya Barata dengan rasa heran.

"Baiklah aku akan memberi tahu kamu, kapan kau berjumpa dengan jiwa naga yang aku sebutkan tadi."Saung Kencana.

Kemudian Saung Kencana memberi tahukan tentang peristiwa yang terjadi ketika Barata sedang berkuda menuju ke perguruan Tapak suci .

Dan menjelaskan tentang cahaya yang menabrak dirinya hingga pingsan. Itulah jiwa naga yang Saung Kencana maksudkan tadi.

"Jadi cahaya yang menabrak diriku hingga pingsan itu adalah cahaya dari jiwa naga yang kau maksud tadi,tapi kenapa aku tidak merasakan apa pun kalau jiwa naga itu ada dalam tubuh ku"ucap Barata masih ragu.

"Agar kau yakin cobalah kau lihat dada mu Barata "ucap Saung Kencana.

Karena penasaran Barata kemudian membuka bajunya ingin tahu ada apa dengan dirinya.

Barata terkejut begitu melihat sebuah gambar naga tepat berada di tengah dada.

"Bagaimana Barata apakah sekarang kau percaya pada ku."Ucap Saung Kencana.

"Baiklah aku percaya padamu,lalu penjelasan apa lagi yang akan kau berikan padaku."tanya Barata.

"Untuk menghidupkan jiwa naga dalam tubuh mu kau harus mencari benda benda yang berhubungan dengan jiwa naga tersebut totalnya ada sepuluh benda yang sekarang tersebar di seluruh penjuru mata angin "Ucap Saung Kencana.Menjelaskan.

"Benda benda yang berhubungan dengan jiwa naga,tapi benda apa itu."Tanya Barata.Tidak mengerti.

"Haaa ....haaa....haaa... !! dengar Barata jika ada benda yang berhubungan dengan jiwa naga yang sekarang ada dalam tubuh mu,jiwa naga itu yang akan bereaksi dengan cepat jadi kau tidak perlu bingung.Nanti kau akan paham dengan sendirinya."Ucap Saung Kencana.

"Sekarang kau ikuti perintah ku,semedilah di dekat batu nisan itu selama empat puluh hari empat puluh malam untuk menjernihkan pikiran dan hati mu"ucap Saung Kencana.

"Baiklah."ucap Barata.Tanpa banyak bicara lagi.

Barata kemudian duduk di dekat batu nisan itu dengan melipat kedua kakinya.

"Ingat Barata jangan kau buka mata mu sebelum empat puluh hari empat puluh malam jika kau melanggar peringatan mu kau akan gagal menerima warisan ku"ucap Saung Kencana.

Setelah selesai dengan perkataannya Saung Kencana pun langsung lenyap di hadapan Barata.

Sejak saat itu Barata pun bersemedi di dekat batu nisan Saung Kencana dengan penuh kesabaran sampai batas waktu yang sudah di tentukan.

Hari terus berganti musim juga ikut bergantian kadang hujan kadang cuaca sangat panas namun semua itu tidak menggoyahkan niat Barata untuk tetap bersemedi.Karena ia sadar setiap keberhasilan dan kesuksesan pasti ada harga yang harus di bayar.

