Elowen, seorang wanita muda dari keluarga miskin, bekerja sebagai asisten pribadi untuk seorang model internasional terkenal. Hidupnya yang sederhana berubah drastis saat ia menarik perhatian dua pria misterius, Lucian dan Loreon. Keduanya adalah alpha dari dua kawanan serigala yang berkuasa, dan mereka langsung terobsesi dengan Elowen setelah pertama kali melihatnya. Namun, Elowen tidak tahu siapa mereka sebenarnya dan menolak perhatian mereka, merasa cemas dengan intensitasnya. Lucian dan Loreon tidak menerima penolakan begitu saja. Persaingan sengit antara keduanya dimulai, masing-masing bertekad untuk memenangkan hati Elowen. Saat Elowen mencoba menjaga jarak, ia menemukan dirinya terseret ke dalam dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah ia bayangkan, dunia yang hanya dikenal oleh mereka yang terlahir dengan takdir tertentu. Di tengah kebingungannya, Elowen bertemu dengan seorang nenek tua yang memperingatkannya, “Kehidupanmu baru saja dimulai, nak. Pergilah dari sini secepatnya, nyawamu dalam bahaya.” Perkataan itu menggema di benaknya saat ia dibawa oleh kedua pria tersebut ke dunia mereka, sebuah alam yang penuh misteri, di mana rahasia tentang jati dirinya perlahan mulai terungkap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Two Alpha's And Mate
Setelah melalui gerbang alami yang dibentuk dari dua pohon besar, mobil mereka melaju lebih dalam ke wilayah yang penuh keajaiban ini. Perlahan, pemandangan berubah dari hutan lebat menjadi sebuah desa yang tampak seperti keluar dari kisah legenda. Rumah-rumah kayu dengan desain indah dan atap menjulang tinggi berjajar rapi di sepanjang jalan. Setiap rumah memiliki taman yang penuh dengan bunga warna-warni, menciptakan suasana yang hidup dan berwarna.
Desa itu dikelilingi oleh pagar batu besar, seolah melindungi kehidupan di dalamnya dari dunia luar. Orang-orang berlalu lalang dengan wajah ceria, berbicara satu sama lain dalam bahasa yang halus, membawa barang dagangan, atau sekadar menikmati kehidupan sehari-hari. Beberapa pedagang menawarkan barang-barang aneh dan indah, dari kain berkilau hingga rempah-rempah yang belum pernah Elowen lihat sebelumnya. Warga desa mengenakan pakaian yang berwarna terang, sebagian besar dengan desain yang klasik namun elegan—seperti pakaian para bangsawan zaman dahulu, lengkap dengan jubah panjang dan perhiasan yang berkilau.
Elowen tertegun, matanya melirik ke segala penjuru. Seakan semua hal di sekitarnya begitu baru dan menakjubkan. Ada rasa kagum yang mengalir begitu saja dalam dirinya. Setiap sudut desa ini tampak seperti sebuah dunia lain yang penuh dengan keindahan dan ketenangan.
"Apa ini...?" Elowen berbisik, meskipun lebih kepada dirinya sendiri. Tidak ada yang menjawab, karena Valerie, yang duduk di sampingnya, hanya tersenyum lebar, sementara Loreon tetap fokus pada kemudi, menghindari keramaian di jalanan.
Sementara mobil mereka terus bergerak, Elowen memperhatikan dengan seksama. Mereka melintasi alun-alun desa yang luas, tempat di mana anak-anak bermain di tengah jalanan yang dipenuhi debu ringan. Di sepanjang jalan, ada orang-orang yang saling bertegur sapa dengan senyum ramah, menyapa pendatang baru dengan sikap hangat yang membuat Elowen merasa seolah-olah ia tengah mengunjungi keluarga lama.
Namun, semakin mereka mendekati puncak desa, semakin terlihat jelas sebuah kastil megah di kejauhan. Kastil itu berdiri tinggi di atas bukit, puncaknya menembus langit yang mulai berubah warna, menciptakan siluet yang tampak penuh kekuatan dan misteri. Dinding-dinding kastil terbuat dari batu hitam berkilau, dihiasi dengan ukiran yang indah dan mencolok. Setiap menara dan jendela menciptakan aura kebesaran yang tak terbantahkan, seperti sebuah monumen yang telah ada sejak zaman purba.
Elowen tidak bisa menahan kekagumannya. "Itu... itu kastilnya," gumamnya, matanya melekat pada bangunan megah di puncak gunung, tidak bisa mengalihkan pandangannya.
Valerie mengangguk, wajahnya penuh kebanggaan. "Itulah rumah kami. Tempat kami tinggal."
Di depan kastil, sebuah jalan besar terbentang, di mana mobil mereka mulai bergerak perlahan, memasuki area yang lebih formal. Di kiri dan kanan jalan, Elowen bisa melihat puluhan pria berpakaian seperti prajurit zaman dulu, lengkap dengan zirah logam yang berkilau, pedang di pinggang, dan helm dengan hiasan bulu. Mereka berdiri tegap dan mengawasi jalan, menciptakan suasana yang penuh kewibawaan. Meski pakaian mereka tampak kuno menurut Elowen, ada sesuatu yang sangat anggun dan terhormat dalam penampilan mereka. Mereka bukan hanya prajurit, tetapi penjaga sejarah dan kekuatan dari dunia ini.
