NovelToon NovelToon
Dikejar Berondong Bucin

Dikejar Berondong Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Anindya, seorang Ibu dengan 1 anak yang merasa sakit hati atas perlakuan suaminya, memilih untuk bercerai dan mencari pelampiasan. Siapa sangka jika pelampiasannya berakhir dengan obsesi Andra, seorang berondong yang merupakan teman satu perusahaan mantan suaminya.
“Maukah kamu menikah denganku?” Andra.
“Lupakan saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” Anindya.
“Jauhi Andra! Sadarlah jika kamu itu janda anak satu dan Andra 8 tahun lebih muda darimu!” Rima.
Bagaimana Anindya menghadapi obsesi Andra? Apakah Anindya akan menerima Andra pada akhirnya?
.
.
.
Note: Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata yang disamarkan! Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita, semuanya murni kebetulan. Mohon bijak dalam membaca! Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Anindya

Anindya adalah seorang gadis yang baru saja menyelesaikan program studinya, S1 Fisioterapi. Cita-citanya untuk membuka klinik sendiri tinggal selangkah lagi, ketika Anindya mengajukan pendidikan profesi Fisioterapi untuk menjadi seorang Physio.

Sayangnya Anindya tidak bisa melakukannya karena Faris, anak dari teman sang ayah yang melamarnya. Kedua orang tua Anindya tidak memaksanya untuk menerima lamaran tersebut, mereka membebaskan pilihannya. Tetapi setelah mendengar jika dengan menikahi Faris usaha Ayah Anindya akan mendapatkan keuntungan dan keluarga Faris tidak akan menghalangi mimpinya untuk membuka klinik mandiri, Anindya dengan suka rela menerima lamaran tersebut.

Pernikahan keduanya pun ditetapkan dan akan dilangsungkan 3 bulan kemudian. Selama 3 bulan itu, Anindya dan Faris melalui proses penjajakan lewat panggilan video. Yang namanya tidak bertemu langsung tentu tidak membuat Anindya tertarik dengan Faris. Tetapi karena ia memikirkan usaha sang ayah yang diambang bangkrut, Anindya mulai membuka hatinya untuk Faris.

Faris bekerja di sebuah perusahaan swasta yang ada di Kalimantan Timur sebagai mekanik. Pernikahan yang akan dilaksanakan 3 bulan lagi juga dikarenakan cuti rutin yang Faris dapatkan.

“Apakah kamu sudah mantap, Nak?” tanya Ibu Anindya.

“Insyaallah, Bu.”

“Jangan hanya karena usaha Ayah, kamu mengorbankan masa depanmu. Ibu tidak rela!” ucap Ibu Anindya sambil menangis.

Ayah Anindya merupakan pengusaha batu bata yang saat ini mulai sepi peminat karena orang lebih memilih menggunakan batako yang relatif murah. Sedangkan orang tua Faris merupakan kontraktor yang mana bisa menjamin kelangsungan usaha Ayah Anindya.

“Tidak, Bu. Orang tua Mas Faris tidak melarangku untuk mengejar cita-cita, jadi masa depanku tidak dikorbankan di sini.” Anindya mencoba menenangkan sang ibu.

“Baiklah jika memang itu keputusanmu. Ibu selalu mendukungmu, Nak!”

Anindya memeluk sang ibu yang selama ini selalu mendukung keputusan dan cita-citanya. Ia hanya berharap apa yang menjadi keputusannya saat ini, tidak membuatnya menyesal nantinya.

Selama menunggu hari pernikahan, Anindya mengumpulkan data mengenai tempat calon suaminya bekerja yaitu Kalimantan Timur. Ia menemukan bahwa akan diadakan ujian CPNS di Kalimantan Timur, sebulan setelah pernikahannya. Jika ia bisa ikut ujian tersebut, ia memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai tenaga medis di sana dan ia bisa melanjutkan pendidikannya. Anindya pun menyiapkan semua berkas yang ia perlukan untuk mengikuti ujian, agar ketika waktunya tiba ia bisa dengan lancar mengikuti ujian.

Hari demi hari telah berlalu, sampai hari pernikahan pun tiba. Anindya dengan kebaya berwarna putih lengkap dengan paes ageng khas Jogja, dituntun menuju meja tempat dilaksanakannya ijab kabul. Faris yang telah menunggunya di kursi pun berdiri menyambut Anindya. Seketika Faris terpukau dengan kecantikan Anindya yang akan menjadi istrinya.

Jika biasanya Anindya terlihat cantik dengan polesan make up tipis, kini Anindya semakin anggun dengan make up khas pengantin.

“Saya terima nikah dan kawinnya, Anindya binti Supomo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” Ucap Faris dengan tegas.

“Sah?” tanya penghulu kepada para saksi.

“Sah!” jawab saksi secara serempak diikuti ucapan hamdalah tamu yang menyaksikan ijab kabul.

Semua orang dengan perasaan bahagia mengaminkan doa yang dipanjatkan oleh penghulu untuk menutup prosesi ijab kabul. Kemudian acara dilanjutkan dengan prosesi pengantin sampai dengan foto bersama dan menyalami seluruh tamu.

Acara di rumah Anindya hanya berlangsung sampai tengah hari dan kemudian setelah asar dilanjutkan di rumah keluarga Faris yang kebetulan hanya berbeda desa, sampai pukul 9 malam. Rangkaian acara berjalan dengan lancar tanpa kendala apa pun, sampai pengantin kini hanya berdua di kamar.

“Badanku terasa pegal setelah seharian ini aku terlalu banyak berdiri!” seru Faris memecahkan kecanggungan keduanya.

“Apakah Mas mau Anin pijat?” tanya Anindya dengan lembut.

“Apakah kamu bisa?” Anindya menganggukkan kepalanya.