Terpopuler

Comments

Zainal Tyre

Zainal Tyre

sewaktu berangkat naik kuda hitam pas di jln kuda berubah jd kuda putih

2024-08-31

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-09-06

0

Panjul

Panjul

mampir dulu kesini ninggal jejak 😁

2024-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Makam kuno
2 Lembah Cadar
3 perebutan benda pusaka
4 Mendapatkan benda pusaka
5 Kejadian di malam purnama
6 Kota Sandara
7 Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8 jurus Cakar Naga hitam
9 Dendam
10 Pergi ke lembah seribu Ular
11 Senjata Bulan sabit.
12 Berlatih
13 Semua Mempersiapkan diri
14 terus berlatih
15 Dewi Pedang Agni
16 Ajian guntur Es
17 Menuju turnamen lima tahunan
18 Rencana licik
19 Salah sasaran
20 Pencari darah suci
21 Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22 Satu hari menjelang turnamen bela diri
23 kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24 Pemuda bertopeng
25 Barata vs Cakra Sula
26 Sungsang vs Endang
27 Barata vs Niwang Sari
28 Datangnya masalah besar
29 Barata dalam ancaman
30 Pertemuan dua guru besar
31 Kabar yang mengejutkan
32 Di bawah guyuran hujan bgn 1
33 Di bawah guyuran hujan bgn 2
34 Di bawah guyuran hujan bgn 3
35 Pembunuhan terus berlanjut
36 Racun Api
37 Berteman
38 bahaya racun api
39 tiga jurus ampuh
40 mencari mustika Naga es
41 Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42 sosok asli Dewi Angan Angan
43 melawan orang jati ungu
44 Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45 kemunculan jaya Kusuma
46 Sama sama terluka.
47 pertemuan tak terduga
48 pergi ke gunung Merapi
49 Mencari keberadaan Laras
50 Mencari naga api
51 Menyerap mustika naga Api
52 khasiat darah suci tetesan pertama
53 Kemarahan yang membabi buta
54 Kemarahan Barata
55 Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56 Singgah di hutan limbung
57 Memberikan pelajaran pada musuh lama
58 Bertemu dengan tiga musuh besar
59 Berhadapan dengan Jagad Manggala
60 Bertemu dengan lawan yang sepadan
61 Kecemburuan
62 Menuntaskan Dendam
63 Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64 Korban pun berjatuhan
65 kembali ke gunung merapi
66 Andini
67 Teman seperjalanan
68 Terdesak
69 Datangnya pertolongan
70 penyesalan Wulandari
71 Bermalam di perguruan matahari.
72 Tempat pelelangan barang kuno
73 Pusaka Pedang kabut
74 mustika pelangi
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Makam kuno
2
Lembah Cadar
3
perebutan benda pusaka
4
Mendapatkan benda pusaka
5
Kejadian di malam purnama
6
Kota Sandara
7
Menjadi murid di perguruan pedang terbang
8
jurus Cakar Naga hitam
9
Dendam
10
Pergi ke lembah seribu Ular
11
Senjata Bulan sabit.
12
Berlatih
13
Semua Mempersiapkan diri
14
terus berlatih
15
Dewi Pedang Agni
16
Ajian guntur Es
17
Menuju turnamen lima tahunan
18
Rencana licik
19
Salah sasaran
20
Pencari darah suci
21
Pertama kali bertarung dengan pendekar tingkat raja
22
Satu hari menjelang turnamen bela diri
23
kedatangan sang jenderal besar Bagaswara
24
Pemuda bertopeng
25
Barata vs Cakra Sula
26
Sungsang vs Endang
27
Barata vs Niwang Sari
28
Datangnya masalah besar
29
Barata dalam ancaman
30
Pertemuan dua guru besar
31
Kabar yang mengejutkan
32
Di bawah guyuran hujan bgn 1
33
Di bawah guyuran hujan bgn 2
34
Di bawah guyuran hujan bgn 3
35
Pembunuhan terus berlanjut
36
Racun Api
37
Berteman
38
bahaya racun api
39
tiga jurus ampuh
40
mencari mustika Naga es
41
Menuju ke puncak gunung Sanjungan
42
sosok asli Dewi Angan Angan
43
melawan orang jati ungu
44
Melawan tiga pendekar tingkat raja.
45
kemunculan jaya Kusuma
46
Sama sama terluka.
47
pertemuan tak terduga
48
pergi ke gunung Merapi
49
Mencari keberadaan Laras
50
Mencari naga api
51
Menyerap mustika naga Api
52
khasiat darah suci tetesan pertama
53
Kemarahan yang membabi buta
54
Kemarahan Barata
55
Hancurnya perguruan Kelabang Merah
56
Singgah di hutan limbung
57
Memberikan pelajaran pada musuh lama
58
Bertemu dengan tiga musuh besar
59
Berhadapan dengan Jagad Manggala
60
Bertemu dengan lawan yang sepadan
61
Kecemburuan
62
Menuntaskan Dendam
63
Pertarungan di perguruan Naga Hitam
64
Korban pun berjatuhan
65
kembali ke gunung merapi
66
Andini
67
Teman seperjalanan
68
Terdesak
69
Datangnya pertolongan
70
penyesalan Wulandari
71
Bermalam di perguruan matahari.
72
Tempat pelelangan barang kuno
73
Pusaka Pedang kabut
74
mustika pelangi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!