Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyusup
"Terimakasih Kaisar karena sudah bersedia tidur di sini malam ini" Li Mei menyandarkan kepalanya di bahu Shun Yuan.
Dia merasa senang karena Shun Yuan menuruti keinginannya untuk menemaninya tidur malam ini setelah kemarin Shun Yuan malah meninggalkannya mengejar Jian Ying. Li Mei menggunakan kehamilannya untuk menarik simpati Shun Yuan hingga pria itu tak bisa menolak sama sekali.
"Hmm, sekarang tidurlah. Kau butuh banyak istirahat" Shun Yuan membantu Li Mei berbaring. Dia juga memasangkan selimut di tubuh Li Mei.
"Kaisar juga tidurlah" Pinta Li Mei dengan suara lembutnya.
"Aku belum mengantuk" Shun Yuan memilih duduk sambil meluruskan kakinya di samping Li Mei yang berbaring.
"Baiklah, tapi bisakah Kaisar mengusap rambutku agar aku cepat tidur? Ini sepertinya permintaan anak kita" Li Mei mengusap perutnya yang masih terlihat rata itu.
"Baiklah, sekarang lekas pejamkan matamu dan tidurlah" Shun Yuan mulai mendaratkan tangannya di kepala Li Mei. Mengusap kepala itu dengan lembut sesuai keinginan Li Mei.
Shun Yuan melihat wajah Li Mei yang sudah memejamkan matanya. Wanita yang selalu dia akui sebagai wanita yang ia cintai itu kini tengah mengandung anaknya.
Tapi benarkah itu semua, kenyataannya Shun Yuan tidak merasakan apapun selayaknya seorang pria yang mengetahui istrinya sedang hamil. Dia juga tak merasakan getaran di dalam dadanya ketika bersama Li Mei. Tak seperti saat bersama dengan Jian Ying. Dia bisa merasakan marah, sedih, kecewa dan cemburu. Semua perasannya itu sering kali membuat jantungnya berdebar tak terkendali.
Pikiran dan perasaan Shun Yuan benar-benar pecah seperti sekarang ini. Raganya ada bersama Li Mei, namun jiwanya serasa pergi mencari Jian Ying. Hati dan pikirannya pun begitu, hanya Jian Ying yang ia pikirkan saat ini.
Ingin sekali Shun Yuan pergi dari sana dan mengunjungi Jian Ying di kamarnya. Meski selalu mendapat tatapan kebencian dari istrinya itu, tapi Shun Yuan tetap merindukannya.
Tapi sekarang Shun Yuan tidak bisa pergi begitu saja karena Li Mei memintanya untuk tetap tinggal di sana.
"Apa yang sedang kau lakukan A-Ying. Apa kau sudah tidur?" Shun Yuan memejamkan matanya dengan posisinya yang masih terduduk.
"Apa kau juga merindukan ku?"
Perasaan rindunya itu seperti tak bisa di tahan. Apalagi sejak tadi pagi Shun Yuan tidak melihat Jian Ying sama sekali.
Mungkin Jian Ying sengaja menyembunyikan diri di kamarnya karena kejadian kemarin di mana Shun Yuan kembali menciumnya dengan paksa.
Lamunan Shun Yuan itu terus berlanjut hingga tengah malam tiba. Tangannya juga sudah berhenti mengusap kepala Li Mei karena wanita itu usah benar-benar terlelap dalan tidurnya.
"Apa Permaisuri sudah tidur?"
"K-aisar?" Para dayang yang berjaga di depan kamar Jian Ying dikejutkan dengan kedatangan Shun Yuan.
"Kau tidak dengar apa yang kutanyakan?" Shun Yuan saat ini memang sudah berdiri di depan Kamar Jian Ying setelah melakukan perdebatan panjang dengan hatinya. Ternyata hatinya tetap ingin menghampiri Jian Ying ke kamarnya.
"M-maafkan kami Kaisar. Permaisuri sudah tidur sejak tadi" Salah seorang dayang menjawab dengan begitu ketakutan.
