NovelToon NovelToon
MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Laura adalah seorang wanita karir yang menjomblo selama 28 tahun. Laura sungguh lelah dengan kehidupannya yang membosankan. Hingga suatu ketika saat dia sedang lembur, badai menerpa kotanya dan dia harus tewas karena tersengat listrik komputer.

Laura fikir itu adalah mimpi. Namun, ini kenyataan. Jiwanya terlempar pada novel romasa dewasa yang sedang bomming di kantornya. Dia menyadarinya, setelah melihat Antagonis mesum yang merupakan Pangeran Iblis dari novel itu.

"Sialan.... apa yang harus ku lakukan???"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NONAKU, SELAMAT DATANG

Edith tidur dengan posisi tengkurap dan masih menggunakan sepatunya. Lagi-lagi, Adler menatap pantulan dirinya. Tiga jepit rambut kecil menghiasi rambut bagian belakangnya. "Aku tidak menyangka jika dia punya sisi lucu seperti ini" Adler melepaskan sepatu di kaki Edith agar tidak mengotori sprey penginapan itu.

Adler kembali melihat pakaiannya yang penuh ingus Edith. Adler mengabaikan pakaiannya itu dan duduk di kursi yang ada di dekatnya. Dia menatap Edith yang keningnya terus berkerut dan bibirnya manyun.

"Aku tidak tau harus mempercayai ucapannya atau tidak. Jika aku tidak mempercayainya, itu sungguh tidak mungkin. Aku sudah menemukan data dirinya. Edith adalah Putri dari keluarga Count yang jatuh tiga bulan yang lalu. Seluruh keluarganya tewas dan hanya menyisahkan dia dan hutang-hutang keluarganya"

"Jika mengatakan Edith menderita kepribadian ganda, itu bisa saja terjadi. Banyak dari kalangan Pelayan yang tidak biasa dengan tingkah Edith yang menjadi ramah. Padahal sebelumnya, Edith berperilaku seenaknya, karena dia adalah utusan Ratu Benerick"

Adler flashback tentang informasi yang berhasil dia temukan dalam waktu sehari itu.

"Beberapa Pelayan juga mengatakan jika Edith melakukan banyak percobaan bunuh diri, namun digagalkan terus oleh rekan-rekannya yang peduli padanya. Dan satu-satunya rekan sesama Pelayan yang sering Edith siksa namun masih saja peduli dengan Edith hanya Serra, Pelayan yang menjaga bagian kebun bunga"

Adler memperhatikan Edith yang terlihat gerah dan melepaskan blezernya saat tidur, kemudian melemparnya jauh-jauh.

"Kebiasaannya sangat buruk" Lirih Adler melipat lengannya di dada. Dia berniat untuk istirahat sejenak. Dalam tidur Adler, dirinya merasa tidak nyaman, seolah ada yang memperhatikannya dan benar saja. Adler membuka matanya, di sebelahnya sudah ada Ash yang duduk dan menatapnya.

Melihat tatapan mata merah yang tak asing itu, Adler langsung berdiri. "Pangeran! Kenapa Anda ada disini?" Tanya Adler.

Ash hanya melipat lengannya di depan dada dan menaikkan kaki kanannya pada lutut kirinya. "Memangnya, apa yang ku lakukan?" Balik tanya Ash pada Adler.

"Maafkan saya Pangeran." Ucap Adler berlutut di hadapan Ash. "Saya sudah mengumpulkan semua data diri Edith. Edith adalah Putri dari Count Dencyrex yang jatuh tiga bulan yang lalu. Namun, menurut saya, dia memiliki kepribadian ganda. Dia mengakui jika dirinya adalah seseorang yang berasal dari luar dunia ini"

"PFFT!" Ash menahan tawa mendengarkan cerita konyol itu dari Adler yang berwajah serius.

"Tolong jangan tertawa. Dia terus mengatakan jika dia akan mati dalam hitungan Minggu" Lanjut Adler.

Tawa dari mulut Ash menghilang dengan cepat. "Mati? Apa dia punya penyakit parah?" Tanya Ash yang khawatir dan langsung menatap wajah Edith di kasur itu.

"Tidak. Maafkan saya karena harus mengatakannya. Sebenarnya, Edith mengatakan jika dia akan terbunuh di tangan Anda di masa depan"

Kedua mata Ash terbelalak lebar mendengar hal itu.

"Dia terus meminta saya untuk berjanji akan melindungnya. Saya sungguh tidak menyentuhnya sedikitpun. Saya akan berjaga di luar sana. Anda bisa mengobrol dengannya saat dia sadar nanti. Saat ini, dia sedang mabuk. Tolong abaikan saja bualannya dan jangan sampai membuatnya merajuk" Saran dari Adler.

Adler keluar dari kamar itu untuk berjaga di depan pintu.

Entah mengapa, Ash berfikir jika ucapan Adler tentang Edith tidaklah bercanda. Dia melangkah dan duduk di ranjang Edith yang tidur. Menatap mata Edith yang bengkak. "Apa dia menangis karena takut padaku?" Ash mengusap mata bengkak itu.

Perlahan, Edith terbangun karena sentuhan hangat itu. Samar-samar dia melihat siluet pria yang membelakangi jendela sedang duduk di dekatnya. Perlahan, wajah Ash mulai terlihat. Ash menunjukkan senyumannya. Namun, itu senyuman sedihnya. Dia khawatir jika di masa depan nanti akan melukai Edith.

