NovelToon NovelToon
Unforgotten Night

Unforgotten Night

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:313.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rifani

Ailen kaget setengah mati saat menyadari tengah berbaring di ranjang bersama seorang pria asing. Dan yang lebih mengejutkan lagi, tubuh mereka tidak mengenakan PAKAIAN! Whaatt?? Apa yang terjadi? Bukankah semalam dia sedang berpesta bersama teman-temannya? Dan ... siapakah laki-laki ini? Kenapa mereka berdua bisa terjebak di atas ranjang yang sama? Oh God, ini petaka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~ 5

(Ugh sial, bagaimana ini? Kenapa aku tidak bisa melupakan wajah laki-laki itu?)

Ailen melamun. Sejak tragedi hilang perawan di club, pikirannya sering menjadi tak fokus. Waktu libur yang pihak rumah sakit berikan tak bisa dia nikmati dengan suka cita. Justru dikejar oleh rasa takut di mana hubungan one night stand itu tak sengaja menghasilkan benih di rahimnya yang subur.

"Apa aku datangi kantor pria itu dan meminta pertanggungjawaban darinya saja ya? Rasanya aku seperti mau gila memikirkan masalah ini," ujar Ailen resah. Dia lalu meneguk habis air putih yang tersisa di dalam gelas. "Tetapi bagaimana jika dia hanya menganggapnya sebagai sesuatu yang tak disengaja? Aku, akulah orang yang mendatangi kamarnya lebih dulu. Bukankah akan sangat tidak tahu malu sekali jika aku datang dan menuntut tanggung jawab?"

Lain yang dipikirkan oleh Ailen, lain pula dengan yang dipikirkan oleh Derren. Sejak percintaan panas malam itu pikirannya terus tertuju pada reaksi manja nan polos wanita tersebut. Derren bahkan sampai melupakan patah hatinya terhadap Zara yang ketahuan berselingkuh dengan Keenan.

"Siapa nama wanita itu?" gumam Derren sambil memainkan pena di tangan. "Aku menjelajah hampir di setiap senti tubuhnya, tapi aku dengan bodohnya lupa bertanya siapa namanya. Ke mana harus mencari tahu?"

"Tuan?"

Julian menghela napas saat panggilannya lagi-lagi diabaikan. Ini sudah yang ke empat kali, dan reaksinya masih sama. Entah apa yang sedang mengusik pikiran bosnya ini. Beberapa hari terlihat tak fokus dan sering melamun.

"Tuan Derren, Anda baik-baik saja?" tanya Julian mencoba memastikan.

"Tidak. Aku tidak baik-baik saja." Seperti orang tak sadar saat Derren bicara. Sedetik kemudian dia tersentak kaget kemudian menatap ke depan. "Bicara apa kau barusan?"

"Saya bertanya apakah Anda baik-baik saja atau tidak,"

Kriik kriik

Suasana terasa sedikit canggung saat Derren sadar kalau keanehan sikapnya disaksikan langsung oleh Julian. Meredam rasa malu, dia pura-pura memeriksa berkas yang tergeletak di atas meja. Namun, lagi-lagi bayangan percintaan panas itu membuat otaknya blank. Derren lalu menggebrak meja.

"Aku tidak bisa terus begini. Cari tahu identitas wanita yang malam itu bercinta denganku. Secepatnya!"

"Namanya Nona Ailen. Dia bekerja sebagai dokter bedah di salah satu rumah sakit," terang Julian langsung tanggap akan siapa orang yang dimaksud oleh bosnya. "Dan rumah sakit tempat wanita itu bekerja bernaung di bawah perusahaan kita."

"Maksudmu dia adalah bawahanku?"

"Benar sekali, Tuan. Itu juga yang menjadi salah satu penyebab mengapa saya membiarkan Anda tetap bersamanya. Nona Ailen bukan wanita yang berbahaya. Semoga,"

Derren tersenyum. Mengapa bisa sekebetulan ini? Bercinta dengan bawahan sendiri, adalah sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Sadar dirinya telah menembus titik batasan, membuat Derren menjadi terpana. Selain polos dan juga indah, kelebihan apalagi yang mungkin dimiliki oleh Ailen? Dia penasaran.

