NovelToon NovelToon
Sistem Yang Merubah Nasib

Sistem Yang Merubah Nasib

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem
Popularitas:602.6k
Nilai: 4.3
Nama Author: @TomBayaha

Seorang petani miskin yang memiliki kehidupan yang keras disebabkan pandangan dan pola pikir manusia kebanyakan, yang lebih suka serta berpihak pada si kaya si kuat dan si hebat membuatnya harus tersisih dari pandangan dan penilaian masyarakat.

Seringkali rasa sakit dan penderitaan itu justru datang dari orang orang yang dikenalnya.

Namun semua berubah sejak dia beroleh sistem yang memungkinkannya untuk merubah nasib malangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @TomBayaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter _22 : Mimpi buruk

"Bang kita pulang ke rumah yuk."

"Kerumah mana dek"

"hi hi... cie cie, rumah yang mana?"

"Iya, maksudnya abang, adekkan kemaren katanya suka suasana rumah kita yang dipekan, sedangkan di desa, kita juga punya rumah, jadi rumah yang mana gitu lho.?"

"Iya rumah kita yang dibangun lho bang."

"Nah begitu kan jelas."

"Ayah..ibu mana?"

"Itu lagi tidur di kamar, mungkin kelelahan selama di perjalanan Na."

"Oh..... Diana sama Bang Haris mau pulang ke rumah dulu ya yah, sudah lama rumah ditinggal, ngak usah di tunggu yah, barangkali bang Haris juga lelah kami mungkin ngak pulang lagi nanti, Diana pamit ya yah."

"Haris pulang dulu yah, kalau ada kendala apa apa nanti di telepon aja."

"Iya nak Haris hati hati di jalan."

"Kak Butet, kak Nita, bang Ben, Bang Roni sama ini putri oom berdua, om dan ante sama adek Nurul pulang dulu ya, lain waktu kita jalan jalan lagi."

"Andri, kalau kamu ada waktu besok kamu dan temanmu antarkan kereta abang ke rumah ya, ngak mungkin pakai mobil kemana mana"

"Iya bang....!"

"Ayo semuanya kami pamit pulang."

"Iya ,hati hati di jalan ya, om dan ante, adek Nurul lain kali kita main main lagi ya, bilang dong Imel."

"Adek Nurul kok pulang ma?"

"Iya dong sayang, adek Nurul ada kucingnya di rumah sudah berapa hari ini ngak ada yang ngasih makan, kalau kelaparan gimana? nanti mati lagi kucingnya, Imel juga ada ayam, bebek kita juga nanti harus pamit pulang ama kakek....!"

"Gitu ya ma?"

"Iya dong."

"Ya sudah, ante dan adek Nurul pulang ya kakak Imel."

"Ante belum cium Imel."

"Oh ante lupa, sini ante kiss dulu."

Kak Imel kakak Nisa juga muaaachhh.. ya udah semuanya kami pamit pulang."

"Kak."

"Apalagi dek, kamu juga mau di cium..?"

"Isshh.... entah apa apa aja kakak inilah, bagi duitlah Andri ngak ada minyak besok ngantar kereta abang."

"Ha...ha...ha... minta setoranlah tuh pasti."

Nita tertawa melihat tingkah adiknya Andri.

"Hmmmm.... kak Nita juga bagi duit nanti, sudah kaya sekarang hahaa."

"Ini 100 aja ya..!"

"Iya sudah cukup, makasih ya kakak Ana ku yang cantik hi hi..."

"Nih Andri, jangan di hambur hamburkan, jangan minta lagi sama kak butet dan kak Nita."

"Asyik dapat 5 lagi uang merahnya, makasih ya bang, besok awak datang bawa keretanya."

"Iya jangan balap balapan di jalan."

"Iya bang....!"

"Ayolah dek..!"

"Ayah...!Nita pulang dulu ya ayah, ini uang beli rokok ayah, jangan ke kebun lagi, dua dua hari ini kami datang lagi kok."

"Pamit yah..!"

"Iya."

"Assalamu 'alaikum."

"Wa 'alaikum salam Warahmatulloh."

"Tit....tit...tit..."

Haris dan Istrinya meluncur, pulang ke desa mereka.

Saat mereka akan sampai di desa HP si Diana berbunyi...

"Ya, Assalamu 'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Diana tadi mau pulang ibu masih tidur, jadi Diana ngak ganggu ibu."

