Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 8 - Seseorang Yang Tepat
"Jangan menangis Ril, jangan menangis lagi. Air matamu tidak akan berguna, justru akan membuat suaramu habis," gumam Rilly, terus saja bicara pada dirinya sendiri agar tetap kuat. Cepat sekali pergerakan kedua tangannya untuk menghapus air mata itu.
Berulang kali Rilly pun menarik dan membuang nafasnya agar tenang.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa dimana bumi dipijak di situlah langit dijunjung, Rilly harus bisa seperti itu agar tetap bertahan.
Dia tidak boleh matti sia-sia di negara ini, dia belum mendapatkan maaf dari sang Ibu karena telah membangkang.
Dan setelah cukup tenang hatinya, tiba-tiba kedua mata Rilly kembali tertuju pada syal merah itu di atas lantai.
Benda yang beberapa saat lalu begitu dia benci namun sekarang dia tatap dengan tatapan yang berbeda, syal itu tentu bisa dia gunakan sebagai hijab ketika shalat.
Ya Allah. Batin Rilly.
Dia memang tidak pernah bisa menebak apa yang sedang direncanakan oleh sang Tuhan kepadanya. Satu-satunya hal yang bisa Rilly lakukan adalah menjalani.
Berperan sebaik mungkin untuk hidupnya.
Jadi meski masih ada kebencian di dalam hatinya pada syal merah itu, namun Rilly tetap berjalan mendekati, meski merintih kesakitan namun dia mengambil syal merah itu, lalu menyimpannya di dalam lemari.
Saat lemari itu tertutup, bertepatan pula dengan pintu kamar ini yang terbuka. Dilihat oleh Rilly pria pertama yang dia temui datang kesini.
Membawa sebuah nampan berisi makanan dan obat oles.
Frans meletakkan nampan itu di atas meja.
"Aku Frans, makan lah ini, lalu obati luka mu itu dan ganti baju lah, setelahnya aku akan memperkenalkan mu pada yang lain," ucap Frans, wajahnya nampak datar ketika mengucapkan kalimat itu.
Sementara Rilly hanya diam, menatap dengan sorot matanya yang dingin. Hingga akhirnya Frans kembali bicara ...
"Butuh bantuan untuk mengobati lukka cambbuk mu?" tanya Frans, pikirnya tak akan masalah wanita itu menunjukkan tubbuhnya, toh selama ini dia sudah tidak punya harga diri.
"Jaga bicara mu! aku bisa melakukan sendiri!" tegas Rilly.
Dan mendengar bantahan itu, Frans terkekeh. Sikap sok succi seperti itu tak pantas dimiliki oleh seorang pelaccur.
"Ya ya ya, sepertinya kamu lupa jika selama ini kamu adalah seorang pelaccur," balas Frans, kini dia bahkan bukan hanya terkekeh, tapi tertawa cukup kuat.
Sementara Rilly makin terdiam, julukan hinna itu terasa begitu menyakitkan untuk dia dengar.
Namun kemudian Rilly sadar, kalimat itu ditujukan untuk Cathlen, bukan dia.
"Meski aku pelaccur, jangan pernah sekalipun menatap hinna padaku," balas Rilly. Sorot matanya yang tajam membuat tawa Frans jadi mereda.
Inilah hal yang membuat Liam cukup tertarik pada wanita itu, Cathlen adalah seseorang yang tepat untuk bergabung dengan black Venom. Dia memiliki sikap lembut sebagai penggoda dan sikap kejam sebagai pembunnuh.
Begitu sempurna.
Alasan itu pula lah yang membuat Liam menutup telinga saat Cathlen berulah dan mengakui bahwa dia Rilly.
Liam sudah menginginkan wanita itu, jadi tak akan ada pilihan lain, maka Cathlen akan tetap ada disini.
"Habiskan makanan ini, 1 jam lagi aku akan menjemputmu," ucap Frans, tidak menanggapi ucapan Cathlen sebelumnya, dia pilih untuk segera pergi saja.
Ingat untuk tidak membuang-buang waktu.
Dan kali ini saat Frans keluar, pria itu tidak mengunci pintu kamar, bahkan pintu itu dibiarkan terbuka begitu saja.