NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21.

Seminggu kemudian. tenta bella, om agung dan juga billy datang ke rumah ana kembali untuk membicarakan soal tanggal pernikahan ana dan juga billy. Kedua keluarga inti itu sudah memulai pembicaraan.

"jadi tanggal berapa acara anak-anak kita di laksanakan pak? Saya sungguh tidak sabar menunggu kabar bahagia ini" kata om agung pada bapak ana.

"iya pak saya juga sudah tidak sabar, sebentar saya ambil kalender dulu ya pak" kata bapak dengan senyum.

"begini pak, sebaiknya pernikahan mereka kita ada kan dibulan juli atau lebih tepatnya di tanggal tujuh belas juli pak" kata bapak ana pada om agung.

"oohh baik-baik, berarti tidak sampai dua bulan ya pak. Hanya satu bulan tiga mingguan di hitung dari hari ini? Bener begitu pak?" kata om agung yang langsung mendapat anggukan dari bapak ana.

"iyaa benar om, mohon maaf jika terlalu cepat. Karna itu lah hari baik yang sudah kami tentukan berdasarkan adat dari daerah kami pak" kata bapak ana.

"tidak masalah pak, kami justru senang. Bukannya semakin cepat semakin baik?" kata om agung dengan tawa kecil.

"hahaha iyaa benar pak, alhamdulillah tanggal sudah di tentu kan. Silahkan di cicipi pak, seadanya cemilan yang ada ya pak. Karna masih ada hal yang harus kita lakukan nanti" kata bapak ana.

"iyaa iyaa pak, ayok mah kita cicipi gak perlu malu sama besan ini" kata om agung pada tante bella.

"dari tadi mamah udah makanin peyek ini pah, enak banget pah. Cobain deh, ini bikin sendiri ya bu?" tanya tante bella pada mama ana.

"iyaa bu kebetulan bikin sendiri kalau peyek sama bolu ini, yang lainnya saya beli bu hehehe" kata mama ana dengan kekehan.

"tapi ini enak loh bu, gurih dan renyah" kata tante bella.

"iyaa bu alhamdulillah, ayok di habiskan boleh kalau mau bu. Nanto biar saya bungkus kan" kata mama ana membuat tante bella tersenyum lebar.

"waahh alhamdulillah, boleh banget bu" jawab tante bella dengan senang hati.

"kalau begitu sebaiknya kita lihat lokasi gedungnya aja bagimana pak, bu? Ana kamu tidak ada acara lain kan?" tanya om agung pada ana.

"gak ada om, iya ayok kita liat gedungnya. Ayok ma, pak" kata ana pada kedua orang tuanya.

Mereka pun berlalu meninggalkan rumah menuju gedung dimana tempat pernikahan nanti akan di selenggarakan, dengan menggunakan mobil om agung.

"nah ini masjid nya om tante" kata kata ana pada om dan tante billy.

"bagus ya masjidnya, gedung nya juga pasti bagus. Ayok kita turun, tante udah gak sabar mau lihat gedung dalamnya seperti apa" kata tante billy.

"iya ayok. Yuk ma, pak. Ayok dek" kata ana pada kedua orangtuanya dan juga nayla.

mereka pun masuk kedalam masjid itu dan menemui salah satu marbot disana, karna ingin bertemu dengan pengurus masjid tersebut.

"assalamualaikum bapak, ibu mohon maaf ada yang bisa saya bantu?" tanya marbot itu pada mereka.

"waalaikumsalam iya pak. Begini, kami ingin menyewa gedung di masjid ini untuk acara pernikahan anak-ak kami. Apa kami bisa bertemu dengan pengurusnya?" kata om agung pada bapak marbot itu.

"oh, iya bisa pak. Sebentar biar saya panggil kan ya, mari pak, bu saya antar ke ruang tamu masjid ini. Nanti pengurus akan datang kesana" kata marbot itu mempersilahkan kami masuk ke dalan masjid dibagian atas nya.

Kami menunggu pengurus masjid yang baru saja di panggil oleh marbot itu diruang tunggu yang berada di lantai dua masjid, masjid itu sangat bagus sampai memiliki ruang tunggu di bagian atas nya.

Tak lama marbot itu datang dengan salah satu lelaki paruh baya yang memakai sorban di lehernya.

"assalamualaikum, ada yang bisa saya bantu bapak-ibu?" katanya dengan suara lembut.

"waalaikumsalam pak. kami ingin menyewa gedung di masjid ini untuk acara pernikahan anak kami pak, apa kah bisa?" tanya om agung membuat lelaki itu menganggukan kepala.

"kalau boleh tau tanggal berapa dan bulan apa ya pak, mohon maaf kalau saya lancang bertanya" katanya sambil menangkupkan tangan didada.