Mobil mereka melaju lebih dekat ke kastil, memasuki gerbang besar yang terbuat dari besi hitam berornamen rumit, yang perlahan terbuka untuk memberi jalan. Elowen mengamati para prajurit yang berbaris, menyadari bahwa pandangan mereka tak lepas dari mobil yang melaju. Mereka berdiri dengan sikap yang sangat terhormat, memberikan penghormatan kepada siapa pun yang memasuki istana ini, seolah-olah tempat ini adalah pusat dari segala sesuatu yang penting dan bersejarah.
Saat mobil melaju melewati barisan prajurit, Elowen hanya bisa terperangah. Semuanya begitu besar dan indah, namun juga sarat dengan kekuatan yang tak terucapkan. Ia merasa seperti sedang memasuki dunia lain—dunia yang penuh dengan sejarah, misteri, dan mungkin juga bahaya yang tak bisa dipahami oleh orang biasa.
"Tenang saja," kata Valerie dengan nada lembut, "Kita sudah sampai."
Elowen mengangguk, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan kebingungan dan rasa kagum. Ini adalah dunia yang sangat berbeda dari apa pun yang pernah ia bayangkan, dan sekarang ia berada di tengah-tengahnya.
Setelah melewati barisan prajurit yang berdiri tegap di sisi jalan, mobil mereka akhirnya memasuki area dalam kastil yang besar. Elowen masih terpesona dengan keindahan dan kemegahan tempat ini, meskipun rasa ingin tahunya semakin mendalam.
"Aku masih tidak mengerti," Elowen akhirnya membuka suara, memecah keheningan yang ada di dalam mobil. "Bagaimana bisa kau tinggal di sini... bersama mereka semua? Seperti, bukan waktunya kan? Tempat ini seolah terhenti di masa lalu, dengan cara mereka berpakaian, serta bangunan-bangunan yang ada di sekitar sini. Ini terasa sangat berbeda."
Valerie tersenyum, tanpa sedikit pun menunjukkan keanehan dalam ekspresinya. "Kita memang memilih hidup dengan cara yang berbeda dari dunia luar," jawab Valerie dengan tenang. "Tempat ini memang memiliki kekhasan dan sejarahnya sendiri, yang kadang sulit dipahami oleh orang luar. Namun, bagi kami, ini adalah rumah. Kami menjaga tradisi dan sejarah kami, meskipun dunia luar terus berkembang."
Elowen mengerutkan dahi, mencoba mencerna jawaban itu. "Tapi, seharusnya dunia ini sudah berubah sejak lama, bukan? Ini terasa seperti berada di zaman dahulu, dengan prajurit dan kastil kuno ini."
Valerie mengangguk pelan. "Benar, dunia luar terus berkembang. Tapi ada tempat-tempat seperti ini yang memilih untuk mempertahankan cara hidup mereka, menjaga akar mereka tetap kuat. Kami tidak ingin terpengaruh oleh perubahan yang terlalu cepat, dan kami lebih memilih untuk menjaga ketenangan dan keseimbangan yang ada di sini. Semua ini adalah bagian dari bagaimana kami menjaga harmoni dengan alam dan sejarah kami."
Loreon yang sedang mengemudi, sesekali menoleh ke arah Elowen, memberi isyarat bahwa mereka hampir sampai di tujuan. "Kami hidup dalam keseimbangan yang berbeda, Elowen. Bukan semua tempat di dunia ini ikut berubah seperti yang ada di luar sana. Di sini, kami tetap setia pada apa yang telah diajarkan oleh generasi sebelumnya."
Elowen menatap kastil yang semakin dekat, mencerna setiap kata yang diucapkan Valerie dan Loreon. Meskipun jawabannya masuk akal, ada sesuatu yang terasa tidak biasa. Namun, ia memilih untuk tidak terlalu memikirkan hal itu lebih jauh. "Aku mengerti," jawabnya akhirnya, meskipun rasa ingin tahunya masih menggelayuti pikiran. "Ini semua terdengar begitu luar biasa. Seperti dunia yang berbeda."
Valerie tersenyum lembut, wajahnya dipenuhi dengan rasa bangga yang tulus. "Tempat ini memang memiliki keunikannya sendiri. Kami ingin kamu merasa nyaman dan bisa melihatnya dengan mata hati yang terbuka."
Mobil akhirnya berhenti di depan pintu utama kastil, dan Elowen merasa kagum melihat keindahan dan kekuatan yang terpancar dari bangunan tersebut. Dalam pikirannya, ia hanya merasa seolah-olah dia baru saja memasuki sebuah dunia baru yang misterius dan penuh keajaiban.
oh iya mampir juga yuk dikarya baruku, judulnya ISTRI PENGGANTI TUAN ARSEN😁🙏