Zhang Wei, seorang pelayan rendahan berusia 15 tahun, terusir dari salah satu keluarga besar di Kekaisaran Qin. Dalam usahanya bertahan hidup sebagai pemburu spiritual beast, ia menemukan sebuah pedang tua yang ternyata menyimpan roh seorang kultivator legendaris bernama Lian Xuhuan.
Dengan kekuatan dan pengetahuan mendalam tentang kultivasi, Lian Xuhuan menawarkan bimbingan kepada Zhang Wei untuk menjadi pendekar hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelelangan
Langkah Zhang Wei mantap saat mendekati gedung Pelelangan Naga Putih. Gedung itu megah, mencerminkan kekuatan dan prestise keluarga Song sebagai salah satu keluarga terkemuka di Kota Canyu. Pilar-pilar putih dengan ukiran naga yang melingkar tampak menjulang, menyambut para tamu penting yang datang dari berbagai wilayah.
Di depan pintu utama, suasana sibuk terlihat. Para tamu berdatangan dengan penampilan yang menunjukkan status tinggi mereka, dari jubah mewah hingga perhiasan yang memancarkan kilauan energi spiritual. Zhang Wei, dengan setelan barunya yang sedikit mewah namun elegan, tampak berbeda, tetapi auranya membuat beberapa orang melirik penuh rasa ingin tahu.
Setibanya di pintu masuk, sebuah papan besar menarik perhatiannya. Papan itu memajang daftar barang yang akan dilelang hari ini. Zhang Wei mendekat, matanya menyusuri daftar tersebut.
"70 barang," gumamnya pelan. "Tapi ada 10 barang yang dirahasiakan..."
Sepuluh barang misteri itu ditandai dengan tanda tanya besar di daftar, tanpa deskripsi sama sekali. Hal ini membuat Zhang Wei penasaran, salah satu dari barang itu bisa jadi adalah material penting yang disebut Lian Xuhuan dapat meningkatkan kualitas pedangnya.
Matanya beralih ke bagian lain dari daftar, dan ia segera menemukan Pil Penguatan jiwa Tingkat 3 miliknya berada di urutan ke-20. Posisi ini cukup menguntungkan, memberinya waktu untuk memahami suasana pelelangan sebelum barangnya dilelang.
Saat ia masih membaca daftar itu, seorang pelayan wanita menyapanya dengan sopan. "Selamat datang di Pelelangan Naga Putih, Tuan. Anda sudah memiliki token peserta lelang?"
Zhang Wei mengangguk dan menunjukkan tokennya. Setelah memeriksa, pelayan itu tersenyum ramah. "Semua sudah beres, Tuan. Anda dapat duduk di area umum."
Sebelum Zhang Wei sempat menjawab, suara yang familiar terdengar dari belakangnya.
"Tuan Zhang Wei!"
Zhang Wei menoleh dan melihat Song Tianyu bersama Song Meiyu berjalan mendekatinya. Kepala keluarga Song itu tersenyum ramah, memberikan salam sopan. "Senang sekali bertemu Anda lagi, Tuan Zhang Wei. Sebagai penghormatan atas jasa Anda menyelamatkan putri saya, izinkan saya menawarkan ruangan VIP untuk Anda."
Zhang Wei sedikit menundukkan kepala sebagai tanda hormat. "Tuan Song, saya sangat menghargai tawaran Anda, tetapi saya lebih nyaman di area umum. Saya tidak ingin merepotkan."
Song Tianyu menatapnya sesaat, tampak berpikir, sebelum akhirnya tersenyum kecil. "Baiklah, saya tidak akan memaksa. Jika Anda membutuhkan sesuatu selama pelelangan, jangan ragu memberi tahu kami."
Setelah mengucapkan salam, Zhang Wei melangkah masuk ke aula utama. Aula itu besar dan mewah, dihiasi lampu kristal yang memantulkan cahaya lembut di dinding emas. Di bagian depan, panggung besar sudah disiapkan, dikelilingi oleh penjaga bersenjata lengkap.
Zhang Wei memilih tempat duduk di barisan tengah, lokasi strategis yang memberinya pandangan jelas ke panggung sekaligus membuatnya tidak terlalu mencolok. Di sekelilingnya, percakapan para peserta lelang terdengar samar-samar. Beberapa membicarakan barang-barang yang akan dilelang, sementara yang lain memamerkan status mereka.
Ruang VIP yang berada di lantai atas terlihat melalui tirai tipis yang tertutup rapat. Dari tempatnya, Zhang Wei bisa merasakan kehadiran beberapa aura kuat, meskipun mereka tampak sengaja menyembunyikannya.
“Banyak orang kuat berkumpul di sini,” pikirnya sambil memperhatikan sekitar.
Sesuai pesan Lian Xuhuan, Zhang Wei tahu bahwa ia harus berhati-hati. Masternya telah menyembunyikan dirinya sejak mereka meninggalkan penginapan, dan sekarang semua keputusan berada di tangan Zhang Wei.
Saat Zhang Wei duduk dengan tenang, pikirannya berputar pada barang-barang misteri yang ada di daftar tadi. Salah satunya kemungkinan adalah material yang dia cari, material yang akan menjadi prioritasnya. Namun, ia juga menyadari bahwa barang misteri ini pasti akan menjadi rebutan di antara para peserta lelang.
"Aku harus menghemat batu roh untuk barang itu," pikirnya. "Jika benar ada yang lebih penting untuk pedangku, aku tidak boleh ragu."
Zhang Wei menatap panggung dengan tatapan fokus. Pelelangan akan segera dimulai, dan ia tahu ini adalah langkah pertama dari perjalanan besarnya di Kota Canyu.
