NovelToon NovelToon
Waiting For You 2

Waiting For You 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Uppa24

novel ini adlaah adaptasi dari kelanjutan novel waiting for you 1

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

hari-hari berat part 4

Kehidupan mereka kini terasa seperti jalinan benang merah yang harus dirajut meski mudah terputus. Elena tahu bahwa meskipun tidak ada jalan mundur, keberhasilan tak pernah datang tanpa pengorbanan besar.

“Aku akan menjalankan tugas ini, Ayah. Aku akan menjaga nama keluarga ini dan masa depan anak ku. Aku akan memilih apa yang harus aku pilih.”

Alexander mengangguk, memberi restu meskipun matanya masih menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.

Namun, pada saat yang sama, rasa takut yang selama ini menghinggapi hati Elena perlahan mulai mengalir, terbentuk dalam langkah-langkah berat menuju keputusan tak bisa dihindarkan. Semua ini tak hanya akan berakhir dengan penyerahan pada takdir, tetapi menjadi titik balik bagi Elena El Bara yang tangguh. 'Untuk keluarga, untuk anaknya, dan untuk nama yang harus terus dibela.'

...~||~...

Hari-hari berikutnya berlalu dengan keheningan yang penuh dengan ketegangan. Elena kembali menjalankan rutinitas sebagai pewaris tunggal keluarga El Bara, tetapi dalam hati, setiap keputusan yang diambil terasa begitu penuh dengan beban. Dia sering kali berbicara kepada dirinya sendiri dalam sepi, berusaha untuk mengatasi rasa takut yang menggerogoti jiwanya. Tanggung jawab yang terhampar di hadapannya memang bukan hal yang mudah, dan satu hal yang membuatnya semakin terbebani adalah keberadaan Aidan dalam kehidupannya. Pria itu, yang dulu pernah begitu dekat dengannya, kini bukan hanya soal masa lalu, tetapi juga bagian dari perjalanan tak terduga di masa depan.

Pagi itu, Elena memutuskan untuk bertemu kembali dengan Aidan di tempat yang lebih tenang, tanpa gangguan dari dunia luar. Mereka berkumpul di ruang taman pribadi keluarga El Bara, sebuah tempat yang penuh dengan pepohonan rindang, sejuk, dan tenang. Sambil menatap pemandangan indah itu, Elena dan Aidan duduk bersama, berbicara dengan hati yang lebih lapang. Tapi di antara percakapan mereka, ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan—sebuah kekhawatiran bahwa tak ada jalan yang sempurna untuk kembali.

“Aidan,” suara Elena lemah, matanya tajam memandang ke arah pria itu. “Aku tahu ini bukan hal yang mudah. Dan aku tahu, kehadiranmu dalam hidupku tak hanya menghidupkan kembali kenangan, tapi juga membawa lebih banyak komplikasi.”

Aidan terdiam. Baginya, inilah saat yang benar-benar penuh dengan kebingungannya sendiri. Setiap kali dia berusaha mendekat, rasa takut akan masa lalu yang kelam menghantui. Tetapi, dia tak bisa menipu dirinya sendiri—seperti yang Elena katakan, ada sesuatu yang tak bisa diabaikan antara mereka, sesuatu yang mungkin belum sepenuhnya selesai.

“Aku hanya ingin satu hal, Elena,” Aidan akhirnya berkata dengan suara yang dalam. “Aku ingin memastikan bahwa apapun yang terjadi, aku tetap ada untuk kamu. Untuk keluarga ini. Dan tentu saja, untuk anak kita.”

Dari kata-kata itu, Elena bisa merasakan komitmen yang tulus dari Aidan, meskipun mereka tahu bahwa ada banyak hal yang masih bisa membuat segalanya menjadi lebih sulit. Keputusan untuk melangkah maju bersama-sama akan menjadi hal yang sangat sulit untuk dijalani, terlebih dengan segala tantangan yang menanti. Tapi dia harus memilih, bukan hanya demi dirinya sendiri, tapi juga demi anaknya.

“Aku tahu,” Elena akhirnya menjawab, suaranya penuh dengan tekad yang lebih dari sebelumnya. “Aku tak bisa menjalani hidup ini sendirian. Terlalu banyak yang harus dipertanggungjawabkan. Alvio... Dia adalah bagian dari ini semua, dan aku harus melakukan yang terbaik untuknya. Aku akan terus berjuang, dengan atau tanpa kita.”

