Kapan lagi baca novel bisa dapat hadiah?
Mampir yuk gaes, baca novelnya dan menangkan hadiah menarik dari Author 🥰
-------------------
"Aku akan mendapatkan peringkat satu pada ujian besok, Bu. Tapi syaratnya, Bu Anja harus berkencan denganku."
Anja adalah seorang guru SMA cantik yang masih jomblo meski usianya sudah hampir 30 tahun. Hidupnya yang biasa-biasa saja berubah saat ia bertemu kembali dengan Nathan, mantan muridnya dulu. Tak disangka, Nathan malah mengungkapkan cinta pada Anja!
Bagaimana kelanjutan kisah antara mantan murid dan guru itu? Akankah perbedaan usia di antara keduanya menghalangi cinta mereka? Ikuti kisah mereka di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Jadikan Aku Pacarmu + PENGUMUMAN PEMENANG!
Terdengar keheningan panjang dari seberang sana.
"Eng, sayang?" Anja berkata gugup. "Kamu jemput aku ya, please..."
Please Nathan! Aku mohon bekerjasamalah sebentar! Pekik Anja di dalam hati.
"Aku jemput kamu sekarang!" ucap Nathan beberapa saat kemudian, dengan setengah berteriak. Anja menghela napas lega, lalu ia menunjukkan layar ponselnya pada Broto.
"Anda dengar sendiri kan? Pacarku akan menjemputku sekarang. Jadi lebih baik Anda segera pergi Pak,"
"Huh! Aku tidak percaya dengan bualanmu!" Broto melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku akan tunggu sampai pacarmu itu datang!"
Anja berkacak pinggang, merasa lelah menghadapi lelaki di depannya. Sembari menunggu, Anja bisa merasakan jantungnya berdebar karena gugup.
Nathan dateng nggak, ya? Apa yang harus kukatakan padanya nanti? Ah, dia kan jenius. Dia pasti mengerti keadaanku. Anja mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
Detik demi detik terasa seperti seabad bagi Anja. Broto masih duduk di depannya sambil melipat tangan di depan dada.
Kenapa orang ini batu banget, sih? Batin Anja. Nggak bisa apa dia percaya aja sama omonganku?
"Mana?" Broto mulai tak sabar. "Mana pacarmu itu? Kok nggak dateng-dateng?"
"Sabar," Anja berusaha membuat alasan. "Dia sibuk bekerja, jadi wajar kalau sibuk,"
"Alah, alasan aja itu. Sebenarnya dia sudah bareng cewek lain, makanya kamu nggak jadi prioritasnya lagi," Broto mulai melancarkan rayuan selanjutnya, tangannya mendekati tangan Anja. "Udahlah, putusin aja dia Dek. Kamu akan bahagia bersama Abang,"
"Permisi," sebuah tangan besar menepis tangan kurang ajar Broto. "Siapa Anda seenaknya mau menyentuh pacar saya?"
Anja dan Broto sama-sama menoleh ke asal suara. Anja hampir berteriak kesenangan saat melihat pria yang berdiri di sebelahnya itu.
"Nathan! Eh, Sayang!" Anja berdiri, lalu menggandeng lengan Nathan dengan mesra. "Kamu kok lama banget? Aku udah nungguin dari tadi loh,"
Nathan bisa merasakan ada sengatan listrik di seluruh tubuhnya saat mendengar suara manis Anja. Tapi ia dengan cepat menenangkan diri.
"Maaf sayang, tadi ada macet di jalan," ujar Nathan mengimbangi akting Anja, lalu ia menoleh ke arah Broto yang tampak terkejut.
"Anda siapa ya?"
"Orang ini tadi kurang ajar sama aku Yang," Anja mengadu. "Dia juga bilang supaya aku memutuskan kamu dan menikah dengan dia,"
"Apa?!" Ekspresi Nathan terlihat marah, kali ini marahnya tidak dibuat-buat. "Atas dasar apa Anda berani menyuruh pacar saya memutuskan saya?!"
Broto berdiri dari duduknya, ia mengangkat dagunya congkak. Susah payah ia mendongak untuk melihat wajah Nathan.
Sial! Kenapa dia tinggi sekali?! Batin Broto sedikit merasa terintimidasi.
