Mengkisahkan seorang wanita yang bernama Aluna, yang di jodohkan dengan paksa oleh kedua orang tua angkat nya, di jadikan sebagai pertukaran demi kelangsungan perusahaan.
memiliki tubuh yang gemuk membuat ia di ingin kan menjadi istri seorang laki-laki yang hanya berniat menjadikan nya mainan karena di nilai Aluna bisa menjadi mainan yang unik bagi nya, karena bertemu wanita cantik dan seksi bagi nya sudah lah biasa.
Hinaan cacian tak luput Aluna terima, namun ia berusaha ikhlas dan melewati semua dengan senyuman. karena meski ia menangis tak ada yang bisa menyelamatkan dari pernikahan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Namun seiring berjalan nya pernikahan dan melewati hari bersama, timbullah benih cinta yang Aluna rasakan, hingga membuat nya ingin berubah diri nya lebih cantik dan memiliki tubuh yang bagus untuk laki-laki yang selama ini menghina nya.
Seperti apa Kisah Aluna, Yuk disimak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti_San, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24 - Dia Berbeda
Aluna pun tak bisa lagi bekerja setelah yang di lakukan Rehan pada nya, ia di asing kan hanya karena ia mengkhawatirkan suami nya.
Aluna duduk di teras rumah melihat pemandangan yang begitu menenangkan, namun begitu sepi seperti perasaan nya saat ini.
"Non, Bibi mau belanja, Non Aluna mau ikut?." tanya Bu Ani yang datang menghampiri Aluna.
"Dimana Bi?."
"Dekat-dekat sini Non, jalan kaki aja." Jawab Bi Ani.
"Oh, Mau Bi." Balas Aluna dengan Antusias. berfikir untuk jalan-jalan mengenal wilayah daerah sini.
Aluna dan Bi Ani pun berjalan ke arah pasar kecil yang letak nya tak begitu jauh dari rumah, sembari berbicara mereka berjalan.
"Bi Ani udah lama kerja disini?." Tanya Aluna.
"Sudah Non, sudah puluhan tahun." Balas Bi Ani tersenyum. Mendengar kata puluhan Tahun, Aluna pun mengangguk mengerti, karena hanya Bi Ani yang tampak sangat di segani oleh Rehan dari sekian banyak pelayan yang ia temui.
"Bi, Rehan itu orang seperti apa sih bi kalau dalam keluarga?." Pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulut Aluna. Bi Ani menoleh menatap Aluna dan tersenyum.
"Den Rehan itu anak yang baik Non, dia sangat menghormati orang tua, Meski sikap nya seperti itu, agak menyebalkan kata banyak orang, tapi menurut bibi dia itu anak yang baik." Ucap Bi Ani.
Aluna tersenyum dan mengangguk mengiyakan.
"Non Aluna pasti sering lihat Den Rehan marah-marah ya?."Tanya Bi Ani tersenyum. Aluna dengan cepat mengiyakan.
"Sebenarnya dulu Den Rehan tidak seperti itu, Bibi percaya Nanti Den Rehan akan berubah karena Ada Non Aluna." Kata Bi Ani. Aluna yang mendengar pun menatap nya dengan heran. bagaimana seorang wanita yang menjijikkan bagi Rehan bisa membuat Rehan berubah lebih baik.
•••
Di tempat lain.
Rehan duduk meeting dengan orang-orang di kantor nya, namun ia tidak fokus dan hanya melamun saat Frans sedang menyampaikan Bahan meeting.
"Tuan, Anda baik-baik saja?." Tanya Frans saat semua sudah keluar sementara Rehan masih duduk menyandar pada kursi.
"Untuk apa Elena kembali ke sini?." Tanya Rehan.
"Kabar yang saya dengar kalau Nona Elena akan meneruskan perusahaan keluarga nya Tuan."Tutur Frans.
Mendengar hal itu Rehan pun terdiam. Saat Rehan pulang ke rumah, tanpa Bu Rose dan Reni sadari kepulangan laki-laki itu.
"Ma, aku senang banget si Aluna itu tak ada disini, Kesal banget aku kalau liat dia." Ucap Reni.
"Iya, Mama juga, tapi Mama juga tidak suka dia berada di rumah Alm kakek dan nenek mu." Jawab Bu Rose.
Rehan yang masuk mendengar kesenangan Adik dan Ibu nya itu, namun ia tak memperdulikan dan terus berjalan, melihat Rehan pulang, wajah Kedua wanita itu pun tegang, karena takut Pembicaraan mereka di dengar oleh Rehan.
Rehan berjalan hingga ia melewati kamar Aluna yang terbuka dan ia pun sejenak melihat kamar itu, sebelum akhirnya ia melanjutkan langkah nya.
Ia membuka dasi nya lalu membaringkan tubuh nya di tempat tidur, Ia memikirkan sesuatu, mata nya menatap langit-langit kamar, terlintas ucapan Aluna yang mengingatkan nya untuk melupakan Aluna.
Tidak ada yang pernah mengingatkan hal seperti itu pada diri nya, semua orang bahkan takut untuk mendekati nya saat ia marah dan melampiaskan amarah nya pada barang-barang, hanya Aluna yang memiliki keberanian itu.
"Dia memang berbeda." Batin Rehan.
•••
Sementara di rumah Kakek dan nenek Rehan, malam hari sudah tiba, Aluna tampak dan Bi Ani sedang memasak untuk makan malam mereka. Namun Aluna di kejutkan saat melihat kedatangan Herry.
"Kakak ipar, Kami sedang apa disini?."Tanya Herry.
"Aku, Aku...."
Herry mengangguk mengerti sebelum Aluna dapat menjelaskan kenapa dia ada disini. "Kak Rehan yang membawa mu kesini?."Tanya Herry.
"Iya, tapi kau kenapa disini?."tanya Balik Aluna.
"Den Herry memang sering ke sini Non, biasanya akan pulang ke rumah saat jelang tengah malam." Ucap Bi Ani.
"Oh, itu alasan nya kau pulang malam?." Tanya Aluna. Herry tersenyum dan mengangguk.
"Tapi kau dari mana?." Tanya Aluna lagi.
"Kerja."
"Kerja dimana?."
"Kau ingin tahu?." Tanya Herry yang melihat rasa penasaran di wajah Aluna. Aluna mengangguk dengan cepat.
"Besok, kau boleh ikut kalau mau?."Ucap Herry.
"Benar kah?, tapi aku harus izin dulu kan dengan Tuan Rehan." Ucap Aluna menunduk sedih.
"Tuan Rehan?. kalian sangat lucu, bagaimana seorang istri memanggil suami nya Tuan?." Tanya Herry heran dan tertawa kecil.
Aluna yang melihat Wajah datar yang selalu di tampilkan Herry, untuk pertama kali nya melihat senyuman nya.
"Susah untuk di jelaskan." Kata Aluna.
Herry tersenyum dan mengangguk. "aku yang akan meminta izin dengan kakak." Kata Herry.
"Benarkah?." tanya Aluna. Herry mengangguk sekali, Aluna pun sangat senang.
"Aku pikir akan sepi di rumah ini, tapi ada kau jadi sedikit menghilangkan ke bosanan." Kata Aluna.
Aluna dan Herry pun duduk makan bersama dengan Bi Ani dan Tukang kebun yang menjaga rumah itu.
ya ampuunnn