Dicampakkan saat sedang mengandung, itu yang Zafira rasakan. Hatinya sakit, hancur, dan kecewa. Hanya karena ia diketahui kembali hamil anak perempuan, suaminya mencampakkannya. Keluarga suaminya pun mengusirnya beserta anak-anaknya.
Seperti belum puas menyakiti, suaminya menalakknya tepat setelah ia baru saja melahirkan tanpa sedikitpun keinginan untuk melihat keadaan bayi mungil itu. Belum hilang rasa sakit setelah melahirkan, tapi suami dan mertuanya justru menorehkan luka yang mungkin takkan pernah sembuh meski waktu terus bergulir.
"Baiklah aku bersedia bercerai. Tapi dengan syarat ... "
"Cih, dasar perempuan miskin. Kau ingin berapa, sebutkan saja!"
"Aku tidak menginginkan harta kalian satu sen pun. Aku hanya minta satu hal, kelak kalian tidak boleh mengusik anak-anakku karena anakku hanya milikku. Setelah kami resmi bercerai sejak itulah kalian kehilangan hak atas anak-anakku, bagaimana? Kalian setuju?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gejala Sakit Jantung?
Alvian kini sedang merebahkan tubuhnya di kursi santai yang ada di balkon kamarnya. Matanya menerawang ke arah langit yang terlihat begitu pekat. Tak ada bintang apalagi rembulan. Hanya semilir angin malam yang berhembus menerbangkan helaian rambutnya. Sebelah tangannya terlipat di belakang kepalanya, sedangkan satu tangan yang lain memegang sebatang rokok dengan ujungnya yang terbakar. Diselipkannya rokok tersebut dan dihisapnya dalam-dalam kemudian dihembuskannya asapnya ke udara membuat udara di sekitarnya dipenuhi asap yang bertebaran.
"Ukhuk ... ukhuk ... ukhuk ... "
"Bunda," seru Alvian terkejut saat melihat kehadiran sang bunda sambil terbatuk-batuk karena asap rokoknya.
Alvian pun segera menyulut ujung rokok tersebut di asbak hingga padam kemudian mengibas-ngibaskan tangannya agar asap rokok itu segera berlalu.
"Mau berapa kali bunda bilang Al, berhenti merokok. Kamu keras kepala banget sih," ketus sang ibu sambil menekuk wajahnya masam.
Alvian hanya terkekeh kemudian membenarkan duduknya agar sang ibu bisa duduk di sampingnya.
"Maafkan anakmu yang bandel ini, Bun. Pikiran Al lagi mumet, makanya Al ngerokok," seloroh Alvian sambil merebahkan kepalanya di pundak sang ibu.
"Halah, alasan saja. Makanya cari istri biar ada temennya, nggak murung lagi," ujar Bu Ayu, ibu kandung dari Alvian. "Emangnya lagi mikirin apa sih? Kalau ada masalah, cerita ke bunda, jangan dipendam sendiri. Bunda bersedia kok jadi temen curhat kamu," imbuhnya sambil mengusap puncak kepala Alvian.
"Bun, kok orang jahat bisa terus bahagia aja ya?"
"Emangnya dunia ini sama kayak cerita di sinetron sama di novel, habis berbuat jahat langsung dapet karma. Nggak lah. Banyak malah mereka dibuat bahagia sampai ke anak cucu. Tapi bukan itu intinya. Itulah yang namanya ujian. Mereka diberikan kebahagiaan, kekayaan, dan kekuasaan sebesar-besarnya sebagai ujian, masihkah mereka ingat Tuhan-nya, masihkah ia bersikap rendah hati, masihkah ia suka menolong, maukah ia bertobat, mampukah ia menyadari kesalahannya, bagi yang nggak lulus, terkadang balasannya ada yang langsung cash di dunia, tapi banyak juga yang balasannya nanti, di akhirat. Ingat nak, Allah itu maha adil. Setiap baik buruk perbuatan kita, biarpun sekecil zarrah, pasti akan dapat balasannya. Biarkan saja mereka berbuat semau mereka di dunia. Biarkan mereka berdiri kokoh dan angkuh di dunia, tapi ingat, setiap perbuatan akan ada balasannya. Bila bukan dari manusia, maka Allah sendiri lah yang akan membalasnya. Bunda yakin, kebahagiaan mereka nggak akan selamanya. Akan ada masanya mereka akan menerima ganjarannya, percayalah," tutur Bu Ayu bijak sambil menepuk pundak sang putra. "Sudah malam, buruan tidur sana," tukas Bu Ayu sambil beranjak berdiri.