"Laki-laki model begini, mana bisa menghidupi kamu dek Anja? Dari tampangnya saja, Abang yakin cowok kamu ini belum berpenghasilan. Lebih baik kamu bersama Abang saja, sudah pasti terjamin hidupmu," Broto lalu mengeluarkan ponselnya, memamerkan saldo di rekening bank miliknya.
"Coba lihat. Tabungan Abang sudah ada tiga puluh juta. Ini belum termasuk dengan investasi-investasi yang Abang punya. Kalau ditotal, kekayaan Abang sudah hampir mencapai seratus juta. Kalau kamu nikah sama Abang, kamu tinggal ongkang-ongkang kaki di rumah dan melayani Abang," kata Broto sambil tersenyum jumawa. Bukannya terpesona, Anja malah bergidik ngeri melihatnya.
"Pfft," Tak disangka, Nathan malah menahan tawa saat mendengar ucapan Broto. Broto langsung melotot, merasa tersinggung dengan reaksi Nathan.
"Ngapain kamu ketawa-tawa, hah?!" sembur Broto. "Kamu mau kubayar berapa untuk melepaskan pacarmu?!"
"Hei!" Anja sangat kesal mendengar ucapan Broto. "Jaga bicaramu!"
"Kalau aku minta seratus juta, nanti Anda jatuh miskin," Nathan berkata sambil setengah tertawa. "Sekarang saya ganti bertanya. Anda mau saya bayar berapa untuk melepaskan pacar saya?"
"Nathan!" Anja menoleh ke arah mantan muridnya itu. Berbisik cemas "Apa yang kamu lakukan?"
"Tenang saja sayang," Mengambil kesempatan, Nathan menempelkan hidungnya pada hidung Anja, membuat wanita itu sedikit terhenyak. "Aku pastikan kamu tidak akan lepas dariku selamanya,"
Anja terbelalak mendengar ucapan Nathan. Hei, kenapa anak ini kedengaran serius sekali? Apa dia memang jago berakting?
"Huh! Tidak usah banyak omong kamu! Coba tunjukkan berapa saldo di rekeningmu sekarang!'
Nathan tersenyum, lantas ia mengeluarkan ponselnya, mengutak-atik sebentar, lalu menunjukkan layarnya pada Broto.
"Anda bisa menghitung berapa jumlah nol di sini?"
Broto mendekatkan wajahnya pada ponsel Nathan. Ia tampak mengucek-ucek matanya tak percaya, lalu melihat layar ponsel lagi, mengucek matanya lagi, melihat lagi, begitu seterusnya.
Satu, dua...enam...sembilan. Mustahil! Teriak Broto dalam hati. Bagaimana bisa bocah ingusan seperti dia punya tabungan yang begitu banyak?!
"Jangan dipelototi terus, saya takut mata Anda akan copot," ejek Nathan yang membuat Broto langsung tersadar.
"Kamu pasti seorang penipu!" Broto yang sudah terlanjur malu, beralih memfitnah Nathan. "Dek Anja, aku yakin pacarmu ini penipu, atau kalau tidak, dia pasti menjual narkoboy.. Ah iya! Aku yakin sekali! Dia pasti seorang bandar!" teriak Broto sambil menunjuk-nunjuk Nathan. Teriakan Broto mencuri perhatian orang-orang yang lewat. Mereka tampak menoleh dengan muka penasaran.
"Jangan sembarangan bicara kamu," tatapan Nathan berubah nyalang. Ia meraih kerah pria buncit itu dengan geram. "Aku bisa saja menuntutmu atas pencemaran nama baik,"
Wajah Broto berubah menjadi pucat, dan ekpresinya menjadi ketakutan. Tatapan tajam Nathan benar-benar mengintimidasi. Broto benar-benar salah menilai kalau Nathan hanyalah bocah kemarin sore.
"Nathan, sudah," Anja berusaha menenangkan. "Jangan bikin masalah. Banyak yang melihat di sini,"
Nathan melepaskan cengkeramannya, tapi tatapannya masih tajam menatap Broto. Broto tampak mengatur napasnya yang terputus-putus, lalu tanpa kata, ia segera berlalu dari hadapan mereka.
"Hahh...." Anja terduduk lemas di atas kursi sembari membuang napas lega. "Akhirnya dia pergi juga..."
