Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Bau mulut
Hendra menunggu dengan perasaan cemas karena istri nya bilang sampai muntah darah segala saat muntah di pagi hari, maka nya sekarang periksa kedokter untuk melihat apa ada kelainan yang sedang terjadi dalam diri Andini. sengaja tidak memberi kabar di kampung, nanti malah orang tua Hendra sangat panik mendengar kabar menantu nya.
Andini juga agak berdebar menunggu hasil yang akan dokter ini katakan, sekalian semua nya di periksa agar tidak ada lagi rasa cemas di hati pasangan suami istri ini. Hendra memapah Andini agar duduk di kursi berhadapan dengan dokter, mendengarkan apa yang akan beliau katakan tentu nya sekarang pada mereka.
Wajah Andini memang sangat pucat sekali, dasar nya kulit dia sudah putih bersih. sekarang malah ketambahan pucat tidak pernah makan, maka semakin seperti mayat hidup lah istri nya Hendra ini, sang suami juga tidak bisa tenang melihat keadaan istri begitu lemah seolah sama sekali tidak ada lagi tenaga yang tersimpan.
Semakin bertambah usia kandungan, malah semakin lemas juga Andini di buat nya. Hendra sudah curhat masalah itu pada Purnama, tapi kata dia itu tidak masalah, mual saat mengandung adalah hal yang wajar karena hampir seluruh wanita akan mengalami nya. apa lagi saat hamil untuk yang pertama kali, karena Purnama sudah bilang ini hal yang wajar, Hendra agak tenang.
"Ibu ada asam lambung sehingga muntah yang keluar berupa darah." ujar Dokter lembut.
"Bergumpal gitu darah nya, Dok?" tanya Andini memastikan.
"Kalau asam lambung memang begitu, apa lagi Ibu suka makan yang asam dan juga pedas kan." ucap Dokter.
"Memang saya kemarin maka rujak, apa mungkin karena itu ya?" Andini bertanya pelan.
"Bisa jadi itu adah salah satu pemicu nya, nanti akan saya beri vitamin dan juga obat untuk asam lambung yang aman untuk wanita mengandung." Dokter menuliskan resep.
"Tidak ada penyakit berbahaya di tubuh istri saya kan, Dok?!" Hendra sangat cemas.
"Tentu saja tidak ada, morning sickness itu hal yang wajar! nanti kalau sudah trimester kedua maka akan agak berkurang, tapi ada juga yang sampai melahirkan masih muntah." jawab Dokter sambil tersenyum.
Hendra menarik nafas lega sambil mengusap punggung istri nya yang mulai berkeringat, Andini sering menggigil semenjak hamil ini. pokok nua ada saja penyakit yang datang, tapi kata dokter itu adalah hal yang normal, jadi ya mereka pun agak lega mendengar nya.
Walau nanti entah bagai mana lagi akan menghadapi rasa mual yang sangat berlebihan ini, bahkan rasa nya sampai mau pingsan karena sangking lemas nya akibat cairan tubuh yang terkuras habis.
"Terima kasih, Dokter."
"Sama sama, semoga sehat selalu ya." Dokter memang ramah.
Hendra menggandeng tangan istri nya dan menyuruh duduk dulu, dia mau menebus obat yang sudah di respkan oleh dokter tadi. Andini duduk sambil melihat pemandangan, rasa nya makanan apa pun tidak ada yang menggoda lidah dia sekarang.
Melihat apa pun bawaan nya selalu mual ingin muntah, padahal dulu makanan itu adalah favorit untuk nya. sekarang jangan kan mau memakan, mencium aroma nya saja sudah kelabakan ingin lari entah kemana, karena sangat mencolok bau nya. bahkan es juga dia seakan menolak, tidak ada satu makanan yang bisa masuk.
"Kamu jangan nakal dong, Sayang! kalau Mama tidak makan, bagai mana nanti kamu bisa sehat?" Andini berbicara pada perut nya.
