Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Kamu dimana sayang, kenapa lama sekali pulangnya, mas rindu sama kamu sayang, mas ngak bisa tidur klau ngak ada kamu, sayang." gumam Rafael memandangi foto sang istri di hpnya.
"Huuufff.... Makanya klau ada istri itu di jaga, sudah pergi baru menyesal, kemaren saat istri lu di usir mama lu diam, malah terpesona sama masa lalu, sudah kehilangan baru menyesal." sinis Raffi sang kakak, dia gedek sekali sama adiknya itu, bisa bisanya adiknya diam saja saat istrinya di usir sang mama, adik menantu yang sangat dia sayangi seperti Amora, sebelum Rafael menikah dengan Alisa, Raffi sudah mengenal Alisa, sudah menganggap Alisa adiknya sendiri, karena pribadi Alisa yang baik membawa kebaikan untuk sang adik Amora gadis manja dan semaunya itu bisa berubah jadi gadis mandiri dan konsisten semenjak bersahabat dengan Alisa.
Betapa bahagianya Raffi saat tau Alisa lah yang akan menjadi adik iparnya, karena Raffi berharap Alisa menjadi jodoh sang adik, Rafael tidak menyukai hubungan sang adik dengan Anita dari awal, karena Raffi tau sifat buruk Anita di belakang Rafael, cuma tidak bisa memberi tahu Rafael, dan itu juga tidak akan membuat sang adik percaya begitu saja, karena sudah di butakan oleh cinta, dan dia sangat bersyukur pernikahan adiknya batal saat itu dan di gantikan oleh Alisa.
"Ck, klau lu ngak bisa bantu gue menemukan istri gue, se enggaknya jangan terus menyudutkan gue." kesal Rafael.
"Bodo amat, semoga Alisa menemukan ayah baru untuk lu, dan lebih mengerti Alisa dari pada lu." cibir Raffi.
"Ya.....!! kau abang si alan! ngak akan gue biarin istri dan anak gue di miliki laki laki lain, awas saja klau itu terjadi, gue bunuh laki laki itu!" pekik Rafael tidak terima, panas sudah hatinya membayangkan sang istri menjadi milik orang lain dan anaknya memanggil papa laki laki lain, tidak. Tidak akan Rafael izinkan itu terjadi, ya kali bibit unggul yang sudah capek capek dia tanam selama ini tidak mengakuinya, padahal sudah sejak lama dia menginginkan buah hati, dan setelah tumbuh malah dia di lupakan oleh anak kandungnya itu, membayangkan itu saja sudah membuat Rafael meradang.
"Bodo amat, gue dukung Alisa punya suami baru, dari pada sama lu yang masih terpesona dengan masa lalu." ledek Raffi.
"Abang si alan kau! pergi dari ruangan gue!!" pekik amuk Rafael melempar bantal sofa ke arah Raffi, Raffi yang berhasil membuat sang adik kesal, lansung keluar dari ruangan Rafael itu dengan cekikikan.
Sepeninggal sang abang, Rafael meraup wajahnya dengan kasar.
"Tidak akan saya biarkan kamu di miliki laki laki lain, sayang. Awas saja klau itu terjadi, akan ku singkirkan laki laki itu dengan segala cara, ingat! kau hanya milikku, sayang." gumam Rafael menatap dalam foto sang istri, seolah olah itu adalah istrinya dan mendengarkan ucapannya.
Sementara itu di tempat lain, Alisa menjalani hari harinya dengan baik, tanpa memikirkan masalah yang terjadi, baginya semua terjadi sudah kehendak yang maha kuasa, yang terpenting di sisinya masih ada ayah ibunya dan sebentar lagi hari harinya akan semakin bewarna dengan kehadiran buah hatinya, tidak perduli dia akan hidup menjanda untuk selamanya, peduli amat dengan status itu, yang dia inginkan adalah membahagiakan orang tua dan juga anaknya, hanya itu yang dia yang ada di fikirannya, tidak ada niat lagi untuk menjalin rumah tangga lagi dengan orang baru, takut takut nantinya anaknya tidak di terima oleh keluarga barunya, dia sudah merasakan tidak di terima oleh ibu mertuanya, dia tidak ingin mengulang itu lagi, lebih baik hidup melajang dan fokus membesarkan buah hatinya.