Nathan langsung duduk di samping Anja, wajahnya berubah cemas. "Bu Anja nggak apa-apa?"
"Nggak apa-apa Nathan, Ibu hanya merasa lega saja,"
"Sebenarnya, siapa pria itu?" Nathan terlihat kesal. "Kenapa dia bersikap kurang ajar pada Bu Anja?"
Anja memejamkan matanya sejenak sebelum menjawab ucapan Nathan. "Dia pria yang dijodohkan Bu Eni dengan Ibu,"
"Apa?!" Nathan berseru marah. "Berani-beraninya dia mau menjodohkan Bu Anja?!"
Anja menatap Nathan dengan heran. Kenapa anak ini kelihatan lebih kesal daripada aku?
"Sudah Nathan, tidak apa-apa. Lagipula semua sudah berlalu. Hanya tinggal mencari cara untuk tidak bertemu Bu Eni besok,"
"Bu Anja, lain kali, kalau ada masalah seperti ini lagi, langsung hubungi saja aku," ucap Nathan bersungguh-sungguh. "Kalau aku tadi tidak menelepon Bu Anja, apa yang akan terjadi?"
"Hei, kamu kan sekarang sedang sibuk, bagaimana bisa Ibu menghubungi kamu untuk masalah sepele begini?" Anja tertawa. "Tapi Ibu benar-benar berterimakasih karena kamu sudah mau pura-pura jadi pacar Ibu. Maaf ya, karena Ibu membuatmu kerepotan,"
"Aku tidak kerepotan Bu Anja," Nathan menatap wanita itu dengan serius. "Dan sesibuk apapun aku, jika Bu Anja menyuruhku datang, aku akan datang saat itu juga."
"Astaga, kenapa kamu harus melakukan itu? Kalau kamu sibuk, bilang saja sibuk. Jangan memaksakan diri Nathan,"
"Karena aku menyukai Bu Anja," Nathan menjawab dengan tegas dan lugas, membuat Anja langsung terbelalak kaget. "Makanya, meskipun aku sibuk, jika Bu Anja menyuruhku menjemput ke ujung dunia, aku akan melakukannya."
Anja tidak kuasa berkata-kata. Matanya melotot dan mulutnya ternganga.
"Bu Anja," Nathan berkata dengan lembut namun penuh keyakinan. "Jadikan aku pacarmu yang sesungguhnya."
...****************...
Aloha!
Siapa nih yang sudah menunggu-nunggu Author update?!
Maap ya agak ngaret dikit, soalnya Author lagi sibuk (ceileh gayanya...🤭)
Sesuai janji Author, hari ini adalah pengumuman pemenang kuis periode 1!!!!
Yeaayy!! 🥳🥳🥳
Sebelum itu, Author akan kasih jawaban dari lima pertanyaan yang sudah dibuat:
1. Siapa nama lengkap Nathan?
Jawab: Nathan Januar Bagaskara (ada di bab 2)
2. Apa warna rok yang dipakai Anja saat pertama kali mengajar?
Jawab: Abu-abu (ada di bab 1)
3. Berapa banyak soal yang harus dikerjakan Nathan saat tes ulang?
Jawab: 120 soal (ada di bab 9)
4. Bunga apa yang dikirim Nathan saat Anja sakit?
Jawab: bunga mawar (ada di bab 16)
5. Berapa umur Nathan saat pertama kali bertemu Anja?
Jawab: 18 tahun (ada di bab 20)
Untuk itu, ini dia para pemenangnya!
Selamat untuk para pemenang!
Silahkan hubungi Author dengan Format pesan nomor telepon_shopeepay/pulsa ( contoh: 08xxxx_shopeepay)
Untuk yang bertanya-tanya, "Kenapa cuma ada tiga pemenangnya? bukannya janjinya ada 4?"
Iya, awalnya Author mau kasih buat 4 pemenang, sayangnya yang jawab tepat cuma tiga orang😭😭🙏🙏🙏
Eits, tapi buat yang belum menang, jangan keburu kecewa. Karena ini baru kuis periode 1, akan ada kuis-kuis lain di bab selanjutnya!
Jadi stay tuned terus ya!
🥰🥰🥰🥰
kamu g tahu aj sebucin apa Nathan