"Numpang duduk ya, Kak." seorang wanita muda juga duduk.
"Eh iya silahkan, udah besar sekali kandungan nya." Andini gemas melihat perut buncit wanita itu.
"Udah sembilan bulan, tadi cek soal nya lewat HPL." jawab wanita muda ini.
"Udah lewat berapa hari, padahal udah di bawah sekali ya." Andini mendekat.
"Lewat lima hari, Kak." wanita tersebut menjawab sambil menggosok hidung nya.
"Oh kalau lewat lima hari saja harus di cek lagi?" tanya Andini yang masih awam.
"Iya, Kak! eh ya sudah aku mau duduk sana saja, itu lebih dekat." wanita itu berdiri sambil berulang kali menggosok hidung nya.
Andini agak heran melihat tingkah wanita tadi, padahal dia masih ingin sharing siapa tau ada yang bisa di ikuti. namun dia sudah keburu pergi dengan gelagat yang agak aneh, bahkan berulang kali menggosok hidung seolah bau Andini sangat tidak enak.
"Masa sih aku bau? padahal tadi mandi dan pakai parfum kok!" Andini mencium baju nya.
Tidak ada bau apa pun yang dia cium, tapi wanita tadi seolah merasa Andini sangat bau. sampai dia terburu buru melarikan diri begitu, apa mungkin juga karena bawaan hamil sehingga hidung nya menjadi sensitif terhadap bau orang.
"Mungkin saja begitu, aneh aneh sekali sih bawan nya orang hamil! kamu harus sehat ya, Sayang." Andini mengelus perut nya lagi.
"Sayang." Hendra agak berlari menghampiri istri nya, sehingga beberapa orang menoleh.
"Suami nya sangat tampan, dia juga cantik sih. tapi kok bau sekali ya, apa cuma perasaan ku saja?" batin wanita muda tadi.
"Ayo kita pulang, atau masih ada yang mau di beli?" tanya Hendra pada istri nya saat mobil sudah berjalan.
"Aku bau ya, Mas?" Andini bertanya pada suami nya.
Hendra agak kaget dengan pertanyaan Andini yang spontan saja, padahal itu cuma pertanyaan biasa sebenar nya. tapi respon Hendra seolah mendapat pertanyaan yang sangat mematikan, raut wajah kaget Hendra tidak luput dari pandangan Andini.
"Enggak masalah kok kalau kamu bilang aku bau, malah bagus sehingga nanti aku bisa mengoreksi." ucap Andini.
"Biasa sih itu, Sayang! kamu kan sering muntah, jadi wajar saja kalau bau mulut." jawab Hendra pelan karena takut menyinggung perasaan istri nya.
"Oh jadi aku bau mulut! Ya allah, pantas saja dia tadi cepat pergi." pekik Andini malu sekali dan menekap mulut nya.
"Siapa sih?" Hendra bingung juga.
"Tadi ada, Abang kok enggak bilang sih kalau mulut aku bau, kan jadi malu aku sama orang." keluh Andini.
"Itu hal yang wajar, karena kamu sering muntah dan ada asam lambung juga to." Hendra tidak mau istri nya kecil hati.
Andini mencoba menekap mulut sambil menghembuskan nafas nya, tapi dia sama sekali tidak bisa mencium bau itu. namun ini sudah pasti sangat bau, karena wanita itu tadi saja langsung pergi karena muntah dan jijik.
"Langsung belanja saja, Bang! aku mau beli obat kumur juga." ucap Andini mengambil masker.
"Ya sudah, kita belanja hari ini." angguk Hendra sambil tersenyum.
Bagi Hendra tidak masalah mau sebau apa pun istri nya, apa lagi ini terjadi semenjak kehamilan saja. seharus nya malah Hendra merasa bersalah, hanya karena Andini mengandung anak nya dia menjadi begitu tersiksa.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...