Tentu saja Faris menerimanya dengan senang hati dan segera melepaskan kaosnya. Sesuai instruksi yang diberikan Anindya, Faris berbaring tengkurap dengan hanya mengenakan celana pendek. Dengan melumuri tangannya dengan lotion, Anindya mulai menggerakkan tangannya di tubuh laki-laki yang kini halal baginya.

Awalnya gerakan Anin fokus pada bahu dan punggung Faris, kemudian beralih ke pinggang dan tangan hingga sentuhan terakhir, Anindya memijat kepala Faris. Anindya bingung karena selama proses memijat, Faris tidak banyak bicara dan ketika ia melihat ke arah wajah sang suami, ternyata Faris telah terlelap.

Tanpa ada rasa curiga, Anindya mengira jika suaminya mungkin kelelahan karena dirinya pun sama. Setelah menutup tubuh suaminya dengan selimut, Anindya mengoleskan lotion ke titik lelahnya dan memberikan pijatan singkat untuk melemaskan ototnya. Setelah merasa cukup, Anindya mencuci tangannya dan menyusul suaminya untuk tidur.

Di sisi lain.

“Mengapa kamu datang ke sini?” tanya Ibu Faris.

“Aku ingin bertemu Mas Faris!”

“Faris sudah menikah, menjauhlah darinya!” seru Ibu Faris.

“Akan aku pastikan kalian menyesal telah menolakku!” teriak perempuan tersebut dan pergi meninggalkan rumah keluarga Faris.

“Ada apa, Bu?” tanya Aya Faris yang keluar ketika mendengar teriakan seorang perempuan.

“Rani, Yah!”

“Mau apa dia kemari malam-malam?”

“Mau ketemu Faris lah, siapa lagi!”

“Bukankah mereka sudah lama tidak berhubungan?”

“Inilah alasanku menyuruhmu melamar Anindya. Agar Rani tidak lagi mendekati Faris! Perempuan bekas orang banyak tidak layak menjadi menantuku!” tegas Ibu Faris yang kemudian meninggalkan Ayah Faris yang masih terdiam di teras.

Ayah Faris baru saja mendengar alasan istrinya memintanya melamar Anindya untuk anaknya, Faris. Beliau awalnya mengira jika istrinya memilih Anindya karena pendidikan dan parasnya juga keluarga Anindya yang memang sudah lama berteman dengan keluarganya. Tetapi ternyata untuk menghindarkan Faris dari perempuan yang bernama Rani. Ada rasa bersalah di hati Ayah Faris, tetapi beliau tidak bisa mengatakan hal ini kepada Anindya. Karena bagaimanapun istrinya tetaplah istri yang harus ia tutup aibnya.

Dengan pasrah beliau menyerahkan semua yang telah terjadi kepada Allah Yang Maha Kuasa. Semoga pernikahan anaknya dengan Anindya membawa keberkahan untuk menjemput keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah.

Tanpa Ayah Faris sadari, sedari tadi ada yang mendengarkan percakapan mereka yang tidak lain adalah Faris yang ingin ke dapur untuk mengambil minum. Entah apa yang dipikirkannya saat ini, setelah menenggak air di gelas Faris berjalan kembali ke kamarnya dengan tersenyum.

“Kamu memang cantik Anin, tapi sayangnya ragamu tak bisa membuatku berminat.” Gumam Faris sambil memandangi tubuh Anindya yang terbaring mengenakan pakaian tidur terusan.

“Satu-satunya alasan kamu menikah denganku adalah untuk menjauhkanku dari Rani, maka jadilah istri dan tameng yang baik untukku dan jangan berharap lebih padaku! Karena aku tidak mungkin bisa membalasmu dengan pantas. Semoga saja kamu bisa mengerti dan menjadi istri yang baik.” Imbuh Faris yang kemudian merebahkan tubuhnya di samping Anindya.

1
Ais Galby
sebnrnya anak nya anin itu nama nya arka apa ardio thor maaf cuma nanya aja
Meymei: Ardio kak, Arka anak Rani,, maaf typo
total 1 replies
Lee Mba Young
Kl ada lelaki suruh di teras saja, krn statusmu janda, mulut tetangga kn pedes.
Dian Rahayu
lanjut thor
Dian Rahayu
kapan nih up ya 😊
Lee Mba Young
semoga faris di pecat dr kerjaannya kl pengangguran mana mau si Rani.
orang macam faris itu sembuhnya kl jd gembel atau penyakitan
Lee Mba Young
bagus lah cerai saja tu bukti pernikahan buat jeblosin Faris ke penjara biar jd pengangguran. kl dah pengangguran mana mau tu si Rani. kl perlu viral kan jng smp km hancur sendiri, kl hancur semua juga hrs hancur termasuk Faris dan Rani.
Lee Mba Young
anindya lemah sih 😂 ntar hamil lagi repot habis enak enak ma lakinya.
kl pintar pasti cari bukti bawa ke pengadilan biar kena hukuman tu si Faris.
Alisa Erlani
duh thor kpn terbongkar nya enak bener jdi paris itu celup sana celup sini jijik banget🤑
Meymei: sabar ya kak.. 🤭
total 1 replies
Okto Mulya D.
Faris parahhh
Okto Mulya D.
piye tha..malah melirik istri orang yakkk
Okto Mulya D.
gelooo...istri dilihat orang malah dianya yang nafsuuu
Okto Mulya D.
Suaminya cuek bebek..
Okto Mulya D.
hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh
Okto Mulya D.
Nasibmu Anindya...
Nabilah
pengen q jambak😎
Nabilah
red flag tho!!
Nabilah
baru mulai sudah ada bau2 belut nih author!
Meymei: belut bau amis kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!