"Selamat malam, Bun."
"Selamat malam juga, sayang," sahut Bu Ayu sebelum benar-benar pergi dari hadapan Alvian.
...***...
"Fira ... " pekik Nova heboh setibanya di meja kerja mereka. Nova langsung saja berlari kemudian memeluk Zafira dengan erat dan wajah begitu girang. "Selamat ya, beb, bener dugaanku kalau kemampuanmu masih tetap sama, nggak berubah. Masih hebat dan keren kayak dulu. Ck ... I am proud of you, Ra. Keren banget tahu nggak. Aku nggak salah milih kamu jadi sekretaris si bos jutek. Dia pasti mingkem nggak berani julidin kamu lagi setelah ini," cerocos Nova tanpa henti membuat Zafira terkekeh.
"Va, lepas ih! Sesek tahu!" tukas Zafira sambil mencoba melepaskan pelukan Nova yang terlalu erat.
"Hehehe ... sorry. Aku terlalu girang banget soalnya. Kamu tahu, si bos kemarin sempat nelpon aku terus ngomel-ngomel gara-gara aku pergi gitu aja. Dia tuh udah lama banget berharap bisa mendapatkan investor sekelas Mr. Jay. Karena itu, dia khawatir banget gagal gaet Mr. Jay. Dia sempat ragu sama kemampuan kamu, tapi syukurlah kamu mampu membuktikan kalau kamu bisa. Kamu emang sahabatku yang paling keren," puji Nova dengan kebanggaan.
"Nggak usah berlebihan deh," sahut Zafira merendah. Ia memang tak mau meninggi dengan apa yang telah ia capai.
"Kalian berdua, ikut denganku," tiba-tiba suara bariton seseorang menginterupsi obrolan dua sahabat tersebut. Mereka benar-benar tidak menyadari kedatangan atasan mereka. Dengan patuh, mereka pun segera mengikuti langkah Alvian yang telah lebih dahulu masuk ke dalam ruangannya.
"Duduklah!" Titahnya pada Zafira dan Nova, sedangkan Alvian telah lebih dahulu duduk di sofa single agar mereka bisa saling berhadapan.
"Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih pada kamu, Zafira, karena berkat bantuan kamu akhirnya kita mampu bekerja sama dengan Mr. Jay. Selain itu, saya juga memohon maaf karena sudah meremehkan kamu sebelumnya. Saya harap kamu maklum dengan sikap saya kemarin," tukas Alvian membuka percakapan.
Nova dan Zafira saling menatap kemudian kembali mengalihkan perhatiannya pada Alvian yang menunggu respon Zafira.
"Saya mengerti, pak. Saya maklum, namanya juga orang baru jadi wajar kalau Anda meragukan saya. Siapapun yang berada dalam posisi Anda pasti akan melakukan hal yang sama," jawab Zafira bijak dan jangan lupakan seulas senyum dari bibir yang tidak terlalu tipis itu. Namun terlihat seksi dan kian manis saat tersenyum.
Jantung Alvian tiba-tiba saja berdebar kencang. Matanya kini terpaku pada perempuan yang duduk tepat berhadapan dengannya. Pembawaannya yang tenang dan ramah. Senyum yang selalu merekah. Tutur kata yang lembut dan santun. Penampilan yang sederhana dan apa adanya, entah mengapa, mampu membuat hatinya bergetar dan jantungnya berdebar.
'Aku kenapa sih? Kenapa jantungku tiba-tiba berdebar kencang? Nggak mungkin kan ini gejala sakit jantung? Ish, amit-amit. Umur masih 27 tahun juga, masa' udah kena penyakit gituan, aku masih perjaka ting-ting, ya Tuhan. Aku juga pingin kawin eh nikah maksudnya. Pingin punya istri dan anak-anak yang banyak dan lucu. Aku juga belum bahagiain bunda dan yang terpenting, aku belum membalas perbuatan orang-orang jahat itu. Berikanlah aku kesehatan dan umur yang panjang, Ya Tuhan. Aku mohon,' doa Alvian dalam hati.