"tidak apa-apa pak, insaallah rencana akan di adakan pada tanggal tujuh belas juli nanti pak!" seru om agung. ana dan yang lainnya hanya diam mendengarkan percakapan keduanya.

"tujuh belas juli ya, sebentar biar saya lihat" kata bapak itu sambil membuka buku yang sedari tadi berada ditangannya.

"sebelumnya maaf dengan bapak dan ibu siapa ini?" tanya bapak itu setelah membuka buku itu.

"ah iyaa maaf pak kami lupa memperkenalkan diri, saya agung dan ini istri saya bella. Ini besan kami, bapak narto dan ibu siti. Ini anak-anak kami, calon pengantinnya. Dan yang paling kecil itu adik dri calon pengantin perempuan" kata om agung memperkenalkan semuanya.

"oh iyaa iyaa baik, maaf calon pengantin namanya siapa?" tanya lelaki itu lagi.

"nama nya ana dan juga billy pak" jawab tante bella. Bapak itu pun menganggukan kepala sambil tersenyum.

"baik, baik. Begini, alhamdulillah untuk reservasi di bulan juli itu masih kosong ya pak, bu. Jadi untuk tanggal tujuh belas juli itu bisa, kalau boleh saya tau. Untuk jam berapa sampai jam berapa ya pak?" tanya bapak itu dengan sopan.

"mohon maaf kalau boleh saya tau dulu, berapa harga sewa gedung di masjid ini pak? Supaya kami bisa menyesuaikan badget, mohon maaf sekali lagi pak" kata om agung yang langsung disambut kekehan dan anggukan kepala dari lelaki itu.

"baik-baik, begini bapak ibu sekalian. Mohon maaf sebelumnya, sebetulnya dari pihak masjid tidak mengambil biaya dari sewa gedung di masjid ini" kata bapak itu sambil menatap ke arah kami satu persatu. Kami pun saling berpandangan.

"tapi pak, bukannya katanya gedung ini disewa kan?" tanya bapak ana pada lelaki itu.

"iyaa benar, gedung ini di sewa kan. Tapi kami tidak mengambil sepeser pun uang sewa gedung, jika kalian ingin memakai nya silahkan saja. Tapi, mohon maaf kebanyakan dari mereka datang ke gedung ini dengan mereka yang mengambil keuntungan sendiri." kata bapak itu disambut anggukan kepala oleh ana dan keluarhanya.

"oh begitu, jadi sebetulnya gedung ini tidak diminta biaya sewa. Lalu biaya apa yang harus kami bayarkan sebetulnya pak?" tanya om agung.

"bapak, ibu dan adek-adek. Jika kalian bersedia, anak saya adalah seorang pemilik EO untuk pernikahan. Saya merekemendasikan EO anak saya pada kalian, maaf jika saya mengambil keuntungan sendiri. Tapi, ini hanya bentuk tawaran saja pak, bu" kata bapak ini pada om agung dan yang lainnya.

Ana, billy dan orangtua mereka pun saling pandangan dan kemudian menganggukan kepala.

"boleh sekali pak, kebetulan kami juga memang mencari EO untuk pernikahan anak kami. Tapi pak, bagaimana dengan gedung ini. Masa kami tidak perlu membayar sewa nya" kata om agung.

"iya pak memang begitu aturannya, saya yakin calon mempelai wanitanya tinggal didaerah ini bukan?" kata lelaki itu yang langsung di angguki oleh ana.

"benar pak, saya dari rt satu rw tujuh" kata ana.

"nah, malah masih satu rw. Tidak apa-apa pak, memang begitu aturannya. Sebentar saya telpon anak saya dulu, kebetulan dia sedang ada dirumah" kata bapak itu yang langsung di angguki oleh om agung.

tak lama bapak itu pun kembali dengan senyuman menghiasi bibirnya.

"sebentar lagi anak saya kesini, tidak sampai lima menit. Karna rumah kami dekat" kata bapak itu.

Benar saja, tak sampai lima menit datang seorang lelaki dengan pakaian yang cukup rapi dengan baju koko dan sarungnya.

"assalamualaikum" salamnya, menyalami tangan bapak ana dan om agung serta mencium tangan bapak pengurus masjid tadi.

"walaikumsalam, duduk nak" kata bapak itu pada anaknya.

"ini bapak ibu anak yang saya ceritakan tadi, yang punya EO" kata bapak itu menepuk pelan bahu anaknya.

"saya hanif pak, buk." kata lelaki itu.

"begini nak hanif, kata bapak nak hanif mempunyain EO. karna kebetulan kami mau menyewa gedunh ini, maka kami sekalian ingin memakai jasa EO mas hanif" kata om agung.

"oh iyaa bisa pak, untuk kapan?" tanya mas hanif.

"untuk tujuh belas juli mas, insyallah" jawab om agung di sambut anggukan oleh mas hanif.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!