"Biarkan aku masuk!"
Mereka pun tak bisa berbuat apa-apa. Mereka membukakan pintu untuk Kaisarnya itu untuk masuk ke dalam kamar Jian Ying.
Shun Yuan melihat Jian Ying yang sudah berbaring terlelap di ranjangnya. Cahaya yang hanya menerangi bagian ranjang Jian Ying saja menjabat wanita yang berbaring di sana tampak seperti bercahaya di anatar gelapnya kamar yang luas itu.
Kaki panjang milik Shun Yuan itu mulai mendekat kearah ranjang. Dengan posisinya yang berdiri, dia bisa melihat wajah Jian Ying yang terlelap dengan tenang.
Shun Yuan senang saat Jian Ying tidur tenang seperti itu karena dia bisa leluasa memandang wajah cantik itu.
Bibir yang kecil namun penuh serta berwarna merah alami. Hidung mancung serta bulu mata lentik itu begitu indah menyatu dalam sebuah bingkai yang indah dengan rahang yang tirus.
Ingin rasanya Shun Yuan mencakup wajah itu dengan kedua tangannya dan menciumnya tanpa henti.
Perlahan Shun Yuan semakin mendekat dengan duduk di sisi ranjang Jian Ying. Dia tak melepaskan pandangannya dari wajah damai istrinya.
Sepertinya Jian Ying memang benar-benar terlelap dalam tidurnya karena sama sekali belum merasakan kehadiran Shun Yuan di dekatnya.
Tangan Shun Yuan pun mulai berani menyingkirkan anak rambut yang berada di kening Jian Ying.
"Kemana saja aku selama ini, ternyata aku mempunyai istri secantik ini" Shun Yuan mengusap lembut pipi Jian Ying.
Cup...
Dengan berani Shun Yuan mengecup kening Jian Ying selama beberapa detik.
"Apa kau begitu lelah sampai tidak merasakan apapun?" Ucap Shun Yuan karena Jian Ying yang tak bergerak sedikitpun saat dia menyentuh pipi Jian Ying bahkan menciumnya.
Pagi harinya, Jian Ying mulai membuka matanya karena merasa terusik dengan sinar mata hari yang telah menembus melewati celah di jendela kamarnya.
Tapi Jian Ying merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya. Pinggang dan kakinya terasa begitu berat seperti tertimpa sesuatu.
Dia pun baru menyadari kalau sejak tadi ada hembusan nafas dari sisi kirinya.
"Kurang ajar!!" Tanpa rasa terkejut, Jian Ying mengumpat sembari menyingkirkan tangan Shun Yuan yang berada di perutnya dengan kasar.
Dia juga menarik selimut yang digunakan mereka semalam.
"Beraninya aku tidur sebentar lagi A-ying" Gumam Shun Yuan karena mulai terusik.
"Kau bisa tidur di kamarmu sendiri atau di kamar Selirmu!, cepat keluar dari sini!!" Pinta Jian Ying seraya mendorong tubuh Shun Yuan me jauh darinya.
"Aku hanya ingin di sini bersamamu A-Ying bukan yang lain"
"Terserah apa maumu, aku tidak sudi berada di dekatmu!!" Jian Ying beranjak dari ranjangnya dan meninggalkan Shun Yuan begitu saja.
Di tidak peduli kata-katanya akan menyakiti pria itu atau tidak. Tapi sungguh dia memang tak ingin lagi berdekatan dengan Shun Yuan.
Jian Ying juga merasa begitu bodoh karena bisa-bisanya tak terusik sedikitpun ketika pria itu datang ke kamarnya dan diam-diam tidur di sampingnya seperti penyusup.
"Sebenarnya apa yang dia inginkan? Ketika aku mendekat dia bahkan tak sudi untuk menatap ke arahku. Tapi saat aku menjauh, kenapa dia malah seakan mengikatku dengan erat?"
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???
hayo Lo... bakal dihajar lagi nggak tuh...udah hamilin anak kesayangannya...