Zhang Wei duduk di tempatnya, memfokuskan diri pada atmosfer di sekitarnya. Aula pelelangan perlahan dipenuhi peserta dari berbagai kalangan. Beberapa tampak seperti bangsawan dengan pakaian mewah dan aura yang berwibawa, sementara yang lain mengenakan jubah petualang yang terlihat telah usang. Zhang Wei diam-diam mengamati mereka satu per satu, mencoba mengukur kekuatan mereka melalui auranya, tetapi kebanyakan orang di sini tampaknya cukup mahir menyembunyikan kultivasi mereka.
Suasana perlahan menjadi semakin ramai, namun tetap terorganisir. Di bagian depan, seorang lelaki tua dengan janggut putih panjang, yang tampaknya adalah pelelang utama, naik ke panggung. Wibawanya terpancar jelas, dan tatapannya menyapu seluruh aula sebelum ia memulai sambutannya.
“Selamat datang di Pelelangan Naga Putih!” suaranya menggema, dipenuhi karisma. “Hari ini, kami menghadirkan barang-barang langka yang akan memuaskan keinginan Anda semua. Ingatlah, pelelangan ini hanya menerima pembayaran dengan batu roh atau benda dengan nilai setara. Semoga setiap peserta mendapatkan apa yang diinginkan.”
Tepuk tangan menggema di aula. Zhang Wei tetap tenang, mempersiapkan diri untuk pelelangan yang akan segera dimulai.
“Baiklah, kita mulai dengan barang pertama!” kata pelelang sambil memberi isyarat kepada seorang pelayan yang membawa nampan kecil dengan kain merah menutupi isinya. Pelayan itu membuka kain tersebut, memperlihatkan pedang perunggu dengan ukiran naga di sepanjang bilahnya.
“Barang pertama kita adalah *Pedang Naga Kuno*. Pedang ini ditemukan di reruntuhan kuno di pegunungan utara dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan efektivitas serangan pedang dengan energi spiritual sebesar 10%. Harga awal adalah 500 batu roh tingkat rendah.”
Zhang Wei hanya melihat sekilas dan segera mengabaikan pedang itu. Bagi orang biasa, mungkin pedang ini adalah barang yang menarik, tetapi bagi dirinya yang memiliki pedang usang dengan rahasia luar biasa, barang seperti ini tak ada artinya.
Pelelangan terus berlangsung. Beberapa barang berikutnya berupa artefak biasa, senjata tingkat rendah, dan satu atau dua tanaman obat yang membuat para alkemis tertarik. Zhang Wei tidak memiliki minat sama sekali dan hanya duduk diam, mengamati peserta lain yang saling bersaing untuk mendapatkan barang-barang tersebut.
Barang kelima, keenam, dan ketujuh berlalu tanpa sesuatu yang menarik bagi Zhang Wei. Namun, pada barang kedelapan, suasana mulai memanas.
"Barang berikutnya adalah Jubah Angin Bayangan. Sebuah jubah pelindung yang dapat meningkatkan kecepatan gerak hingga 15% selama lima menit penuh. Jubah ini sangat berguna dalam situasi pertempuran atau melarikan diri. Harga awal: 2000 batu roh tingkat rendah!"
Beberapa peserta mulai mengajukan tawaran.
"2000 batu roh tingkat rendah!"
"2500 batu roh!"
"3000 batu roh!"
Pertarungan harga terus berlanjut, dan pada akhirnya jubah tersebut terjual dengan harga 4800 batu roh tingkat rendah. Zhang Wei mulai menyadari bahwa persaingan di sini sangat ketat, dan ia harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam persaingan yang tidak perlu.
Barang kesembilan adalah tanaman obat yang cukup langka, *Akar Bulan Perak*. Barang ini tampaknya menarik perhatian para alkemis yang hadir, termasuk beberapa peserta dari ruangan VIP. Zhang Wei tetap tenang, mengamati setiap peserta dengan cermat. Ia ingin mempelajari cara mereka bersaing dan membuat keputusan.
Ketika barang kesepuluh diumumkan, seorang pelayan membawa nampan besar yang tertutup kain merah. Saat kain itu dibuka, seisi aula mulai bergemuruh.
"Barang kesepuluh adalah Panah Dewa Petir. Artefak tingkat tinggi yang hanya dapat digunakan satu kali, tetapi memiliki kekuatan destruktif yang dapat menandingi serangan penuh seorang ahli Martial King. Harga awal: 15.000 batu roh tingkat rendah."
Mata Zhang Wei sedikit menyipit. Artefak ini sangat kuat, tetapi juga sangat mahal. Pertarungan harga langsung memanas begitu barang itu diumumkan, dengan para peserta VIP mulai mengajukan tawaran.
"15.000 batu roh tingkat rendah!"
"17.000 batu roh!"
"20.000 batu roh!"
Zhang Wei tidak ikut campur dalam lelang ini, karena ia tahu artefak seperti ini bukanlah prioritasnya saat ini. Ia hanya mengamati dengan tenang, membiarkan mereka bersaing hingga harga mencapai angka fantastis.
Akhirnya, Panah Dewa Petir terjual dengan harga 28.000 batu roh tingkat rendah kepada salah satu peserta di ruangan VIP. Suasana aula mulai memanas, tetapi Zhang Wei tetap tenang.
“Sekarang, mari kita lanjutkan ke barang berikutnya!” seru pelelang, menandakan bahwa pelelangan akan terus berlangsung.
Zhang Wei bersandar di kursinya, menyiapkan diri untuk barang-barang berikutnya. Meskipun ia tetap tenang di luar, pikirannya terus memutar strategi. Pil tingkat 3 miliknya akan segera dilelang, dan ia ingin melihat bagaimana reaksi para peserta terhadap barang tersebut.