Darah yang mengalir di tubuh ku merupakan darah seorang kesatria terkuat yang pernah ada, dan aku pun akan menjadi seperti dia melindungi yang lemah dan menghancurkan kebatilan di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petinggi Klan Wutang
Thien Yu datang menghampiri wanita tua beserta sang gadis, karena Thien Yu merasa jika dirinyalah yang berhak atas binatang serigala roh kayu yang telah dibunuhnya.
"Aku menginginkan binatang roh ini anak muda!!" ucap wanita tua itu tiba tiba.
"Aku rasa kau tak berhak atas binatang roh itu karena aku yang telah membunuhnya," jawab Thien Yu tegas.
"Aku akan membeli binatang roh ini dengan harga 100 koin emas, kurasa itu adalah harga termahal di pasaran binatang roh saat ini," ucap sang wanita tua itu kembali.
"Tetua, aku tak ingin menjual binatang roh itu karena aku memerlukannya untuk kultivasiku, dan kurasa tetua bisa mencari yang lain di dalam hutan ini," ucap Thien Yu.
"Aku tak ingin ada kata penolakan darimu, walau pun kau tak ingin menjualnya padaku, aku akan tetap mengambilnya," ucap wanita tua itu sambil mengeluarkan aura tingkat saint puncak dari dalam tubuhnya.
Tiba tiba Naga Giok yang berada di dalam alam batin Thien Yu berbicara. "Thien Yu, kau jangan bertarung dengannya, dia merupakan salah satu petinggi dari 3 klan besar di benua permata hijau, yaitu klan Wutang," ucap sang Naga.
"Aku tak takut menghadapinya guru, aku akan mencoba tinju Naga Giok padanya," jawab Thien Yu.
"Thien Yu, di dalam dunia para kultivator, perbedaan tingkat kultivasi begitu sangat berpengaruh, saat ini kau berada pada ranah tingkat emas, dan wanita tua itu berada di tingkat saint, perbedaan kultivasi antara kalian berdua bagaikan langit dan bumi, jika kau tetap bertarung dengannya maka yang akan terjadi padamu bisa berakibat fatal, karena benturan energi yang akan terjadi akan membuat dantian di tubuhmu rusak, semua itu berpusat pada perbedaan tingkat kultivasi antara kalian berdua," ucap sang Naga kembali.
"Baik guru, aku akan menahan diriku agar tidak bertarung dengannya," jawab Thien Yu.
Thien Yu berfikir keras untuk dapat membalas perkataan sang wanita tua yang ingin merampas binatang rohnya. Dengan melangkah beberapa langkah kedepan Thien Yu pun berkata.
"Tetua, tak selayaknya anda menindas junior sepertiku dengan kemampuan yang anda miliki, begini saja aku akan memberikan binatang roh itu pada anda asalkan anda memenuhi syarat dariku," ucap Thien Yu.
"Apa syarat darimu itu? dan ingat, aku tak akan memenuhi syarat dari mu jika aku tak mampu untuk melakukannya," jawab sang wanita tua.
"Syarat ku simpel dan mudah, aku hanya ingin melihat wajah wanita yang ada bersamamu itu, mudah bukan?" ucap Thien Yu.
"Kau...!!, guru!! aku tak akan memperlihatkan wajahku kepada pemuda manapun, karena dari seluruh laki-laki yang pernah ada, hanya ayahku lah yang pernah melihatnya," ucap sang wanita muda bercadar.
"Tenanglah Syin Yin, guru tak mungkin memenuhi permintaannya," jawab wanita tua itu.
"Anak muda, nyalimu sangat besar juga sehingga kau meminta syarat seperti itu padaku, baik!! kau boleh melihat wajah muridku ini, asalkan kau mampu melakukannya sendiri," ucap sang wanita tua.
"Itu tak masalah bagiku, aku akan melihat wajah muridmu ini," jawab Thien Yu.
Setelah berkata seperti itu, Thien Yu segera menggunakan Tehnik ruang dan waktu yang telah dikuasainya, dan dalam sekali kedipan mata, Thien Yu telah berhasil meraih cadar yang dikenakan oleh Syin Yin, lantas menatap wajah sang gadis dengan jarak 2 inci saja. Dengan jarak seperti itu, mata mereka berdua saling bertatapan satu dengan yang lainnya.
