Arvania tidak menyangka jika pernikahan yang ia impikan selama ini menjadi pernikahan yang penuh dengan air mata.
Siksaan demi siksaan ia terima dari suaminya. Namun bodohnya Vania yang selalu bertahan dengan pernikahan ini.
Hingga suatu hari Vania tidak mampu lagi untuk bertahan, ia memilih untuk pergi meninggalkan Gavin.
Lalu bagaimana dengan Gavin yang telah menyadari perasaan cintanya untuk Vania setelah kepergiannya?
Akankah Gavin menemukan Vania dan hidup bahagia?
Ataukah Gavin akan berakhir dengan penyesalannya?
Ikuti kisahnya di
Pada Akhirnya Aku Menyerah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Maaf
Vania menatap Gavin lalu ia menatap Rangga.
" Katakan saja! Kau tidak perlu takut, ada aku di sini." Ucap Rangga.
" Aku tidak mau Mas."
Deg....
Jantung Gavin berdetak dengan kencang, ia sudah menduga jika Vania pasti akan menolaknya. Ia mendekati Vania membuat Vania sedikit ketakutan. Gavin menggenggam tangan Vania, ia berlutut di samping ranjang.
" Sayang, aku minta maaf! Aku menyesal telah berbuat kasar kepadamu selama ini, aku di butakan oleh dendam dan kebencian, aku sangat menyesal sayang. Kepergianmu membuatku menyadari semuanya, aku sadar kalau aku menginginkanmu dan anak kita. Aku sadar jika aku tidak bisa hidup tanpamu, aku sadar jika selama ini aku mencintaimu Vania."
Vania langsung menatap Gavin.
" Aku mencintaimu sayang, selama ini hatiku nyaman ada di dekatmu, hatiku selalu berdesir jika kau menyentuhku, dan hatiku selalu menginginkanmu, aku mohon maafkan aku! Berikan aku kesempatan kedua untuk membuktikan ketulusan padamu, tidak masalah kalau kamu tidak mau pulang sekarang, aku yang akan di sini untuk merawatmu dan putra kita sampai kau mau pulang bersamaku." Ucap Gavin.
Deg...
Vania menatap Gavin dengan penuh pertanyaan. Gavin mendongak menatap Vania.
" Kau bingung darimana aku tahu? Setiap malam aku selalu memimpikannya sayang, seorang anak laki laki yang sangat tampan, dia putraku kan?" Gavin tersenyum manis.
" Ya Tuhan... Manis sekali senyuman Mas Gavin, selama ini aku tidak pernah melihat senyuman itu, rasanya teduh di hati ini... Tapi kau tidak boleh percaya dengannya begitu saja Vania, dia sudah membuatmu menderita selama ini, dia bisa melakukan apapun untuk menjebak musuh supaya masuk perangkapnya, aku harus melindungi diriku dan putraku darinya." Ujar Vania dalam hati.
" Aku menyayangi kalian berdua sayang, maafkan aku!" Gavin menciumi punggung tangan Vania.
Entah apa yang Vania rasakan saat ini, ia tidak membenci Gavin. Jujur ia masih mencintai Gavin, mendengar Gavin mencintainya membuat hatinya berdebar. Tapi ia tidak mau gegabah mengambil keputusan. Ia harus tetap waspada dengan orang semacam Gavin.
" Maaf Mas aku tidak bisa!" Vania menarik tangannya.
" Aku mau istirahat, sebaiknya kamu keluar Mas." Sambung Vania.
Gavin menghela nafasnya.
" Aku suamimu dan aku yang akan merawatmu pasca operasi, bukan orang lain." Gavin melirik Rangga.
" Mas Rangga berhak ada di sini, karena dia calon suamiku saat ini."
Jeduar....
Bukan hanya Gavin saja yang kaget seperti di sambar petir, Rangga juga. Keduanya menatap ke arahnya.
" A.. Apa? Dia calon suamimu? Tidak mungkin... Kau tidak mungkin mengkhianati pernikahan kita." Ujar Gavin.
" Apapun bisa terjadi seiring berjalannya waktu Mas, dan apapun juga bisa berubah, termasuk cintaku padamu." Sahut Vania.
" Vania jangan membohongiku seperti ini! Aku tidak percaya kalau kau akan menikah dengannya, kalaupun memang kau mau menikah dengannya aku tetap akan merebutmu kembali, kau masih sah menjadi istriku dan aku tidak akan pernah melepaskanmu." Ujar Gavin.
" Aku yang akan mengurus perceraian ini Mas." Sahut Vania.
" Tidak! Tidak bisa Vania! Kau tidak bisa begini!" Gavin mundur, ia tidak bisa menerima keputusan Vania.
" Kalau memang mau berpisah denganku, kau tidak boleh membawa putraku." Ucap Gavin mencoba menahan Vania.
" Putramu yang mana Mas? Putramu sudah tiada sejak kau menolak kehadirannya, dia putraku bukan putramu, sekarang ku mohon pergilah! Aku tidak mau melihat wajahmu." Ujar Vania.
" Sayang maafkan aku! Aku menyesali semuanya sayang maafkan aku! Aku mohon jangan katakan itu! Putraku masih ada sayang, putraku masih hidup." Ujar Gavin meneteskan air matanya.
