Mengapa Harus Sahabat Ku?
Agista Nayla putri, perempuan cantik berusia dua puluh lima tahun. Telah menikah dengan Rayan Abivandya Selama tiga tahun terakhir ini, namun keduanya belum juga di karuniai seorang anak. dan kini keduanya giat mengikuti program hamil.
"Bang, hari ini jadwal kita ketemu dokter Arif."
Ujar Agista menyodorkan soto ayam untuk sarapan suami nya.
"hum, ya tapi sepertinya siang ini Abang sibuk, kalau tidak percaya tanya saja Erika.!"
jawab Rayan lalu menyantap makanan tersebut dengan lahap.
Selain cantik Agista juga pandai sekali memasak, Ia selalu memanjakan lidah Rayan dengan masakannya yang lezat. Agista memiliki usaha kafe tempat tongkrongan anak muda.
"Lalu Agis berangkat sendiri gitu ?"
"ya, sayang untuk hari ini mudah mudahan besok Abang bisa temani kamu ya!"
Agista mengangguk kecil lalu menyiapkan makanan yang hendak Rayan bawa ke kantor nya.
"Sudah siang, Abang berangkat kerja ya!"
Agista mengangguk lalu mencium tangan Rayan yang kemudian melangkah pergi dari rumah.
Agista termenung sendiri ketika mendengar suara gaduh anak anak dari rumah sebelah, terdengar ramai dengan tawa dan tangisan seorang anak, mungkin sang kakak tengah menertawakan adiknya yang menangis.
Berbeda dengan rumah nya yang sepi, beberapa tahun menanti namun tuhan belum mempercayakan anugerah Nya. Agista hanya mampu bersabar dan berdoa tak lelah berusaha, seperti siang ini ia janji bertemu dengan dokter kandungan.
"semangat Agista....!"
Perempuan berhijab moccha itu tak pernah lelah menyemangati diri sendiri, berharap kekuatan pada sang pencipta, cemooh dan gunjingan sudah menjadi makanan sehari-hari apa lagi Ibu mertua.
Agista hanya menanggapi dengan Sabar dan berharap suatu saat ia bisa hamil seperti perempuan lain nya.
Siang ini Agista hendak pergi ke dokter kandungan sendiri, Rayan tidak bisa menemani karena sibuk. padahal Rayan jenuh dengan rutinitas itu hingga ia beralasan sibuk karena malas datang.
Agista duduk di kursi tunggu bersama pasien yang lain nya, pasangan suami istri baru tiba di ruangan terlihat istri nya tengah hamil besar.
"sayang, kamu tunggu di sini sebentar ya?!"
Ujar Pria yang menjadi suaminya.
perempuan itu mengangguk sembari mengelus perut nya yang besar, Agista sedikit merapat kan duduknya.
"Berapa bulan kak ?"
Tanya Agista senyum pada wanita itu.
"Tujuh bulan kelihatan besar ya ?"
Agista mengangguk.
"Bayi saya kembar makanya kandungan saya besar!"
"Oh begitu pantas saja !"
jawab Agista tersenyum getir, orang lain bahkan langsung memiliki dua anak lalu dirinya ? Ia menunggu bertahun lamanya.
"ya Allah luaskan sabar ku.!"
gumam Agista tersenyum pilu, wanita itu masuk lebih dulu bersama suaminya.
Beberapa waktu berlalu hingga tiba giliran Agista masuk untuk bertemu dengan dokter Arif, seperti biasa Ia hanya mendengar kan saran dan nasihat dari dokter kandungan tersebut. Dokter Arif bilang Ia dan Rayan tidak ada masalah mungkin hanya masalah tinggal menunggu waktu saja.
Setelah selesai Agista menghubungi Rayan, namun tidak di angkat padahal waktu jam makan siang. Agista beralih menghubungi Erika, namun hal yang sama terjadi. Sahabatnya itu tidak mengangkat telepon nya.
Sudah tiga bulan terakhir ini Erika bekerja menjadi sekretaris rayan di kantor pasca ia bercerai dengan suaminya lima bulan yang lalu.
Erika adalah sahabat Agista sejak masa SMA, keduanya begitu dekat bahkan seperti saudara dan menjadi tempat curhat satu sama lainya.
"apa mungkin mereka sedang meeting ?"
Gumam Agista sendiri lalu beranjak dari rumah sakit.
Agista melajukan mobilnya menuju kafe milik nya, biasanya jam makan siang kafe nya selalu ramai, kafe tersebut tidak terlalu besar namun cukup nyaman untuk tongkrongan anak muda.
"Hai Salma bagaimana ramai ?"
Tanya Agista saat sampai di kafe.
