Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Sejak kejadian di kantor itu Bella lebih memilih tidur di rumahnya. Bella akan tidur lebih sebelum Elang mencarinya, dan berangkat ke butik lebih pagi dari biasanya. Bella memberikan berbagai macam alasan saat Nadia menghubunginya, karena Bella tau kalau Nadia pasti akan memaksanya pulang.
Bella memasukkan ponselnya ke dalam tas setelah menghubungi seseorang untuk mengajaknya bertemu. Seseorang yang mempunyai tujuan yang sama dengannya. Orang yang dulu tidak ia kenal sama sekali, hingga beberapa tahun lalu tiba-tiba menemui Bella dengan penawaran yang sangat menguntungkan bagi Bella.
***
Siang ini Elang memasuki sebuah restoran bersama dengan Marisa, mereka berdua tampak serasi berjalan beriringan dengan di selingi candaan yang membuat mereka sesekali memamerkan tawa bahagia.
"Kita duduk dimana Lang?" Marisa dan Elang sama-sama mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru restoran. Mecari meja yang bum berpenghuni.
Elang menajamkan penglihatannya saat matanya tak sengaja menangkap seseorang yang ia kenal. Seorang wanita cantik berambut panjang yang duduk bersama seorang pria yang duduk membelakangi Elang saat ini. Pria berpakaian hitam dan bertopi, Elang tidak asing dengan sosok itu.
"Pria itu?" Batinnya. Elang mencoba mendekat berlahan.
"Elang!! Kamu mau kemana? Di sana ada meja yang kosong!!" Marisa mencoba menghentikan Elang yang tak menghiraukan ucapannya.
Elang tetap fokus menatap ke depan kedua orang yang duduk berhadapan di sebuah meja agak jauh dari posisinya sekarang ini. Kedua orang tadi nampak tak menyadari kedatangan Elang yang semakin mendekat.
PRAANGGG...
"Maaf Tuan, saya tidak sengaja" Seorang pelayan membungkuk dihadapan Elang, meminta maaf atas kesalahannya karena tak sengaja menabrak Elang sehingga semua minuman yang di bawanya tumpah mengenai baju Elang.
"Sudah tidak papa, lain kali hati-hati!!" Elang mengibaskan tangannya yang ikut basah karena cipratan minuman itu.
"Aisshhh s*al!!" Elang mengumpat kesal karena dua orang yang dari tadi diincarnya sudah tidak ada di sana. Kursi itu sudah kosong bahkan bekas mejanya saja sudah mulai di bersihkan.
"Elang, kamu kenapa sih? Ada apa? Baju kamu kotor gini kan jadinya!" Marisa kesal karena sejak tadi Elang mengabaikannya.
"Kamu makan sendiri aja ya, aku pergi dulu!" Elang meninggalkan Marisa yang terlihat sangat kesal.
-
Elang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rendah. Melihat ke sisi kiri dan kanan jalanan yang padat karena jam makan siang. Siapa tau Elang menemukan Bella dan pria misterius itu. Perempuan di restoran yang ia lihat tadi memang Bella, dan pria yang mirip seperti malam itu.
"Sebenarnya siapa pria itu?" Elang bertanya-tanya sendiri. Elang teringat beberapa hal yang mencurigakan dari Bella.
"Terus selidiki tanpa meninggalkan petunjuk apapun. Walaupun hanya kemungkinan kecil siapa tau bisa mengantarkan ke petunjuk selanjutnya. Tetap awasi mereka, jangan sampai lengah. Ingat untuk selalu memberitahuku apapun yang terjadi. Aku tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia"
"Siapa yang menelepon Bella waktu itu? Apa pria itu juga? Lalu siapa yang Bella maksud tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia?" Gumam Elang.
"Lalu pesan saat di rumah sakit waktu itu?"
Elang melihat pesan masuk di ponsel Bella saat Bella di rawat di rumah sakit waktu itu.
Pesan dari seseorang yang berinisial D, hanya satu huruf itu Bella memberi nama kontaknya. Pesan yang hanya bisa Elang baca potongannya saja yang bertuliskan "Aku sudah menemukan orang itu,.."
Hyg
"Siapa orang itu? Apa yang mencelakai Bella? Atau yang akan Bella hancurkan hidupnya? Lalu foto itu, apa hubungannya masalah ini dengan rekaman cctv 10 tahun lalu?"
"Akakkhhhh" Elang memukul setir mobilnya lebih kuat.
"Apa yang sebenarnya kau sembunyikan Bella? Lalu kenapa kau juga menarik ku ke dalam sebuah pernikahan?? Apa tujuan yang kau maksud itu?" Elang terus mencoba menggabungkan kepingan-kepingan kejadian mengenai Bella. Siapa tau Elang menemukan jawabannya.
***
"Sepertinya kita harus lebih waspada lagi, Bell. Untung saja kita sempat keluar dari sana sebelum dia menghampiri kita!!" Ucap seseorang di samping Bella.