Aidan merasa hatinya terkoyak mendengar kalimat itu. Elena mungkin berkata dia akan berjuang meski sendiri, tapi di dalam hatinya, dia ingin ada untuknya. Begitulah hidup, kadang-kadang lebih sulit memilih karena perasaan itu selalu bergejolak dalam kerumitan yang tiada akhir.

Namun, pada akhirnya, keputusan ini lebih dari sekadar soal perasaan. Kehidupan mereka memang berliku, penuh dengan rahasia, intrik keluarga yang berusaha saling menindas, serta tugas besar yang membayangi mereka di setiap langkah. Kehadiran Aidan dalam hidup Elena adalah bagian dari suatu takdir yang memang sangat sulit untuk mereka hindari.

Sementara itu, di balik bayang-bayang keputusan Elena dan Aidan, Alvio merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Meskipun usianya baru tiga tahun, insting anak kecil itu sangat tajam. Ada sesuatu yang membuatnya cemas—sesuatu yang ia rasakan bahkan sebelum ia sepenuhnya memahami dinamika yang ada di sekitar orang tua dan keluarganya.

Pada suatu malam, saat ia sedang bersama Pak Jen di ruang permainan, Alvio memandang ke luar jendela, menyaksikan kilatan petir yang menerangi langit. Ada kepastian dalam dirinya yang membuatnya berpikir sejenak bahwa segala keputusan yang akan diambil oleh ibunya, apalagi yang melibatkan ayahnya, akan memiliki dampak besar pada masa depan mereka. Seakan ada naluri pelindung yang tumbuh di dalam dirinya. Bagi Alvio, apa yang dia lihat—dan apa yang dia rasakan—adalah lebih dari sekadar kekhawatiran anak kecil.

Pak Jen, yang mengetahui perubahan dalam sikap Alvio, mulai merasa khawatir. Pemuda kecil itu sepertinya memahami lebih banyak daripada yang ia sadari. "Tuan Muda," Pak Jen memanggilnya dengan lembut, “Apakah kamu merasa semuanya baik-baik saja?”

Alvio berbalik dengan tatapan serius, meski usianya masih terlalu muda. "Aku harus menjaga ibu," ucapnya, sambil menggenggam erat mainannya. "Ibu bilang kita harus tetap kuat, meskipun susah."

Pak Jen menatapnya dengan hati yang berat. "Tentu, Tuan Muda. Ibu dan ayahmu membutuhkan banyak kekuatan, dan aku tahu kamu akan menjadi bagian penting dalam kekuatan itu."

Mata kecil Alvio menyiratkan satu hal: ia percaya pada keluarga ini. Meskipun perasaan dan kenyataan yang tak pernah bisa diubah, bagi Alvio, ia sudah memiliki satu tekad dalam hatinya: bahwa keluarga ini adalah segala-galanya, dan tidak ada yang akan merusaknya, apalagi ayah yang selama ini dianggap begitu penting meskipun penuh dengan segala konflik.

Keesokan harinya, keputusan besar datang lebih cepat dari yang mereka duga. Saat Alexander El Bara duduk di ruang rapat dengan putrinya, Elena menyampaikan apa yang selama ini telah ia pendam. Saat ia menghadap ayahnya, ada keputusan yang tak bisa ditunda lagi.

“Ayah,” suara Elena lirih, namun penuh tekad. “Aku tahu apa yang aku harus lakukan untuk menjaga segala yang telah kita bangun selama ini. Tidak ada pilihan lain—aku harus menjalankan tugas ini, dengan cara apapun.”

Alexander menatap anaknya dalam diam, seakan meresapi tiap kata yang baru saja diucapkan Elena. Setelah beberapa detik, ia membuka mulut, namun suaranya terdengar berbeda. "Anakku, apa yang kamu pilih adalah sesuatu yang kita semua harus hadapi bersama. Akan ada saat-saat yang penuh dengan ketidakpastian. Tetapi kamu—dan keluarga kita—adalah yang terpenting."

Dengan keteguhan yang baru, Elena tahu apa yang harus dilakukan. Meskipun pilihannya bisa membawanya pada titik yang tidak bisa dihentikan, dia harus menjalani kehidupan ini bersama Aidan, demi keluarga yang mereka lindungi, demi Alvio. Keluarganya.

Namun, di balik setiap pilihan yang ia ambil, Elena juga tahu satu hal: dunia mereka tidak akan pernah sama lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!