Edith mengulurkan tangannya, mengusap pipi Ash perlahan. Dia belum sadar jika dia tidak sedang bermimpi. "Kamu kenapa terlihat sedih?" Edith duduk dari tidurnya, memegang kedua pipi Ash dengan kedua telapak tangannya.

Wajah Ash sungguh hangat, dan tangan Edith terasa sejuk.

"Siapa yang melukai hatimu?" Tanya Edith sekali lagi.

Ash meraih kedua tangan Edith. Mengenggamnya dengan erat-erat. Dia ingin memiliki tangan yang sejuk itu. "Maafkan aku. Tidurlah lagi, Aku hanya akan menemanimu dan tetaplah mengenggam tanganku" Ucap Ash menuturkan Edith.

Kepala Edith terasa berat karena dia saat ini masih dalam keadaan mabuk. "Iya, aku harus tidur. Besok aku masih harus bekerja" Ucap Edith sambil menutup matanya.

Ash tiduran di sebelah Edith sambil mengenggam tangan mungil itu. Matanya yang merah sayu, perlahan menjadi merah legam seperti darah. Gigi taringnya yang runcing, perlahan terlihat memanjang. Dia menyeringai. "Nonaku, kamu hanya ditakdirkan untukku. Aku akan melindungimu, meski harus menghancurkan seluruh Negri ini. Nonaku, tolong izinkan aku untuk membentuk ikatan denganmu...." Ash menarik bahu Edith. Dia mengendus aroma manis dari leher Edith. Dia membuka mulutnya lebar-lebar. Kedua taringnya, terlihat jelas.

"GRETTTTT!" Dia ingin menggigit leher itu sebagai simbol kepemilikkannya. Namun, usaha itu berhasil digagalkan oleh Adler. Adler membuat Ash mengigit gagang pedang kayu yang Adler bawa.

Mata merah legam itu, membelalak dan menatap Adler. "Kau lagi.... Apa yang kau inginkan?" Ash memeluk Edith dengan erat. Dia menarik Edith dari tempat tidurnya, hingga membuat Edith terbangun. Kepala Edith yang menunduk, melihat lengan yang melingkar di pingangnya. "Huh? Apa ini?" Edith, memegang lengan Ash yang melingkar di pinggangnya itu.

Ash saat ini sedang dalam keadaan kerasukan. Dia tersenyum manis menatap Edith dan mencium pipi Edith dengan lembut. "Nonaku, Selamat datang~" Ucapnya dengan nada riang.

"Nonaku? Selamat datang? Huh?" Edith terlihat kebingungan. Dia menatap ke depan, melihat Adler yang cukup waspada. Edith segera tersadar dari mabuknya. Dia sekali lagi melihat ke arah kanannya. Ash menunjukkan senyuman manisnya dan Edith tersadar jika dia sekarang berada dipangkuan Ash.

"Huaaaaa!" Edith berteriak dan memberontak.

Namun, hal lain dirasakan oleh Iblis yang merasuki tubuh Ash itu. "Aahhh, jangan seperti itu.... Nonakuh... Kamu bisa membangunkannya, emmh" Ash mendesah tepat di telinga Edith. Sekujur tubuh Edith bergidik.

Edith langsung menatap Adler dengan wajah takutnya. "Adler! Tolong aku!!" Edith panik dan Adler juga panik karena Iblis itu merasuk di waktu yang tidak tepat.

"Edith tenanglah, Kau akan baik-baik saja" Ucap Adler.

"GRRRRRR" Ash mengeram kepada Adler. "Pengawal Sialan! Pergi kau dari sini" Ucap Ash.

Kedua mata Edith sudah berkaca-kaca. Adler menjadi pusing karena melihat mereka berdua seperti bocah. Bedanya, Ash saat ini tidak mengamuk karena kemunculan Edith yang berpotensi sebagai Healer. Namun, di sisi lain, Edith tidak sadar jika dirinya adalah Healer dan ketakutan karena Ash sedang kerasukan.

"Pangeran, saya akan berhenti menganggu Anda. Tolong lepaskan Edith-"

"NONA!" Tegas Iblis itu.

"Iya, tolong lepaskan Nona Edith. Karena Anda membuatnya akan menangis" Ucap Adler.

Ash menoleh ke arah wajah Edith. Edith meliriknya dengan kaku. Itu membuat Iblis itu kecewa hati karena menerima tatapan sebelah mata itu. "Maafkan aku Nonaku. Apa kamu tidak suka ku pangku?" Tanya Ash.

Edith melirik ke arah Adler. Dan Adler memberi kode kedipan mata. Menyadari kode itu, Edith memeluk leher Ash. Wajah Ash perlahan memerah, senyuman di wajahnya tampak semakin jelas. "Tentu saja Pangeran. Anda membuat saya takut. Tolong jangan seperti ini lagi yah..." Edith melepaskan pelukannya dan menatap mata Ash sambil menunjukkan senyuman sedihnya.

Adler merasa malu. Dia ingin segera pergi dari kamar itu.

1
Airyn Choi
keren 😍 seru di khayalin. semangat menulis terus..
jeesomoody_
Fun bgt ceritanya, next thor
Pikachu gosong
semangat buat lanjutinnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!