Karena rekayasa dari sang ibu membuat Rayan tega menghianati Istri tercinta nya, pernikahan kedua nya sudah berjalan tiga tahun namun keduanya tak kunjung di karuniai seorang anak, dokter berbohong dan mengatakan kalau Istri nya mandul.
Rayan tergoda dengan Erika yang merupakan sahabat istri nya sendiri, keduanya memiliki keinginan yang sama hingga keduanya tega bermain curang di belakang Agis.
Agis tidak menduga kalau Rayan tega selingkuh dengan sahabat nya sendiri, padahal Erika adalah orang yang Agis percaya dan sayangi?
"kenapa harus sahabat ku yang kamu jadi kan madu?"
sanggupkah Agis lepas dari Rayan yang bersikukuh untuk tetap menggenggam nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengapa harus sahabat ku?
Agis memperhatikan laju mobil Rayan yang pergi meninggalkan kediaman nya, Gegas Agis masuk ke dalam rumah untuk mengikuti Rayan ke jakarta.
"Halo bang, kamu dimana ?"
Tanya Erika yang sudah berada di rumah Devita, Ia merasa sangat sungkan karena tidak ada Rayan.
"sudah di jalan, kamu tunggu ya sayang ! acara jam sepuluh pagi kan ?"
"ya, masih ada waktu dua jam lagi !"
"ya sudah tunggu Abang datang !"
Semua kerabat yang datang terlihat heran karena perempuan yang tengah hamil itu bukan Agis.
"Rayan menikah lagi karena Agis mandul !"
Terang Devita pada keluarga dan kerabat suaminya.
Mereka mengangguk, ada yang suka dan tidak, namun Erika tidak peduli.
*
Agis berjalan tergesa gesa hingga tas nya menyenggol gelas yang berada di meja.
prang.....
Agis menoleh ke arah gelas yang pecah dengan puing yang berserakan.
"kak, kenapa buru buru seperti itu ?"
Tanya Alan menghampiri Agis yang mematung.
"Kakak hendak pergi ke Jakarta, sore kakak akan kembali !"
Alan tertegun mendengar apa yang di sampaikan oleh Agis, wajah nya pucat dengan tatapan kosong.
"Aw....!"
Agis meringis merasa kan kakinya yang tiba-tiba sakit.
"Ada apa Agis ?"
Tanya bibi menghampiri, Alan langsung membersihkan pecahan gelas tersebut.
"Gelas nya pecah?"
Agis mengangguk sembari merasakan kaki nya yang terasa linu.
"Kamu mau pergi kemana Agis ?"
Tanya Susanto melihat Agis membawa tas.
"Agis ada perlu sebentar, nanti sore kembali ke rumah !"
"Alan temani kamu jangan sendirian !"
"Tidak usah Agis sendirian saja !"
Sergah Agis lalu beranjak pergi ke kamar mandi saat mual itu kembali datang melanda.
Bibi dan paman nya tertegun melihat Agis, apa mungkin keponakan nya itu hamil ?
"Agis berangkat ya paman !"
Semua terdiam melihat Agis pergi meninggalkan rumah menggunakan mobil nya.
Agis menelungkup kan wajah nya di stir mobil, kepalanya benar benar pusing dan ia kembali ingin muntah.
Agis menyandar kan tubuh nya di kursi lalu memejamkan mata nya, bulir bening itu dengan berani nya menembus pertahanan kelopak matanya.
Rasa sakit pada punggung nya kembali menyiksa, Agis tidak tahu apa yang terjadi dengan tubuh nya. ia benar benar lemas tapi ia harus pergi.
"Agis harus kuat seperti ayah !"
Agis memejamkan mata nya yang berair, Agis merasa kan sentuhan lembut pada kepala nya.
"Kuat nak, jangan tumbang karena manusia, kamu punya Tuhan yang akan selalu menguatkan !"
Agis membuka mata nya seketika bayangan sang ayah terlihat jelas di depan mata.
Agis menarik nafas lalu menyeka air matanya.
Agis tahu dan yakin mereka selalu bersama nya meskipun saat ini terpisah ruang dan waktu.
"kuat Agis ?"
Agis mulai melajukan mobilnya menuju tol tujuan Jakarta. beberapa kali merasa mual dan muntah ke bawah mobil.
Agis melihat wajah nya yang begitu pucat di kaca, semalam ia melihat sang ibu pergi dengan kedua anak perempuan cantik.
Sang ibu terlihat bahagia bermain bersama dua anak perempuan itu, Agis tidak tahu siapa ?
kemudian sang ibu membawa kedua nya pergi, Sang ibu melambaikan tangan nya sembari menitik kan air mata nya.
Bayangan ketiga nya lenyap di balik kabut tebal. Agis tak tahu apa maksud dari mimpi itu ? siapa kedua anak itu ?