"Oh ya ngak apa apa, Diana...!"

"Ya bu" ada apa?".

"Si Lisa temanmu itu, dimana sekarang?"

"Oh dia tinggal di kota B sekarang bu', kenapa ya bu'?"

"Dia sudah menikah?"

"Sudah, malah sudah punya satu anak cowok, itulah kemaren sempat berseloroh katanya anak kami di jodohkan aja, biar jadi besan katanya hahaah, si Monalisa."

"Jadi dia sudah menikah?"

"Sudah, kenapa kok ibu tiba tiba ingat sama si Mona."

"Oh Syukurlah, ibu mimpi buruk soal dia."

"Mudah mudahan tidak terjadi apa apa sama si Mona bu'."

"Ya sudah, ibu tutup ya."

"Iya...."

"Assalamu 'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Ada apa dek?".

"Ngak, ibu mimpi buruk sama si Mona bang,."

"Si Mona yang mana ya?"

"Itu lho bang, teman seasrama adek waktu sekolah."

"Oh.. sahabat sejatimu itu ya he he..."

"Iya, mereka udah lumayan lho bang sekarang, suaminya bagus posisinya di perusahan."

"Baguslah? kita senang mendengar berita orang orang yang kita kenal dalam keadaan baik."

"Jadi kita nginap disini nanti malam atau ke pekan..?"

"Disini ajalah bang, adek rindu sama kawan kawan adek, di Pekan adek belum punya teman."

"Ya udah, abang juga rindu ke kedai pak Maklin hahhaaah."

Mobil Haris masuk ke dalam jalan kecil menuju rumahnya dan tak lama kemudian sampai di depan rumah.

Tampak rumah mereka sudah berdiri kokoh dengan bangunannya yang mulai meninggi.

"Bang Dame, sudah beres beres mau pulang ya? apa kabar? ada kendala ngak,kok pulangnya agak lambat...?"

"Iya Ris,cuacanya agak sejuk hari ini, teman teman pun oke, jadi ya kita lanjut sampai sore begini ha hah, kalau kendala ngak ada sih Ris, kau kemana aja sih Ris?"

"Ada acara bang di rumah mertua."

"Oh..."

"Kenapa bang?"

"Ngak ada, kawan kawan kita pada nanya di warung?"

"Oh.... he he aku juga sudah rindu ngopi pagi pagi habis Shubuh, seperti ada yang hilang berapa hari ini ha hah."

"Ini masih ada kopi Ris tapi sudah dingin, minumlah..!"

"Iya bang, kira kira masih lama lagi ini bang?"

"Dalam minggu ini sepertinya kita sudah masang atap, adalah dua minggu lagi supaya kelar melester sampai di dalam, apalagi kalau cuacanya mendukung."

"Iya, biar jangan terbang terbang awak, kayak kunang kunang hahahahahh."

"Oh ya Ris, ada berita hangat belakangan ini"

"Ada apa bang..?"

"Saudara kau yang lama itu bilang kau belum bayar sewa rumah 3 bulan?"

"Dia bilang begitu?"

"Iya, buat apa kaya tapi kalau sewa rumah 3 bulan aja ngak di bayar bayar katanya, apa benar Ris...?"

"Benar juga sih bang, cuma memang dianya yang ngak mau di bayar saat itu, uangnya sudah ada saat itupun, tetapi dia uring uringan ngak usah bayar sewa yang penting rumah dikosongkan katanya saat itu , jadi ngak perlu bayar bayar katanya pulak, jadi ya kita sama orang tua ya nurut ajalah."

"Oh sepertinya dia lagi butuh duit itu Ris, tapi bingung gimana caranya jadi dia lemparkan issu itu, diakan kayak mamak mamak itu heheheehh, menurut abang kau mengalah ajalah, datangi aja ke rumahnya bilang baik baik kasih aja uang lebih, apalah duit segitu sama kau Ris, sedangkan menamu kawan satu kedai untuk minum kau buat dan itu bukan sekali dua kali, bagaimanapun kita di kampung ini seperti rantai jala yang saling terkait"

"Iya sudah pas itu bang, akupun sebenarnya sudah ada niat begitu cuma kutengok selama ini suasana hati beliau itu masih belum stabil, makanya ku diamin."

"Aku bangga kali nengok kau Ris."

"Ah abang ini ada ada aja hahahahh."

