Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Kurang ajar!" ucap pak Rizky yang melihat rekaman itu. wajahnya memerah dengan nafas yang memburu. Ia tidak menyangka kalau sikap Ilham begitu rendah.
"Aku harus kasih dia pelajaran." Dengan mengepalkan tangannya pak Rizky berucap.
"Bagaimana caranya, aku harus memberi tahu Rania. Aku tidak mau membuat dia bersedih." guman pak Rizky.
Pak Rizky Sedang mengirimkan pesan kepada orang yang memberikan video itu.
"Baik, Nanti akan saya beri Info lagi." balasan pesan pak Rizky.
Pak Rizky menghembuskan nafas. "Aku harus bisa menunjukan langsung sama Rania, Supaya dia bisa percaya." ucap pak Rizky.
Malam harinya di meja makan, mereka berkumpul.
"Bun, Ran. Besok kan libur, gimana kalau kita pergi jalan-jalan ke puncak." ucap pak Rizky.
"Serius yah?" tanya Rania antusias.
"Serius dong, Nih, kelihatan nggak kalau ayah bohong!" pak Rizky menunjuk wajahnya.
"Hehehe..... Engga yah, rania percaya kok." ucap Rania.
"Nanti kita nginep gak, Mas?" tanya Bu Delina.
"Kalau mau, Boleh kok kita nginep di sana. Lagian juga udah lama kita enggak jalan-jalan." Jawab pak Rizky.
"Asyikkk..... Kita jalan-jalan bun, udah lama aku pengen jalan bareng keluarga. Akhirnya sekarang kesampaian." ucap rania bersorak.
"Iya sayang, bunda juga senang. Makasih ya, Mas." ucap bu Delina.
"Sama-sama, ini juga Mas lakukan buat kalian." ucap pak Rizky sambil melihat ke arah Rania dan bu Delina.
Sesuai rencana, hari minggu ini mereka berangkat ke puncak. Mereka menyewa penginapan. Karena mereka berniat liburan beberapa hari.
"Wahhh, indah banget yah, bun. Adem dan sejuk." puji Rania yang melihat pemandangan di puncak.
"Iya sayang, Bunda juga merasa tenang disini. Udaranya juga segar." timpal bu Delina.
"Alhamdulillah kalau kalian suka." ucap pak Rizky.
"Suka banget yah, makasih." ucap Rania. kemudian diangguki pak Rizky.
Rania berjalan-jalan kesana-kemari, ia begitu senang melihat pemandangan yang indah ini.
Saat sedang melihat-lihat, mata rania terpaku kepada seseorang yang begitu ia kenal. Rania melihat dia sedang berjalan menuju ke arahnya.
"Susi?"
"Hi Ran, sedang apa disini?" tanya susi yang melihat rania sedang memperhatikan dirinya.
"Ran?" Rania kaget karena susi memegang pundak nya lembut.
"Ehh, i-iya sus. kok kamu bisa ada di sini? " tanya Rania.?
"Aku ke sini itu, karena ayah kamu Ran. Katanya buat nemenin kamu disini." ucap Susi.
"Masa sih sus?" tanya Rania yang belum percaya.
Rania langsung mengajak Susi menemui ayah nya. Ia ingin mengetahui kenapa, ayah nya bisa sampai mengajak susi.
"Yah, ini beneran ayah mengajak susi kesini?" tanyaku.
"Iya Ran, susi nya sudah sampai ya? maaf ya Sus om jadi ngerepotin kamu." tanya pak Rizky.
"Iya gak papa kok om, Terimakasih ya om karena sudah menajak aku ke sini." ucap Susi.
"Iya sama-sama."
"Ran, ayah sengaja tadi telepon Susi buat ke sini, supaya kamu bisa ada temen cerita. Tadi ayah lihat kamu melamun di taman." jawab pak Rizky.
"Hemmmm, yaudah yah. Makasih ya." ucap Rania pada sang ayah.
Rania kemudian mengajak susi untuk jalan-jalan sekitar penginapan.
"Makasih ya Sus, dan maaf kalau kamu sampai harus di Repotin ayah." ucap Rania.
"Enggak papa kok Ran, aku malahan senang bisa di ajak ke sini." jawab Susi.
Mereka pun larut dalam obrolan nya.