"Halo kak Andi, Agis sebentar lagi sampai di jakarta !"
Agis langsung menghubungi Andi yang berada di rumah nya.
"Kamu langsung ke rumah ibu Devita saja gis, nanti kakak menyusul...!"
Agis langsung mematikan telepon nya.
mobil nya melesat menuju kediaman Devita dan Ramlan abivandya.
*
Agis Menghentikan langkah nya saat melihat kediaman Keluarga abivandya tampak ramai banyak orang.
Devita memang sengaja mengelar acara tujuh bulanan Erika di halaman rumah dengan dekorasi tenda yang begitu indah.
Agis Ingin tahu ada acara apa di rumah itu, Ia melangkah dengan tertatih masuk ke halaman rumah itu.
"Terimakasih yang sudah hadir di acara tujuh bulanan kandungan istri saya !"
ujar Rayan netra nya menyisir tamu undangan.
"tujuh bulan ?"
"Istri....?"
"Erika...?"
Agis menganga menahan sebah di dada, jadi keduanya bermain curang di belakang nya.
bulir bening itu kembali menelisik membuat sesak, di tambah rasa mual yang membuat Agis merasa semakin pahit.
Rayan dan Erika tertegun saat melihat Agis berjalan menghampiri mereka dengan wajah memerah.
Devita juga menoleh ke arah Agis yang tiba-tiba di datang, bukan nya Ia di bandung?
Agis dengan berani menghampiri mereka di podium, Rayan langsung menghampiri.
"kenapa? kamu kaget lihat aku ?"
"Agis....!"
Rayan hendak menyentuh tangan nya namun dengan cepat Agis menepis nya.
"Tega kamu sama aku...!"
Ujar Agis dengan nafas tersengal menahan cucuran darah luka hati nya.
"Aku akan jelaskan sama kamu.."
Agis menggeleng kan kepalanya, Erika mematung menatap wajah Agis yang sembab.
"kalian tega sama aku, Kalian enggak punya hati...!"
Agis pergi dari tempat itu, semua orang melongok melihat Agis dan Rayan.
Gegas Rayan mengejar Agis yang berlari keluar dari halaman rumah.
"gis, tunggu Abang, kita bicarakan di rumah...!"
"enggak usah, semua udah jelas. aku akan secepatnya mengurus perceraian kita...!"
sergah Agis lalu masuk ke dalam mobil, dan gegas menyalakan mobil nya karena Rayan mengejar nya.
Agis menangis tersedu-sedu sambil menyetir mobil, Air mata tahu sedalam apa luka yang Rayan torehkan pada hati nya.
Rayan langsung masuk ke dalam mobil dan mengejar Agis yang melajukan mobilnya, Rayan yakin Agis pasti pulang ke rumah.
Setengah jam kemudian Agis sampai di rumah, gegas ia keluar dan masuk ke dalam rumah. Ia hendak membereskan barang-barangnya dan pergi dari rumah. Agis tak bisa lagi bersama dengan Rayan.
"Gis, tunggu kamu dengar kan Abang dulu ?"
"apa yang harus Agis dengar kan bang ?"
jawab Agis dengan derai airmata.
"kamu tega mengkhianati aku !"
Sergah Agis dengan gemetar.
"Ya,tapi aku melakukan semua itu karena aku ingin punya anak, Dokter Arief bilang kamu mandul dek !"
Agis langsung mematung mendengar apa yang Rayan vonis kan.
"Aku mandul ?"
Rayan mendekati Agis, namun perempuan itu memundurkan tubuhnya, belum kering air mata nya karena pengkhianat Rayan dan sekarang bertambah luka itu semakin parah.
"Tapi mengapa harus sahabat ku yang kamu jadikan madu ?"
Rayan termangu mendengar pertanyaan Itu.
"Kenapa kamu enggak bicara kan hal itu sama aku ? Kamu malah selingkuh dengan Erika ? kalau Aku tahu kenyataan itu, aku sendiri yang akan mencari kan mu perempuan yang bisa kasih kamu anak !"
Ujar Agis sambil menangis.
"kenapa harus sahabat ku bang ?"
Agis tersedu menepis tangan Rayan yang hendak memeluk nya.
"Abang minta maaf Agis !"
"Enggak, aku mau kita cerai !"
Layak nya luka yang masih basah tersiram air garam, perih dan membuat ulu hati terasa terbakar.
Agis menepis tangan Rayan lalu pergi meninggalkan kamar dengan tergesa gesa membawa koper.
Gegas Rayan mengejar Agis yang hendak masuk ke dalam mobil.
"lepas bang, aku enggak bisa menerima keadaan ini !"
*
**
***
****
*****
berdamai dengan hati....
bersambung...
😍😍💪💪💪