Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Bab 20
Trang!
Peperangan terus berlanjut, pasukan Putra Mahkota sudah banyak yang mati karena tidak bisa menahan pasukan kerajaan Quan.
Dan saat ini Bai Qin pun sudah kelelahan, bahkan tangannya sudah terluka akibat terkena ayunan pedang dari pasukan kerajaan Quan.
Klang!
Bruk!
"Bai Qin, aku tidak menyangka jika yang akan maju ke medan perang kali ini hanya dirimu, dan pasukan yang sedikit ini!" ucap Panglima perang kerajaan Quan.
"Ho Yun, jangan senang terlebih dulu. Ini belum berakhir!"
"Hahaha! Apa kau tidak bisa melihat dengan kedua matamu? Pasukan yang kau bawa sudah hampir mati semuanya di tangan pasukanku! Dan kau berkata jika ini belum berakhir? Kau bahkan sudah tidak bisa mengangkat pedangmu lagi!"
Kedua mata Bai Qin menatap Panglima perang kerajaan Quan dengan tajam, dia tentu tidak terima jika dikalahkan oleh musuhnya.
"Bai Qin, terimalah nasibmu mati ditanganku!" Panglima perang kerajaan Quan mengayunkan pedangnya ke atas dan siap untuk menebas leher Bai Qin.
Syuuut!
Jleb!
"Aaaaakh! Kurang ajar! Siapa yang berani menyerangku?" seru Panglima perang itu sambil memegangi tangannya yang terkena anak panah.
Pasukan kerajaan Quan melihat orang yang telah memanah tangan Panglima perang mereka.
"Panglima perang Ho, lama tidak bertemu. Apakah hadiah dariku sangat mengejutkanmu?" ucap Yun Li An yang berada di atas kuda perangnya.
"Jenderal Yun!"
Yun Li An tersenyum melihat keterkejutan mereka.
Sementara di belakang Yun Li An, 3000 pasukan perangnya menatap pasukan perang kerajaan Quan dengan tajam.
"Bai Qin! Apa kau akan terus terduduk di sana, dan menghambatku melakukan sesuatu terhadap musuh yang ada di depan?" teriak Yun Li An seraya menatap Bai Qin dengan dingin.
Bai Qin yang merasa terhina atas perkataan Yun Li An, hanya bisa menahannya. Karena saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Dua prajurit dari pasukan yang dibawa oleh Bai Qin membantunya berdiri, dan membawanya menjauh dari medan perang itu.
"Baiklah Panglima perang Ho, aku tidak mau membuang tenagaku di sini. Aku ingin bertemu dengan raja Quan, sekarang juga!" ucap Yun Li An.
"Jenderal Yun, tidak sembarangan orang bisa bertemu dengan Yang Mulia. Terlebih dia...."
"Aku akan menghitung sampai tiga, jika kau tidak mengutus orang untuk memanggil Raja Quan, aku pastikan jika mutiara kerajaan Quan yang ada padaku akan aku hancurkan dengan tanganku sendiri!"
Kedua mata Panglima Ho membulat, "Lancang! Beraninya kau!"
"Satu!"
Yun Li An mulia menghitung, dan disaat itu juga pasukan perang Yun Li An menarik anak panahnya, dan mengarahkan pada musuh.
"Jenderal Yun, beraninya kau mengancamku! Apa kau pikir aku akan takut?" ucap Panglima perang itu.
"Dua!"
Pasukan pemanah yang ada di belakang Yun Li An menarik lebih kuat anak panah mereka.
Panglima perang Ho tampak mengepalkan kedua tangannya. Melihat Yun Li An yang begitu serius, ditambah dengan pasukan pemanah yang siap melesatkan anak panah mereka, membuat Panglima perang Ho tidak memiliki pilihan lagi.
"Baik! Aku akan memerintahkan prajuritku untuk memanggil Yang Mulia!" ucap Panglima perang Ho.
