follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
"Kau tinggal disini hanya untuk sementara sampai aku yakin dengan keadaanmu. Karena jika tinggal bersama akan lebih mudah untuk aku mengawasi, agar kau tidak keceplosan berbicara pada Miranda dan Dad Robert apa yang telah terjadi pada kita." Jelas Edgar panjang lebar.
"Ya ampun kak, mana mungkin aku membongkar rahasia kita. Kau pikir aku bodoh." Ucap Lara dengan berbohong, karena sebenarnya sudah sebanyak lima kali ia ingin membongkar apa yang terjadi padanya di Singapore pada Mom Miranda.
"Bukankah kau memang bodoh, jika pintar kau tidak mungkin terjebak dengan jebakan yang kau buat sendiri sampai membuat kita berada di situasi seperti ini." Edgar duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Kak, berhenti menyalahkan aku!" Lara ikut duduk di samping Edgar dengan wajah yang kesal, namun entah mengapa justru terlihat cantik di ke-dua mata Edgar. "Lagi pula aku tidak bisa tinggal di apartemen mu, karena Mom Miranda pasti tidak akan mengijinkannya."
"Aku tidak peduli, kau harus cari cara agar Miranda mengijinkanmu tinggal disini." Edgar tetap pada pendiriannya agar Lara tinggal bersamanya. Karena akan lebih mudah untuk mengontrol dan mengawasi Lara, terlebih mulai besok Edgar akan bekerja di Exxon, otomatis kesibukan akan membuatnya kesusahan untuk mengawasi Lara.
"Aku tidak bisa kak. Lagi pula jika aku tinggal tinggal disini pasti akan membuat kedua orang tua kita curiga. Apalagi hubungan kita sebagai kakak dan adik tidak pernah harmonis."
"Iya juga," gumam Edgar dalam hati. Ia tidak berpikir sampai kesana, karena yang ada dipikirannya saat ini Lara harus tinggal bersamanya.
Lama mereka terdiam, dengan segala pemikiran yang ada di benaknya masing-masing.
"Kak kalau seandainya aku hamil bagaimana?" Sudah lama Lara ingin menanyakan hal tersebut namun baru kali ini pertanyaan itu bisa terlontar.
"Aku akan bertanggung jawab." Jawab Edgar dengan cepat.
"Bertanggung jawab? Kau lupa akan menikah dengan Julia?" Lara memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Aku akan membatalkan pernikahannya."
"What, kau gila kak?" Lara sampai tak bisa berkata-kata. "Lalu setelah membatalkan pernikahan dengan Julia, kau akan menemui Mom Miranda dan memintaku untuk menikah?" Lara tertawa mengejek.
"Mungkin." Jawab Edgar dengan singkat.
"Kau benar-benar sudah gila, mana ada kakak menikahi adiknya sendiri."
"Ada, dan kita akan menjadi orang yang melakukan hal tersebut." Ucap Edgar dengan pasti tanpa keraguan sedikitpun.
"Astaga aku tak menyangka punya seorang Kakak laki-laki yang gila, padahal di mansion aku sudah mempunyai dua kakak wanita yang gila. Sekarang ditambah kau jadi ada tiga yang gila. Keluarga kita ini benar-benar menggelikan." Ucap Lara dengan tersenyum sinis membayangkan bagaimana peliknya hubungan kekeluargaan yang mereka miliki.
Apalagi jika ditambah Edgar yang serius ingin menikahinya, akan jadi apa keluarga mereka nanti? Kakaknya akan menjadi suaminya, Ayah kandungnya akan menjadi ayah mertua, dan ibu tirinya akan menjadi ibu mertuanya. Membayangkannya saja membuat Lara pusing, terutama bayangan Nela musuh dari Mom Miranda akan menjadi ibu mertuanya.
"Tidak.. aku tidak mau." Teriak Lara dengan bergidik ngeri.
"Apanya yang tidak mau?" Edgar menautkan kedua alisnya saat Lara tiba-tiba berteriak.
"Tentu saja tidak mau hamil anakmu apalagi menikah dengan mu. Walaupun cita-cita ku ingin menikah muda tapi tidak denganmu juga." Lara hendak beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana kau?" Edgar menarik tangan Lara hingga membuat wanita itu jatuh di atas pangkuannya.
"Lepas kak! Aku ingin pulang." Lara berusaha menyingkirkan tangan Edgar yang memeluk pinggangnya dengan erat hingga ia tidak bisa beranjak dari pangkuan pria itu.
"Pembicaraan kita belum selesai Lara Collins!" Edgar memeluk erat adiknya hingga bisa ia cium aroma rambut juga tubuh wanita itu. Dan seperti biasa, gairahnya langsung naik hanya dengan berada di dekat Lara.
"Bagi aku sudah selesai kak, " Lara menatap wajah Edgar, namun apa yang dilakukannya itu ternyata salah karena pria itu dengan cepat mencium bibirnya.
Kedua bibir mereka pun kini bertautan, meskipun dengan sedikit paksaan dari Edgar. Namun lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman lembut saat Lara akhirnya berhenti meronta.