Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lidia dan Firman
Aryo menatap mobil mewah yang terparkir di halaman rumahnya. Mobil yang di berikan oleh Louise pada saat ulang tahunnya beberapa minggu yang lalu. Semakin ia lihat benda itu, matanya semakin berkabut. Keserakahan mulai menguasai hatinya. Ingin memiliki lebih dari pada itu. Aryo mulai berpikir untuk beberapa saat dan ia tersenyum ketika sebuah ide melintas di pikirannya.
Sementara itu di cafe miliknya, Elis sedang duduk bersama sang kakak. Elis sengaja meminta Lidia datang ke cafe karena ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.
"Kau ingin bicara apa ?" tanya Lidia setelah meminum minuman yang di bawakan Elis.
"Aku hanya merindukan kakak." jawab Elis sambil tersenyum.
Lidia menyipitkan mata melihat Elis yang tampak mencurigakan. Tidak mungkin adiknya itu merindukannya. Pasalnya baru kemarin sore mereka bertemu ketika Elis berkunjung ke rumah papanya.
"Ah, itu dia sudah tiba." ucap Elis tiba-tiba melihat ke arah pintu masuk.
Lidia yang duduk membelakangi pintu menoleh ke belakang ingin melihat siapa yang datang. Seketika wanita itu terpaku ketika melihat seorang pria yang sudah hampir tiga bulan ini tidak dilihatnya.
"Maaf aku terlambat." ucap pria itu yang tak lain adalah Firman.
"Tidak apa-apa. Silahkan duduk kak." kata Elis menyambut Firman.
"Kak Lidia maaf. Sebenarnya aku meminta kakak ke sini karena kak Firman ingin bertemu dengan mu." Elis menatap kakaknya dengan tatapan memohon.
Beberapa hari yang lalu Firman datang menemui mantan adik iparnya untuk meminta bantuan agar dapat mempertemukan dia dengan Lidia. Sejak berita skandalnya waktu itu Firman sama sekali belum bisa bicara dengan Lidia selain saat di pengadilan. Perceraian mereka terjadi dengan begitu cepat dan tiba-tiba sehingga Firman tidak sempat menjelaskan apa pun pada mantan istrinya itu. Lagi pula Lidia seperti sengaja tidak ingin bertemu dengannya.
Elis kemudian pergi meninggalkan sepasang mantan suami istri itu agar bisa bicara berdua.
"Apa kabar ?" tanya Firman yang masih tetap menatap wajah cantik Lidia, mantan istrinya.
Ingin rasanya Firman memeluk wanita itu yang begitu ia rindukan.
Sementara Lidia sejak tadi hanya menunduk. Tidak berani menatap Firman. Meskipun ia juga begitu merindukan pria itu.
"Aku baik mas." jawab Lidia yang masih menunduk.
"Maafkan aku Lidia. Aku sungguh tidak pernah mengkhianati mu. Aku sama sekali tidak kenal siapa wanita itu." Firman menyampaikan apa yang selama ini ingin ia katakan kepada Lidia.
Meskipun sekarang mereka sudah berpisah tapi Firman ingin Lidia tahu jika dia benar-benar tidak pernah berselingkuh.
Lidia yang masih menunduk seketika mengeluarkan air matanya. Ia sungguh merasa bersalah kepada mantan suaminya itu. Tentu saja Lidia tahu jika Firman tidak berselingkuh dengan wanita itu karena Firman memang sengaja di jebak oleh papanya.
"Lidia, aku mohon percayalah padaku. Aku sangat mencintai mu. Aku tidak mungkin berselingkuh." Firman meraih tangan Lidia untuk meyakinkan jika dia memang tidak pernah berselingkuh.
Firman pikir Lidia menangis karena merasa kecewa padanya. Tapi yang sebenarnya adalah Lidia merasa bersalah karena telah membohongi dan menipu pria itu. Kerena itu juga Lidia tidak berani menatap Firman.
Lidia masih menangis meski Firman kini sudah pergi. Pria itu pergi setelah mengatakan semuanya. Firman bahkan meminta kesempatan kedua ingin kembali padanya. Dan hal itu juga yang membuat Lidia semakin terisak. Sampai Firman pergi Lidia tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk menanggapi ucapan Firman.
"Kak." Elis menghampiri Lidia dan memeluknya.
Meski tidak mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi Elis dapat mengerti perasaan sang kakak yang begitu sedih. Entah itu sedih karena perceraian atau karena kecewa pada Firman.
jangan sampai Rafly yg datang, biar Rafli sama Amanda saja Thor