"Tiba-tiba perutku tidak nyaman. Antar aku ke rumah sakit sekarang juga," Klise Derren beralasan. Alibi, karena tujuan sebenarnya adalah ingin bertemu Ailen. Wanita unik yang telah berhasil mengalihkan dunianya.

"Yakin bukan hati Anda yang sedang tidak nyaman?" goda Julian merasa tergelitik dengan alasan klise atasannya. Ingin tertawa, tapi tak berani dia tunjukkan.

"Yakin kau berani menggodaku?"

"Silahkan, Tuan. Saya akan segera mengantar Anda ke rumah sakit tempat Nona Ailen bekerja."

Julian segera membukakan pintu untuk atasannya. Namun, apa yang terpampang di hadapannya membuat napas sesak seketika. Bukan hantu atau penagih hutang, melainkan sosok wanita yang menjadi penyebab utama bertemunya dua insan di atas ranjang panas nan bergelora.

"Nona Zara?"

Rahang Derren mengerat. Kedua tangannya langsung terkepal kuat mendengar satu nama yang disebutkan oleh Julian. P*lacur itu datang.

"Sejak kapan aku dilarang datang ke perusahaan Derren?" amuk Zara sambil menatap nyalang Julian. Demi bisa masuk kemari dia sampai harus menyamar sebagai cleaning servis. "Julian, kau lupa aku siapa, hah? Beraninya kau mempermainkan aku seperti ini. Lancang!"

"Saya lancang?" sahut Julian santai. Walau tak melihat langsung, dia bisa merasakan kalau bosnya tengah menahan amarah.

"Ya, kau sangat lancang. Tahu!"

"Lalu bagaimana dengan Anda sendiri, Nona Zara? Bertahun-tahun menjadi kekasih Tuan Derren, harusnya Anda sadar pembatasan ini tidak akan mungkin terjadi tanpa sebab. Dan sebab itu Andalah yang membuatnya."

Zara mengerutkan kening bingung mendengar perkataan Julian. Dia yang telah membuat batasan itu? Maksudnya apa ya?

(Ah, persetan dengan alasan tak jelas itu. Yang paling penting sekarang aku harus segera bertemu dengan Derren. Aku butuh dia untuk mengenyangkan isi rekeningku yang mulai menipis)

"Mana Derren?"

"Anda tidak bisa lagi bertemu dengan beliau. Ini perintah yang tidak bisa dibantah." Tegas dan dingin. Julian menyampaikan peringatan tersebut tanpa ekspresi.

"Aku kekasihnya!" teriak Zara mulai histeris.

"Dan saya adalah orang yang bertanggung jawab atas hidup Tuan Derren. Jadi Nona Zara, sebelum saya bersikap kasar sebaiknya Anda segera pergi saja dari sini. Atau perlu saya panggilkan security untuk menunjukkan jalan?"

"Kau!"

Tak mau usahanya berakhir sia-sia, Zara nekad memaksa masuk dan mendorong dada Julian dengan kuat. Dan berhasil. Zara berhasil masuk ke dalam ruangan yang selama ini menjadi tempatnya bermesraan dengan Derren.

"Sayang, aku .... "

"Manusia mana yang berani mengirimkan kotoran ke ruanganku?" tukas Derren dingin. "Lekas bersihkan. Aku tidak sudi ruanganku menjadi kotor dan menjijikan."

"D-Derren, kau .... "

"Aku bilang bersihkan!"

"Baik, Tuan."

Tak peduli dengan status seorang wanita, dengan kasar Julian menarik lengan Nona Zara dan menyeretnya keluar. Setelah itu dia mendorongnya hingga terjatuh ke lantai. Julian kemudian berjongkok, menatap wanita tersebut dari jarak dekat.