Syin Yin sangat terkejut dengan gerakan cepat yang tiba tiba di lakukan oleh pemuda yang tadi berada di hadapannya, sampai-sampai dia belum sempat untuk melakukan perlawanan mempertahankan cadarnya itu.
Hembusan napas Thien Yu begitu sangat terasa menerpa wajah Syin Yin, di saat wajah mereka berdua saling berdekatan, membuat Syin Yin begitu sangat marah dan kesal pada Thien Yu.
"Terimakasih ketua, kau boleh mengambil binatang roh itu karena aku telah mendapatkan apa yang ku mau," ucap Thien Yu sambil melesat pergi menggunakan tehnik ruang dan waktu meninggalkan tempat itu.
Terlihat Syin Yin begitu sangat marah dan benci terhadap pemuda yang telah berhasil melihat wajahnya, apalagi pemuda itu melihat wajahnya dengan begitu sangat dekat.
"Syin Yin maafkan guru, aku tak menyangka jika pemuda itu mempunyai teknik seperti itu dan mampu untuk melihat wajahmu, guru berjanji jika bertemu dengan nya suatu hari nanti, guru pasti akan melenyapkan pemuda itu," ucap sang wanita tua menenangkan hati muridnya.
"Guru, aku ingin kita kembali ke klan pusat, karena aku tak ingin berlama-lama di klan cabang yang akan mengingatkanku pada pemuda itu," ucap Syin Yin.
"Baiklah jika itu sudah merupakan keinginan mu, maka hari ini kita akan pulang ke klan pusat," jawab wanita tua yang bersama dengan Syin Yin.
Setelah sang wanita tua memasukkan binatang roh kayu kedalam kotak penyimpanannya, mereka berdua pun pergi meninggalkan tempat itu.
*****
Thien Yu kembali ke kedesa batu, dengan rasa puas dihati karena bisa membuat salah satu petinggi klan wutang kesal padanya. Diapun menuju kamarnya namun tiba tiba Feng Yu memanggilnya.
"Adik dari mana saja kau?" tanyanya.
"Aku berlatih di dalam hutan kak," jawab Thien Yu sambil merebahkan dirinya di atas pembaringan.
"Kau ini membuat orang khwatir saja," ucap Feng Yu dan ikut membaringkan tubuhnya di sisi sang adik.
"Aku ingin melihat lihat benda benda yang ada di rumah lelang besok di kota, siapa tau ada sebuah senjata yang cocok denganku, dan aku ingin kau menemaniku ke sana," ucap Feng Yu.
"Tentu saja aku mau, aku juga ingin menghilangkan kejenuhan di hati, bayangkan saja kak, selama ini aku hanya berlatih dan terus berlatih, tanpa adanya hiburan," jawab Thien Yu.
"Pas kalau begitu, aku akan menjemputmu besok pagi," ucap Feng Yu dan pergi berlalu meninggalkan kamar Thien Yu.
Selepas kepergian kakaknya, Thien Yu tak langsung tidur, dia memilih untuk melakukan kultivasi karena mulai siang tadi dia merasakan jika dirinya akan melakukan penerobosan tingkat.
Dengan mengeluarkan beberapa buah inti binatang roh, Thien Yu mulai menyerap inti binatang roh tersebut dan tak lama kemudian dia pun melakukan kultivasi untuk melakukan penerobosan.
Tengah malam, tubuh Thien Yu seketika bercahaya, dan tak lama kemudian dia pun telah melakukan penerobosan tingkat dari ranah tingkat emas bintang 5, menjadi ranah tingkat bumi bintang 1.
Thien Yu menarik nafas dalam-dalam dan melepaskannya keluar secara perlahan lahan. "Aku telah mencapai tingkat ranah bumi bintang 1, dan aku rasa kultivasi ku cukup sampai disini, lebih baik aku beristirahat karena besok pagi aku akan pergi ke kota rumpun bambu bersama Feng Yu.
Thien Yu merebahkan tubuhnya diatas pembaringan kembali, dan tak lama kemudian diapun terlelap.