Yun Li An tersenyum, "Kau terlalu lambat, Panglima perang Ho!"
Panglima perang itu hanya bisa diam menanggapi ucapan Yun LiAn yang tajam itu. Dia kemudian mengutus dua orang untuk segera kembali ke istana.
Menyerang dan mengalahkan pasukan kerajaan Quan, lalu membuat kerajaan Choi tampak memenangkan peperangan lagi? Tentu saja Yun Li An tidak akan melakukan hal itu.
Pasukannya terlalu berharga untuk berkorban, hanya demi seorang Kaisar dan Putra Mahkota yang egois. Jadi dia lebih memilih untuk berunding, dengan mutiara kerajaan Quan sebagai bahan rundingan itu.
Yun Li An mengarahkan kudanya untuk mendekati Bai Qin.
"Jenderal Yun, seharusnya kau menyerang mereka! Kau membawa pasukan cukup banyak, dan pasti bisa memenangkan peperangan ini," ucap Bai Qin.
"Bai Qin, apa kau sudah lupa? Ini adalah peperangan antara pasukan Putra Mahkota dengan pasukan kerajaan Quan. Bukan perang pasukan khususku! Dan lagi pula aku datang ke sini hanya untuk menyerahkan mutiara yang dapat membuat kedua kerajaan berdamai,"
"Yun Li An! Kau berkhianat pada kerajaan!"
Syuuut!
Jleb!
"Aaaakh!"
Pisau kecil yang dilemparkan Yun Li An menancap dengan indah pada kaki kiri Bai Qin.
Yun Li An paling tidak suka pada orang yang menuduhnya sebagai pengkhianat, sementara dia datang untuk sebuah perdamaian.
"Bai Qin, jika kau masih menginginkan kepalamu tetap berada di atas leher. Lebih baik kau diam, dan berpikir dengan otakmu sebelum kau berbicara!" Yun Li An menatap tajam Bai Qin.
Bai Qin terlihat menelan ludahnya mendapatkan tekanan yang sangat kuat dari Yun Li An.
"Satu lagi. Aku belum melakukan perhitungan padamu dan Putra Mahkota, atas apa yang terjadi padaku setelah peperangan terkahir itu!" ucap Yun Li An lagi dengan nada penuh dendam.
Tubuh Bai Qin gemetar mendengar ucapan Yun Li An itu, dia seperti orang yang akan ditenggelamkan ke dasar jurang yang dalam dan gelap.
Yun Li An menatap pasukannya, "Kita beristirahat dulu! Aku yakin Raja Quan baru akan datang besok,"
"Baik, Jenderal Yun!"
Panglima perang yang melihat pasukan perang Yun Li An beristirahat, menjadi bingung.
Yun Li An datang ke perbatasan utara memang tidak berniat untuk berperang. Dia membawa banyak pasukan hanya ingin memperlihatkan pada Putra Mahkota dan Bai Qin, jika tanpa dia dan pasukannya, kerajaan Choi pasti akan berakhir, seperti apa yang terjadi hari ini.
Dan Yun Li An juga ingin memberitahu pada Kaisar, untuk tidak memainkan trik dengannya. Karena dialah yang memegang kendali atas ribuan pasukan di setiap perbatasan. Yang tetap bisa merobohkan kerajaan itu, meskipun Kaisar Choi menghalanginya.
Bai Qin melihat Yun Li An, "Jenderal Yun, ternyata kau datang hanya untuk menertawakanku! Aku ingin sekali membunuhmu saat ini juga!"
dan dari kerajaan mana asalnya. jangan sampai mata mata dari kerajaan Huang deh.
Seandainya Raja wu menikah dg orang lain bagaimana pembagian kerajaaan ini?
sedangkan pulau & pembangunan nya hasil keringat jendral Yun?
hrs dapat kaisar yg hebat, dingin dan tak tersentuh wanita tp bucin akut sama jendral Yun 🤣🤣🤣🤣hrs ya thor.. 🤣