" Pergilah Mas! Aku mau istirahat." Ucap Vania memejamkan matanya.
" Aku mau bicara padamu Rangga." Ucap Gavin menatap Rangga.
" Baiklah." Sahut Rangga.
" Vania, Mas keluar sebentar ya! Ibu akan sampai sebentar lagi." Ucap Rangga lembut.
" Iya Mas." Sahut Vania.
Hati Gavin semakin remuk melihat kelembutan yang Rangga berikan.
Gavin dan Rangga menuju taman yang ada di rumah sakit itu.
" Aku minta kembalikan Vania padaku!" Ucap Gavin.
" Aku tidak mengambilnya darimu, lalu kenapa aku harus mengembalikannya padamu." Ujar Rangga.
" Rangga aku tidak tahu siapa kamu, apa alasan Vania tinggal bersamamu aku juga tidak tahu, tapi yang jelas Vania istriku.. Putraku membutuhkan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya, aku ingin menebus semua kesalahanku pada Vania, aku mohon padamu jangan pisahkan aku dan anak istriku, aku menyayangi mereka Rangga." Gavin mengatupkan kedua tangannya.
Rangga menatap Gavin. Ada perasaan iba di hatinya.
" Baiklah aku tidak akan merebut Vania darimu, aku akan membantumu mendapatkan Vania kembali asalkan kau menepati ucapanmu. Sayangi dan cintai Vania dan putranya." Ujar Rangga.
" Terima kasih Ngga, aku berjanji padamu." Gavin menepuk pundak Rangga.
" Sama sama Vin." Sahut Rangga.
" Aku percayakan Vania padamu, tolong jaga dia dengan baik. Aku pulang dulu." Ucap Rangga.
" Terima kasih." Ucap Gavin.
Gavin kembali ke ruangan Vania. Di sana sudah ada bibi Tuti. Gavin menghampiri mereka, sedangkan bibi Tuti menatap Gavin sambil mengerutkan keningnya.
" Bi kenalkan dia Mas Gavin." Ucap Vania.
" Gavin Bi." Ucap Gavin.
" Oh ini toh pria kejam yang suka menyiksamu dan tidak mau menerima anaknya sendiri." Bibi Tuti menunjuk wajah Gavin.
" Maaf Bi!" Ucap Gavin menundukkan kepalanya.
" Maaf maaf... Kamu sudah membuat calon menantuku menderita." Ucap bibi Tuti.
Vania menahan tawanya. Ya... Ia menyuruh bibi Tuti untuk mengakuinya sebagai calon menantunya.
" Bukan! Dia istriku, dan sampai kapanpun dia tetap istriku, bukan calon menantumu Bibi." Tegas Gavin.
" Siapa bilang?" Bi Tuti berkacak pinggang.
" Dia calon istri Rangga, dan dia calon mantan istrimu." Ucap bibi Tuti tak mau kalah.
" Tidak! Sampai kapan pun aku tidak akan berpisah dari Vania, dia akan menjadi istriku selamanya." Ucap Gavin penuh penekanan.
" Lalu setelah Vania kembali kau mau menyiksanya lagi? Kau mau membuang anak yang tidak berdosa itu? Tidak Gavin! Saya tidak akan membiarkan itu terjadi." Ucap bibi Tuti.
" Tidak Bi! Aku menyayangi mereka, aku akan menjaga mereka dengan baik, aku tidak akan menyia-nyiakan mereka lagi, aku menyesali perbuatan ku dan tidak akan aku ulangi." Ujar Gavin.
" Kau sudah terlambat Gavin, Vania akan menikah dengan Rangga setelah masa nifas." Ucap bibi Tuti.
" Jangan keras kepala Bi! Atau aku akan melakukan hal yang tidak pernah Bibi bayangkan sebelumnya, ingat itu Bi!" Ancam Gavin.
" Kau mengancamku Gavin? Lihatlah suamimu ini Vania! Dia berani mengancam calon ibu mertuamu." Ucap bibi Tuti.
" Tidak usah di ladeni Bi! Mending Bibi istirahat saja! Apapun yang dia lakukan tidak akan mengubah keputusanku, aku akan tetap memilih Mas Rangga, karena Mas Rangga jauh lebih baik dari siapapun."
Deg....
Hati Gavin seperti di remas remas mendengar Vania membandingkannya dengan Rangga. Ia menuju sofa lalu berbaring di sana.
Benarkah ia akan kehilangan Vania dan putranya?
Apakah ia bisa meluluhkan hati Vania atau tidak?
Berbagai pertanyaan bermunculan di kepala Gavin.
Kita lanjutkan besok ya... Udah malam...
Udah di belain lembur nih... Jangan lupa like koment dan 🌹nya...
Miss U All....
TBC....
maaf aku skip aja soalnya menurutku balasan Vania ke gavin gak sebanding sama siksaan Gavin ke Vania soalnya Vania sudah sakit fisik dan mental kalau orang normal paling sudah gila berhubung ini novel ya maha ciptaan author
tapi q coba mau mampir cerita author yang lain
Semoga sukses trus buat author jangan liat yang comen yang buruk buruk" tetep semangat bikin cerita buat para penggemar authornya semangattt /Pray//Pray//Pray/