"Alhamdulillah mbak besok malahan ada yang boking untuk acara reuni!"
"wah, bagus! kita harus memberikan pelayanan yang terbaik agar mereka senang !"
Salma mengangguk, Ia adalah orang kepercayaan Agis.
Satu jam berlalu Agista mencoba menghubungi kembali Rayan, namun nomor nya tidak aktif entah kenapa ?
**
Rayan tengah menyantap makan siang yang dibawakan oleh Agista bersama Erika,
keduanya dekat karena setiap hari selalu bersama. Erika juga tidak segan pada suami sahabat nya itu.
"Agista masih konsultasi ke dokter kandungan ?"
tanya Erika menatap wajah tampan Rayan, pria kaya, mapan, dan nyaris sempurna.
"Ya, tapi aku udah malas bosan karena tidak ada hasilnya!" jawab Rayan.
"Aku juga begitu dengan Amir, aku putuskan untuk bercerai saat dokter mengatakan kalau dia mandul !"
Ujar Erika membuat Rayan tertegun memindai wajah cantik sekertaris nya itu, rambut nya panjang berwarna hitam berpadu warna pink panta.
"Aku juga mau punya anak, kalau terus dengan Amir seumur hidup aku tidak akan memiliki keturunan karena dokter bilang aku tidak bermasalah."
Rayan mengangguk, kedua nya memiliki permasalahan yang sama dan keinginan yang sama.
"Ya sudah bagaimana kalau kamu menikah dengan aku? siapa tahu kita bisa mewujudkan mimpi itu !"
Erika langsung melongok mendengar apa yang Rayan sampaikan, apa ia tidak salah dengar ?
Sebenarnya sudah sejak lama kedua nya saling suka, hanya saja kedua nya masih menahan diri untuk berbuat lebih, tapi kali ini Rayan tak bisa lagi menahan nya karena setiap hari menyaksikan paha dan dada Erika yang kadang terekspos begitu saja karena pakaian seksi nya.
"Jangan bercanda pak Rayan, aku tidak mau kau goda ?" Sergah Erika dengan wajah merona.
Rayan terkekeh kecil lalu duduk di samping Erika yang langsung membeku. Rayan benar benar tidak bercanda Ia merangkul pundak nya yang putih mulus.
"Kita kan memiliki keinginan yang sama, tapi jangan minta aku untuk bercerai dari Agis karena aku sangat menyayanginya.!" ungkap Rayan membuat Erika termangu.
Erika terdiam mencerna ucapan Rayan yang bagi nya hanya lelucon saja, tapi Erika ingin tahu hal sebenarnya, apakah Rayan serius atau sedang bercanda.
"apa yang akan aku dapatkan jika aku bisa memberi mu seorang anak?"
Tanya Erika memindai wajah yang selalu mempesona hari hari nya.
"Uang, rumah, mobil, kamu mau apa ?"
Erika kembali termenung, benar kah Rayan tidak main-main ?
Ia memang sedang butuh uang untuk biaya pengobatan sang ibu gajih nya pas pasan untuk gaya hidup nya, terkadang ia kekurangan untuk membiayai pengobatan sang ibu.
"Aku tidak mau menjadi sugar atau rahim bayaran, kau harus menikahi ku secara siri, aku akan jaga rahasia !"
Rayan mengangguk sambil mengulas senyum, Rayan senang karena Erika mau menerima ajakannya untuk mewujudkan keinginan nya.
Tangan nya menyentuh paha Erika yang terbuka, bibir nya mulai menyisir leher jenjang milik sekertaris nya itu.
Erika yang rindu akan belaian seorang pria menerima sentuhan dari pria yang menjadi suami sahabat nya itu, kedua nya benar benar gila tak memikirkan bagaimana perasaan Agista jika mengetahui tentang perselingkuhan mereka, Rayan bahkan mengabaikan panggilan telepon dari Agista, dan saat sentuhan itu berlangsung semakin panas, keduanya mematikan ponsel dan berlanjut ke tahap yang lebih intim.
Panas matahari di siang bolong itu menjadi saksi mengucur nya keringat akibat percintaan yang tidak terduga itu, makanan yang tersaji di meja makan mereka biarkan begitu saja karena Apa yang keduanya lakukan jauh lebih mengasyikan.
bersambung.....
hai hai......
Terima kasih sudah mampir..
Perhatian..
novel ini mengandung bawang...
😍😍😍🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
2024-04-13
0
Al Fatih
aq hanya berharap Agista kuat,, jangan cengeng dan mudah d tindas
2023-12-15
1
Afri
sahabat lucknut. . jijik nyaaa
2023-09-19
1