Fika, seorang wanita polos, tiba-tiba terlibat dalam pertarungan dengan makhluk ghaib dan dimensi lain setelah mengetahui bahwa dalam darahnya mengalir warisan dari Sijjin, makhluk antar dimensi yang berbahaya. Untuk mencegah Sijjin mengamuk di dalam dirinya, Fika memiliki khodam pelindung yang membantunya. Sementara itu, sebuah organisasi bernama **Sanctorum**, yang terdiri dari lima orang terkuat di Bumi, memburu Sijjin. Fika harus menemukan cara untuk mengendalikan kekuatan yang ada dalam dirinya sebelum dunia dan dirinya hancur
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farisky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 13 - DIMENSI KHODAM
Saat Faylyne menatap Fika, tiba-tiba waktu terasa berhenti. Segala sesuatu di sekitar mereka berubah menjadi abu-abu, seperti dimensi lain yang memisahkan mereka dari dunia nyata. Shoryuu dan Fika membeku, tidak bergerak, seolah mereka terjebak dalam efek time stop.
Faylyne tetap berdiri tegak, tetapi matanya kini terpaku pada sosok yang muncul di belakang Fika sebuah Phoenix raksasa dengan bulu-bulu berapi yang memancarkan cahaya keemasan. Phoenix itu melayang di atas bangunan bangunan didepan mereka memenuhi langit dengan kehadirannya yang megah.
"akhirnya kau datang juga lama kita tidak bertemu Phoenix" Ujar Faylyne yang menatap Phoenix dengan dingin
"kau benar benar tidak berubah Faylyne" Ujar Phoenix yang menatap Faylyne.
Phoenix itu adalah khodam milik Faylyne. pengguna khodam lainya berada di kota tengah
"Sepertinya kita kedatangan orang baru, Faylyne," ucap Phoenix itu, suaranya menggelegar namun penuh wibawa.
Faylyne dengan santai menatap Phoenix itu dan memulai obrolan "Siapa dia? Apa yang kau lihat?" ujar Faylyne dengan santsi
"Auranya besar sekali. Anak ini tidak biasa. Di dalam tubuhnya, ada sesuatu yang tidak pernah kau bayangkan." Phoenix yang terkejut
"Bentuknya?" tanya Faylyne sambil mengamati lebih saksama.
"Seekor naga putih, Faylyne," jawab Phoenix dengan nada serius. "Ia berada dalam tubuh anak ini, terkurung di dalam aura terdalamnya. Tapi itu belum semuanya."
Faylyne sedikit terkejut. "Belum semuanya? Maksudmu?"
Phoenix mengangguk perlahan, matanya menyala terang. "Di dalam tubuh anak ini, ada lebih dari satu makhluk. Yang satu adalah naga putih, makhluk yang luar biasa kuat. Tapi yang lain... aku bahkan tidak yakin apa itu. Energinya begitu kacau, seperti kekuatan kuno yang tidak seharusnya ada di dunia ini."
Faylyne terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi itu. "Begitu ya. Aku harus berhati-hati."
Phoenix menatapnya dengan tajam. "Ya. Berhati-hatilah. Anak ini adalah kunci sesuatu yang besar, tetapi juga bisa menjadi kehancuran jika kau salah langkah."
"saat pertama kali dia datang aku juga merasakn sesuatu yang hebat , apa kau yakin dia bukan masalah jika di kota ini" Ujar Faylyne yang menanyakan kepada Khodamnya.
"jangan khawatir dia tidak akan mengcau hanya saja dia istimewa aku takutnya dia menjadi incaran banyak manusia, bukan. maksud ku incaran pada makhluk makhluk diluar sana" jawab Phoenix.
"tapi ada kamu disini aku tidak khawatir tentang itu, kau bisa mengatasinya bukan?, " tanya Faylyne.
"jangan berharap lebih kepada ku" balas Phoenix
"bagaimana dengan makhluk kuno itu, aku seperti pernah mendengarnya di suatu artikel" Tanya Faylyne.