"Iya serius Ris, walaupun abang lebih tua dari segi umur tapi banyak kali yang abang pelajari dari kau Ris, soal kesetiaan pada istri, perangai, tutur kata, sikap tubuh sama pendekatanmu dalam bergaul, paling khusus caramu menghadapi persoalan hidup, mungkin kalau yang kau terima selama ini di pikulkan ke pundak abang belum tentu abang bisa angkat apalagi membawanya berjalan jalan, abang harap kau tetap jadi Haris yang kami kenal, tidak pernah menjadi sombong."

"Ah abang ini, manalah bisa aku dibandingkan sama abang, asam garam kehidupan ini sudah lebih banyak abang cicipi heheh, awak ini cuma anak kemaren sore yang baru belajar bersikapnya, abang kalau ada acara dimana mana di kampung kita ini sudah jadi yang di tuakan, memberi nasehat baik itu di acara pesta maupun kemalangan."

"Iya abang ngak bantah itu, tapi abang cuma pandai bicara, sedangkan kau sudah pandai mewujudkannya dalam perbuatan."

"Ha..hahaha...hahahhah abangku inilah pandai kali buat hati senang, terima kasihlah bang pujiannya, mudah mudahan kedepannya aku bisa seperti yang abang sebutkan.

"Ah... jadi aku masuk dulu ya bang, mau bantu beres beres dulu, sudah berapa lama rumah di tinggal, oh ya sebelum abang pulang, aku juga bawa jajanan dari kota S di bagasi mobil bang, kebetulan tadi dari pagi sampai siang kami disana, Bambang yuk jemput yuk....!, agak banyak ini bang sekalian buat kakak di rumah.

"Iya Ris jangan pulak karena abang bilang gitu, kau kasih abang banyak makanan..hahah."

"Ah abang ini asyik melucu aja dari tadi ha ha hah."

"Terima kasihlah ya Ris."

"Iya bang sama sama."

Setelah memberikan beberapa jenis jajanan kepada para tukangnya, Haris masuk dan mendapati istrinya telah selesai membereskan rumah kecil mereka, dia lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan tertidur pulas selama beberapa jam.

1
Wawan Setiawan
kg jelas cerita nya
Rivan Zuhri
sambil rokokan
Fathana
giliran kita kapan pak direktur😀😀
Zafrullah Effendy
ceritanya bagus dan kuharap tidak sampai putus di tengah jalan seperti cerita2 lainnya, dimana pembaca udah suka, eh tiba-tiba gak nongol lagi
Anonymous
Luar biasa
Choky Ritonga
ayah sasmita kontolllll !!!
vina matullesy
emang rasanya gimana di madu.... apakah senikmat minum madu murni
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Sebenarnya mertuanya haris itu ikhlas nggak ngasih lahan untuk haris menantunya terus kalau nggak ikhlas kenapa dikasihkan
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Yang Sabar ya Haris percayalah haris hukum tabur tuai itu ada yang udah tega sama kamu nanti juga dia dapat karmanya sendiri sesuai apa yang orang itu udah perbuat🙏
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Ya Allah Kasihan Haris Udah capek2 menggarap kebun dan udah menanami nya giliran udah jadi dan udah ada tanamannya dan tinggal metik hasilnya malah dijual sama mertuanya, tega banget ya mertuanya haris 😭🙏
Aldo Marvel
toke apa artinya lek ku
Aldo Marvel
batak sekali bah novel nya 🗿
helminst
Luar biasa
Catur Warsono
Lumayan
ahmad sudrajat
Luar biasa
dadun
berasa di siantar medan🤔😁
anggy tabitha
istri tolol, menjerumuskan suami.
yang ada ntar suaminya sakit hati dgn ide istrinya.
istri kok dgn sengaja mengundang masalah.
Minus Muhadi
kok cerita endingnya jd begini...kpn bisa ketemu sm MIYABI DI JEPANG
Minus Muhadi
hahahaha gw bilang jg apa...selama ini SISTEM CUMA KASIH DUIT DUIT DAN DUIT...MANA HADIAH SKILL ILMU PENGOBATAN...HAHAHAHA bwt apa bnyk DUIT klu hidup ITU MENDERITA krn PENYAKIT...DUIT DUIT... DUIT DUIT tdk selamanya orang hidup senang dan bahagia...yg ada tambah sakit krn kebnykn DUIT
Ali Wafa
justru bagus lah dua lebih lagi 3 atau 4 seru deh😂😂😂🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!