"Pak ... pak Alvian ... "
"Bos, pak Bos Alvian Altakendra," panggil Zafira dam Nova bergantian saat Alvian tidak menyahuti panggilan mereka sama sekali.
"Ra, jangan-jangan si bos kesambet," gumam Nova yang bergidik ngeri.
Lalu Nova mengambil segelas air dari dispenser yang ada di ruangan itu. Kemudian membawanya ke hadapan Alvian lalu memercikkan airnya ke wajah Alvian membuat laki-laki itu tersentak dengan mata melotot.
"Nova, kamu apa-apaan sih!" Hardik Alvian dengan mata melotot kesal.
"Loe nggak lagi kesambet kan Al? Tadi kami panggil-panggil, loe nggak nyahut sama sekali soalnya," ujar Nova yang bergidik ngeri.
"Heh, sembarangan! Gini-gini gue rajin sholat ya jadi mana mungkin kesambet. Kalau elu mah iya, sholat aja masih Senin Kamis," cibir Alvian lupa kalau ia sedang di lingkungan kantor. Bila di luar memang mereka seperti ini, tapi bila di kantor mereka akan bersikap layaknya atasan dan bawahan. Namun itu tidak berlaku saat mereka hanya berdua.
Zafira sampai mengernyit heran melihat interaksi kedua orang itu.
"Enak aja. Itu mah elu," kilah Nova dengan wajah memerah karena malu.
"Udah ah, pusing gue ngeladenin elu. Oh ya Zafira, sesuai perjanjian kita kemarin, kalau kamu berhasil melakukan presentasi itu, maka kau akan langsung diterima menjadi sekretarisku. Karena kau telah berhasil, selamat, mulai hari ini kau resmi menjadi sekretarisku. Jadi Nova, tolong sebelum kau benar-benar angkat kaki dari sini, jelaskan segalanya pada Zafira. Bila dia kau rasa sudah mampu menghandle semua pekerjaanmu, kau bisa resign lebih awal," tukas Alvian membuat Nova terperangah.
"Anda serius kan bos?" tanya Nova meyakinkan.
"Kalau kau tidak mau, ya terserah. Pesangonmu akan ditransfer lebih awal jadi setelah semuanya beres, kau bebas tugas." Ucap Alvian membuat Nova berseru girang.
Setelah mengatakan itu, Nova pun pamit undur diri untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, sedangkan Zafira masih berada di ruangan Alvian untuk membahas sesuatu.
"Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya, pak?" tanya Zafira saat Alvian mengatakan ingin membicarakan sesuatu dengannya.
"Oh itu, ini tentang tawaran Mr. Jay kemarin, apa kau tertarik? Saya harap, kamu mau menerima tawaran itu. Akan ada komisi khusus untukmu bila kau berhasil mengembangkan ide baru dan diterima Mr. Jay," tanya Alvian serius.
"Emmm ... boleh saya pikirkan dulu, pak. Saya akan mengabari Anda secepatnya hasil pertimbangan saya," ujar Zafira meminta sedikit waktu untuk berpikir.
"Hmmm ... silahkan. Tolong pikirkan baik-baik. Ini bukan hanya dapat menguntungkan perusahaan, tetapi juga dirimu. Aku akan memberikan komisi khusus yang pasti takkan membuatmu merasa rugi."
"Baik, pak. Secepatnya saya akan mengabari Anda. Minimal sehari sebelum pertemuan berikutnya dengan Mr. Jay." Tutur Zafira. Setelah mengatakan itu, Zafira pun pamit kembali ke meja kerjanya. Sekeluarnya Zafira dari dalam ruangan Alvian, sorot mata Alvian masih tertuju pada pintu dimana Zafira tadi keluar. Padahal Zafira telah keluar, tapi debaran di dadanya masih begitu terasa.
"Sepertinya sepulang kantor nanti aku harus memeriksakan kondisi jantungku," gumamnya pelan sambil memegang dadanya yang jedag-jedug tidak karuan.
...***...
...HAPPY READING 🥰🥰🥰...