"iyaa kau benar , memang ada seperti aura aura kuno didalam dirinya seperti tidak diterima di bumi ini, bagaimana dengan retto apa kau tau dia dimana sekarang?, seharusnya dia tau tentang hal ini" Ujar Phoenix
"retto yaa?, aku tidak tau dia dimana , hanya saja saat dia di beri tugas untuk ke dimensi itu , sepertinya memang sedang mengurusnya, entahlah aku tidak begitu tahu , kenapa kau menanyakannya? "
"karena dia yang mengurus makhluk kuno itu, ingat Faylyne kita harus mencegah apa yang belum kita ketahui, apa lagi anak ini saat pertama kali dia datang hawanya sudah berbeda" sambil menunjuk Faylyne.
"baiklah aku mengerti jangan khawatirkan itu, aku ini kuat" ujar Faylyne meyakinkan dirinya
Seolah memberi peringatan terakhir, Phoenix perlahan menghilang, dan dimensi abu-abu itu kembali berubah menjadi normal. Suasana kota kembali seperti sediakala, dengan suara orang-orang berlalu lalang.
Fika, yang tidak menyadari apa yang baru saja terjadi, melihat Faylyne dengan bingung. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Ada yang salah denganku?"
Faylyne tersenyum tipis, menyembunyikan apa yang baru saja ia alami. "Tidak ada. Kau hebat juga ya, Shoryuu. Kau membawa orang yang unik."
Shoryuu tertawa kecil. "Tentu saja. Aku selalu tahu mana yang berbakat."
"Baiklah," jawab Faylyne dengan nada menggoda. "Tapi jangan terlalu percaya diri."
Perpisahan dengan Shoryuu
Shoryuu menoleh pada Fika. "Oke, Fika. Aku harus kembali ke Kota Kiri. Ada sesuatu yang harus kukerjakan jaga dirimu baik baik yaa, "
Faylyne mengangkat alis. "Buset, cepat banget. Baru sampai sudah mau pergi lagi."
"Apa boleh buat, Kak. Tugas tidak bisa ditunda," jawab Shoryuu sambil tersenyum.
Fika, yang merasa sedikit cemas, menghampiri Shoryuu. "Apa ini tidak apa-apa? Kau meninggalkanku di sini dengan dia? tadi dia natap aku kaya mau bunuh aku, " ujar Fika yang panik
Shoryuu menepuk bahu Fika dengan lembut. "Jangan khawatir. kaka ku itu ahlinya. Kau akan baik-baik saja bersamanya. Aku akan kembali nanti untuk melihat bagaimana perkembanganmu."
Fika hanya bisa mengangguk, meskipun masih ada sedikit keraguan di hatinya. "Baiklah, hati-hati di jalan"
Shoryuu melambaikan tangan sebelum berjalan pergi. "Sampai jumpa lagi, Fika. Tetap kuat, ya!"
Babak Baru Dimulai
Faylyne menatap Fika dengan senyum ramah. "Baiklah, Fika. Sekarang kau ada di bawah tanggung jawabku. Tapi ada satu masalah kecil."
"Apa itu?" tanya Fika.
"Aku tidak mungkin menyuruhmu tinggal di rumahku, karena tidak ada kamar kosong lagi," jawab Faylyne sambil mengangkat bahu. "Jadi, kita harus mencari tempat tinggal untukmu."
Fika sedikit terkejut,"tinggal dimana sudah aku" ujar Fika dalam hatinya , tetapi ia tahu bahwa perjalanan barunya di Kota Tengah baru saja dimulai. Dengan langkah ragu namun penuh tekad.
"ayoo Fika kita cari tempat tinggal untuk mu, semoga menyukai tempatnyaa," ujar Faylyne mengajak Fika, " baik" tegas Fika.
ia mengikuti Faylyne, bersiap menghadapi segala hal yang menantinya di kota besar ini. Fika tau kota ini baru baginya bahaya apapun bisa saja menghampirinya kapan saja dan dimana saja
FIKA & FAYLYNE