"Dengarkan ini baik-baik, Nona. Jika Anda kembali membuat ulah, saya pastikan Anda akan menerima perlakuan yang seribu kali lebih kasar daripada ini. Mulai dari sekarang jagalah jarak sejauh mungkin dari Tuan Derren. Karena apa? Karena beliau tidak terbiasa berhubungan dengan sampah yang bau dan kotor. Ingat, sampah yang bau dan kotor. Mengerti?"

Tanpa menunggu Nona Zara pergi, Julian memberi isyarat pada bosnya untuk segera keluar. Setelah itu mereka sama-sama meninggalkan perusahaan, mengabaikan wanita gila yang tengah meronta-ronta hendak mengejar mereka.

"Derren, kau kenapa, sayang. Kenapa sikapmu tiba-tiba berubah? Tolong jangan seperti ini. Aku merindukanmu. Derren!" teriak Zara seperti orang gila. Dia tak peduli dengan pandangan orang sekitar yang menatapnya iba. "Kembali, Derren. Aku butuh kau. Aku bilang kembali!!"

Di dalam mobil, Derren tak henti-hentinya mengumpat. Dia tak menyangka kalau Zara akan senekat ini muncul di kantor.

"P*lacur itu benar-benar sudah gila. Apa dia pikir aku masih akan menerimanya setelah apa yang dia lakukan bersama Keenan? Najis! Cukup sekali aku menjadi bodoh karena wanita. Tidak ada kedua kali!" kesal Derren uring-uringan sendiri.

Julian diam mendengarkan. Dalam hati dia membatin. Cukup sekali menjadi orang bodoh karena wanita? Lalu ke manakah mereka akan pergi sekarang? Bukankah tempat yang akan mereka tuju merupakan salah satu pembodohan baru?

(Ternyata benar yang orang katakan kalau cinta itu bisa membuat seseorang menjadi benar-benar bodoh. Hmm,)

***

1
Nur Adam
lnjut
Yulia Irawan
jangan suka sama juria sainganku sekretaris nya papa brokoli Lo... kemarin kalah kan sama papa brokoli... takutnya nanti kalah lagi sama sekretaris papa brokoli... kan jadi sad...😢
Hua mulan
cieeee dokter fredy naksir ma juria
🏵 ( SI USIL )🏵
asatagaaa tokek hitam😆🤣🤣🤣
Gracia Grace
Luar biasa
Anita Rahayu
mana thor upnya
Susi Yanti
yg salah pengarangnya....
Divi Bilqis
Luar biasa
Susi Yanti
ailen bener2 super...bikin bacanya nggak berhenti ketawa...
Susi Yanti
juria.....jempol sepuluh deh
Alexandra Juliana
Alhamdulillah Zara menyadari kesalahannya dan mau berubah menjadi baik demi anak yg dikandungnya, skrg tinggal si BangKe(enan) yg hrs menuai karmanya..
Alexandra Juliana
Jadi pengen cepat2 si bayi brokolinya brojol, pengen tau seperti apa bentukannya dan nyelenehnya dia, saat masa2 usia balitanya yg pastinya bikin pusing kakek, nenek dan ayahnya, pasti seru melihat wajah putus asa mrk saat dikerjain si bayi brokoli..😂😂
Alexandra Juliana
Baru tau ada brokoli albino yg kutau adanya bungkol (bunga kol) 😁
Susi Yanti
sungguh Darren sangat piawai menggoda
Fahmi Ardiansyah
setelah Zara tobat apa ada LG yg akan menjadi musuhnya derren Mak Krn klu gak ada pesaing itu kurang pas n kurang seru Mak.
Fahmi Ardiansyah
brokoli masih di dalam perut aja udah sering memberi hukuman pada semua org.entah apa jadinya klu brokoli udh lahir di dunia ini.
Nicko Strongboy
Luar biasa
Nicko Strongboy
Lumayan
peri_cinta
yah kok tobat sih si Zara nya kak hehe maap abis q tuh suka yg ada bau bau orng jahat
peri_cinta
bocil kematian yg didalem perut😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!