"Haiii.... Dokter Alisa." sapa seorang laki laki tampan, berjas putih, teman sejawatnya.
"Haii... Juga dok." sahut Alisa dengan sopan.
"Mau makan siang ya." ucap dokter itu lagi.
"Iya dok." sahut Alisa lagi.
"Kalau gitu kita bareng saja." ujar dokter Ridwan yang memang dari awal sudah tertarik dengan dokter cantik itu, dan yang dia tau Alisa adalah janda cantik yang sedang hamil muda, di tinggal selingkuh oleh sang suami, membuat dokter Ridwan bersemangat mendekati Alisa.
"Boleh saja dok, tapi kita akan makan bareng dokter Alena dan yang lainnya." ucap Alisa yang sengaja menjaga jarak dari Ridwan, dia tau dokter tampan itu menyukai dirinya, namun Alisa sadar diri dia bukan lah gadis lajang, dia adalah calon ibu dan tidak ingin memulai kisah cinta yang baru dengan laki laki baru.
"Tidak masalah." senang Ridwan, biar saja makan dengan yang lain, yang penting di bisa makan bareng pujaan hati.
"Dok, di tungguin, malah ngobrol, laper nih." keluh Alena merajuk, walau Alisa baru bertugas di rumah sakit itu, namun dia sudah banyak mempunyai teman, ada sebagian temanya juga teman saat dia kuliah dulu.
"Maaf cinta." kekeh Alisa melihat wajah melas temannya itu.
"Dokter mau ikut kita makan juga?" tanya Alena kepada dokter Ridwan yang terkenal irit bicara, namun semenjak ada Alisa bekerja di rumah sakit itu, dokter Ridwan sedikit berubah lebih cerewet.
"hmm.... Iya." jawab singkat dokter Ridwan.
"Ck, klau sama Alisa saja cerewet sekali, coba sama kita, ham hem ham hem, kalah penyanyi dangdut." gerutu dokter Alena.
Alisa semakin terkekeh mendengar kekesalan temannya itu, sementara dokter Ridwan hanya acuh saja.
"Lama lama kalian jodoh loh, satu bawel yang satu pendian." kekeh Alisa.
"TIDAK...." pekik mereka berdua.
"Hahaha.... Tuh kan, kompak." sahut Alisa lagi sambil tertawa puas.
"Astaga, bumil ini kenapa ngeselin sekali sih, siapa yang mau sam dia, beku gue lama lama dekat dia." gerutu Alena tidak terima.
Sementara dokter Ridwan melotot tidak di terima.
"Emang saya juga mau sama orang secerewet kamu, bikin kuping sakit aja." dengus dokter Ridwan tak mau kalah.
"Biarin ceret, di kasih suara emang buat ngomong, emang situ di kasih suara ngak di gunain, mending kasih aja suaranya sama orang bisu yang sangat ingin bisa bicara." balas dokter Alena tidak terima.
"Sudah sudah, katanya mau makan, kenapa jadi ribut sih." lerai Alisa terkekeh, merasa lucu dengan tingkah dua orang itu.
"Ayo lah... Kita ke kantin, dari pada di sini sama dokter bisu itu, bikin makin lapar aja." sewot dokter Alena menarik tangan Alisa.
Dokter Ridwan hanya mendengus sebel, mengikuti langkah ke dua wanita di depannya itu.
Bersambung....
Mohon maaf kemaren tidak up ya, soalnya mamak lagi silahturahmi kerumah orang tua dan kelurga lainnya 🙏🙏🙏
Selamat Hari Raya idul Fitri 1445 H, bagi yang merayakan, semoga idul fitri tahun ini membawa ke berkahan bagi kita, mohon maaf lahir batin kesayangan mamak semua 🙏🙏🙏
loe aja yg bodoh Rafael nikmati aja kebodohan dan penyesalan loe