"Kau benar, bisa saja mereka mulai mencurigai ku!!" Bella membenarkan ucapan rekannya itu.
Bella berhasil keluar dari restoran melewati pintu samping yang berada di dekat dapur. Sebenarnya Bella sadar jika sejak tadi Elang memperhatikannya dari kejauhan, tapi tidak mungkin juga Bella melarikan diri saat itu.
Hingga Bella melihat seorang pelayan yang tidak sengaja menabrak Elang. Tentu kesempatan itu di manfaatkan dengan baik oleh Bella. Sungguh Bella sangat berterimakasih dengan kejadian tak disengaja itu.
Bella dan rekannya bergerak dengan cepat mencari pintu keluar dari belakang restoran. Memasuki mobilnya yang kebetulan sekali berada di paling ujung pintu masuk area restoran. Dua keberuntungan Bella dapatkan hari ini.
"Lalu bagaimana dengan peliharaan si benalu itu?" Bella melanjutkan pertanyaan yang belum sempat ia tanyakan kepada rekannya itu.
"Keberadaannya sangat susah terlacak. Mungkin dia telah mengganti identitasnya, tapi aku yakin sekali kalau dia tidak jauh-jauh dari sini mengingat Nenek tua yang memberimu racun itu menyebutkan ciri-ciri yang sangat persis dengan dia" Jelas pria yang masih memakai topi hitam itu.
"Tidak mungkin dia jauh karena dia masih membutuhkan uang, tapi kau masih mengawasi benalu itu kan?" Tanya Bella.
"Tentu saja, tapi sepertinya dia sadar kalau ada seseorang yang mengawasinya. Karena semua gerakannya rapih dan tidak menunjukkan hal-hal mencurigakan sekalipun" Pria yang bekerja sama dengan Bella terlihat kebingungan.
"Atau dia sengaja mengalihkan perhatian kalian dengan cara lain? Seperti perantara mungkin? Jadi dia meminta seseorang sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan uang untuk peliharaannya itu!!" Bella sedikit yakin dengan teorinya kali ini. Karena Bella yakin sekali jika sampai saat ini orang yang ia kejar masih berada di sekitarnya.
"Kau cerdas Bella!!" Pria itu memberikan tepuk tangan karena terpukau dengan perkiraan Bella yang terlalu masuk di akal.
"Kalau begitu aku akan mulai menyelidiki orang yang sering dia temui" Pria itu menatap Bella yakin yang di balas anggukan oleh Bella.
***
Klik..
"Astaghfirullah" Bella menarik napas panjang untuk mengurangi rasa terkejutnya. Bagaimana tidak? Bella baru saja menyalakan lampu kamarnya, tapi di sana sudah ada makhluk menyeramkan yang menunggunya.
"Bisa nyebut juga ternyata?" Cibir Elang. Setelah beberapa hari ini Bella sengaja pulang ke rumahnya, kali ini Elang tidak akan membiarkan Bella menghindar lagi. Elang tiba di rumah terlebih dahulu, dan pergi menunggu Bella di kamar istrinya itu.
"Mau apa kau disini?" Tanya Bella setelah berhasil menguasai dirinya.
"Terserah aku lah, ini rumah istriku jadi bebas mau di mana saja!!" Elang sekarang menghadapi Bella dengan acuh tak acuh tidak seperti duku yang selalu menggunakan uratnya.
"Terserah, lakukan semau mu!!" Bella berbalik menuju walk in closednya.
"Dari mana saja kau siang ini?" Elang masih belum beranjak dari sofa.
"Bukan urusanmu!!"
"Benarkah bukan urusanku Nyonya Elang?"
Deg..
Bella berbalik dengan secepat kilat karena merasakan hembusan nafas Elang di telinganya. Bella tidak mendengar Elang mendekat ke arahnya. Tapi tiba-tiba Elang sudah berbisik di telinganya.
"Apa yang kau lakukan??!!" Gertak Bella.
Elang malah terkekeh melihat ekspresi terkejut Bella. Wajahnya yang putih berubah menjadi merah padam.
"Apa yang ku lakukan? Kau mau tau?" Elang semakin mendekati Bella. Dengan kedua tangan yang masih ia masukkan ke dalam saku depan celananya.
"Jangan mendekat!!" Bella menatap Elang tajam. Bella terus mundur hingga tubuhnya menyentuh lemari kaca di belakangnya.
"Memangnya kenapa? Kau takut?" Elang berhenti saat ujung jari kakinya menyentuh jari kaki Bella. Pandangan mata mereka saling beradu. Seperti biasa, tak ingin ada yang mengalah sama sekali. Elang mulai mengikis jarak yang hanya tinggal beberapa senti saja.
-
-
-
-
-
-
-
-
Happy reading, semoga suka😄
Jangan lupa tinggalkan jejak mu😘
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
justru nanti elang yg bakal bucin akut
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..