Berkisah Tentang Rizan Penerus DCN corp yang kesal dengan seorang Gadis hingga membawanya pada sebuah pernikahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fonzo manek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bocah Besar
DOkter Riska hanya bisa Pasrah, Meskipun baru mengenal Rizan, Dia cukup paham bahwa Rizan anak yang sangat keras kepala dan susah di atur.
"Ada apa kau mengunjungiku sepagi ini, bukankah aku sudah memberimu cuti seminggu" tanya Rizan ketika melihat Rudy berdiri di depan pintu
"maafkan aku bos. Aku hanya ingin melapor tentang orang yang kemarin mencegat kita hingga menyebabkan bos terluka" Lapor Rudy pada Rizan
"Oh... itu. Orang - orang opa dan oma sudah membereskannya. Apa mereka berkunjung ke tempatmu untuk meminta maaf" tanya Rizan
"Iya bos"
"Hmmm.... baiklah. Kembalilah ke tempatmu"
Di saat Rudy keluar David gantian masuk ke ruang kerja Rizan. David ingin mengobrol bersama putra sulungnya.
"tumben ayah datang menghampiriku" sapa Rizan sedikit kaget melihat ayahnya sudah di pintu Ruang kerja
"Bagaimana dengan Gadis itu, kamu tidak sedang menyiksanya kan ?" Tanya David dengan serius pada Rizan
"Tidak.... aku hanya sedikit memberinya pelajaran agar lebih menghargai orang" Jawab Rizan masih fokus dengan berkas yang ada di mejanya
"Kamu ingatkan Pemilik saham 15% Misterius yang ada di perusahaan kita dan sudah hampir 20 tahun tidak pernah mengambil keuntungan dari perusahaan kita ?" Tanya David pada Rizan
"Aku tau itu. Apa pemiliknya sudah kembali ?" Tanya Riszan dengan serius pada Ayahnya karena ini merupakan masalah dan ancaman yang serius baginya
"Pemiliknya ibu dari gadis itu jadi ayah sarankan untuk berhati - hatilah dengan gadis itu"
Rizan seketika itu juga langsung meminum habis air mineral yang ada di meja kerjanya. Dia antara kaget dan tidak percaya jika Gadis itu adalah spemilik saham terbesar kedua di perusahaan miliknya.
Bahkan Jumlah kekayaannya saat ini jika di hitung hampir sama dengan kekayaan mereka.
Bahkan saat ini Gadis itu menjadi orang terkaya di kotanya jika di kalkulasikan keuntungan yang mereka dapat 20 tahun terakir.
"Aku tidak salah dengar kan, apa yang ayah bicarakan ?" Tanya Rizan memastikan pada ayahnya
"Itulah kenyataannya. Opamu buru - buru menikahkanmu dengannya karena itu. Perusahaan kita akan cukup terguncang jika ibunya memilih memindahkan semua sahamnya. Sebagai penerusku, tentunya kamu paham kan dengan keadaan kita saat ini ?"
Rizanh hanya mengangguk. Dia antara panik dan juga senang. Panik karena ternyata keluarga Gadis itu adalah pemilik saham misterius di perusahaan mereka dan juga senang karena ayahnya mengatakan Dia adalah penerus ayahnya yang sudah pasti Dialah yang akan menjadi CEO menggantikan ayahnya.
"Ayah ingin kalian menikah agar kamu bisa menggantikan ayah. Ayah sudah cukup tua dan kini saatnya ayah ingin istrahat dan menghabiskan waktu bersama ibumu" Lanjut David .
Mereka masih terus mengobrol hingga Jam makan siang.
Dokter Riska yang kesal karena sejak tadi Rizan tidak pernah keluar dari Ruang kerja segera menghampiri Rizan.
Dokter Riska langsung menyerobot tanpa mengetuk pintu terlebih dulu membuat Rizan dan David tertegun dan bersamaan melihat ke Arah Dokter Riska.
Dokter Riska tertegun dan canggung melihat 2 laki - laki dingin dan Arogan yang menatapnya secara bersamaan.
Terutama Rizan, Dia menatap Riska dengan tatatapan yang sangat tajam hingga membuat nyali Dokter Riska langsung kecut.
David yang melihat kecanggungan Dokter Riska segera mengajaknya ngobrol. Dokter Riska hanya tertunduk sambil mengatakan jika sudah waktunya makan siang dan Bunda Arindi sudah menunggu di meja makan bersama yang lainnya.
"Dimanakah sopan santunmu ? Ini bukan kamarmu" bisik Rizan
"Aku pikir kamu cuma sendirian. Aku kesal sejak tadi kamu terus saja bekerja dan tidak pernah keluar dari Ruang kerjamu"
"Apa kamu merindukanku ?" Goda Rizan
"Heii... bukan seperti itu. Aku hanya mencemaskan lisensiku" sahut Dokter Riska hampir berteriak karena kesal
"Massa ?" Tanya Rizan
di balas tatapan tajam Dokter Riska dan hendak berbicara namun cepat di potong oleh Rizan
"Bodoh" lanjut Rizan dengan senyum Devil.
Dokter Riska yang sudah sangat kesal memilih mendahului Rizan dan mengekor tepat di belakang David sambil mengancam akan mengadu pada David jika Dia terus di goda.
Giliran Rizan yang kembali kesal karena Riska malah balik menggodanya sambil menjulurkan lidahnya.
Di meja makan, Rizan mengerjai Dokter Riska dengan menyuruhnya mengambil lauk yang jauh mengharuskan Dia berdiri, saat hendak di ambil Rizan malah menginginkan lauk yang ada di depannya membuat Arindi ikutan kesal
"Zan... Riska itu calon istrimu bukan mainanmu, bagaimana bisa kamu melakukan hal ini padanya" Omel Arindi dan langsung mengambil piring di tangan Riska.
Arindi langsung memenuhi piring Rizan dengan lauk tanpa bertanya dulu pada Rizan. Hampir belasan tahun tinggal bersama, Arindi sangat mengenal kebiasaan putra sulungnya itu termasuk makanan kesukaannya.
"Biarkan saja bu, sekaligus melatih kesabarannya. Sebagai Dokter, Riska pasti lebih memahami hal ini" Jawab Rizan dengan santai
"Kamu yang sabar ya, nak. Rizan anak yang baik kok sebenarnya" Nasehat Arindi
Hanya di balas anggukan oleh Riska karena di hadapan mereka semua sudah tersaji makanan yang siap mereka makan.
Sehabis makan, Dokter Riska kembali mengambil Air minum buat David karena tangan David masih di pasang Arm Sling sambil memberi obat meskipun harus sedikit memaksa karena Rizan menolak sebagian obat. Dokter Riska harus membujuk bocah besarnya minum obat.
Siang itu mereka habiskan untuk bercengkrama di ruang keluarga hingga para tukang kebun datang membawa tanaman yang di pesan kusus oleh Arindi untuk menghiasi halaman rumah Rizan yang masih gersang dan di tumbuhi tanaman liar.
"Pesananku sudah datang" ucap Arindi dan langsung beranjak pergi di ikuti oleh Dara dan Riska tanpa mempedulikan ketiga laki - laki di samping mereka.
mereka bertiga sangat asyik bercengkrama bersama dan menentukan dimana tanaman itu hendak di tanam hingga melupakan ketiga pria yang sejak tadi mengikuti mereka dan menonton mereka tanpa ada niat untuk mengganggu mereka.
Terkadang perdebatan kecil di antara mereka mengenai dimana pohon - pohon itu di tanam.
Dokter Riska juga merequest untuk membuat sebuah taman mini untuk bersantai sehingga Dara harus kembali menyewa seorang arsitektur untuk merancang taman permintaan Dokter Riska.
"Sepertinya pilihanku cukup tepat. Lihatlah, mereka bertiga sangat kompak" ucap Andre
"Iya ayah.... menurutku Dia gadis yang baik dan mudah berbaur" lanjut David.
Rizan hanya melihat ke arah kedua pria itu dengan senyum tanpa ada niat untuk membalas ucapan mereka. Rizan bingung harus berkata apa pada kedua orang tua yang ada di sampingnya saat ini.
Dara yang tidak sengaja menengok dan mendapati mereka langsung memanggil untuk bergabung.
Arindi dan Dara langsung mengadu pada Rizan jika Calon istrinya ini mempunyai selera yang cukup tinggi sehingga Dia harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan istrinya.
Dokter Riska hanya tersenyum canggung dan tanpa sadar berjalan ke arah Rizan dan bersembunyi di balik Rizan.