Seorang wanita bernama Arabella Gwenevieve berusia 22 tahun.. Hidupnya begitu kelam setelah dijual oleh kedua orang tuanya dan menikah dengan seorang pria yang dijodohkan dengannya.. Namun pernikahan tersebut hanya berlangsung selama beberapa bulan dan suaminya kembali mencampakkannya.. Hidupnya berubah setelah bertemu dengan seorang mafia yang sangat kejam dan di takuti di kota tersebut..
penasaran seperti apa kisahnya?
Ikuti Kisah nya terus.. jgn lupa like and vote sebanyak banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya genza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Charles mengalihkan perhatiannya pada arabella yang tahu tahu saja sudah tertidur. Begitu lelap di atas ranjang yang luas dan empuk, seperti seorang ratu. Tanpa mengatakan apapun, charles pergi dari sana.
"Awasi dia.! " Katanya pada salah satu pelayan.
"Baik tuan. " Pelayan itu menunduk hormat.
Charles berjalan menyusuri lorong panjang yang dihiasi lampu gantung kristal dan karpet tebal. Langkahnya mantap, namun pikirannya berkecamuk. Kejadian sebelumnya berputar lagi di benaknya. Suara t e m b a k a n, jeritan arabella, dan amarahnya yang datang tanpa ditahan.
Charles bukan tipe orang yang mudah menunjukkan emosi selain amarah, dan mendapati dirinya sedikit cemas terhadap arabella membuatnya merasa sangat janggal. Perasaan tidak nyaman itu berkobar di dadanya bagaikan perapian besar.
Charles tiba di ruang kerjanya. Meja besar dari kayu mahoni berdiri megah di tengah ruangan, dengan tumpukan dokumen dan komputer yang menyala.
Charles mengambil segelas b o u r b o n dari bar kecil di pojok ruangan. Lalu duduk bersandar di kursi kulit yang mahal.
Namun minuman itu tidak memberikan ketenangan yang ia harapkan. Tubuhnya gelisah karena menginginkan arabella.
Ia tidak tahu kenapa dirinya begitu terobsesi dengan gadis itu. Padahal pertemuannya dengan arabella bisa dibilang hanya kebetulan.
"Apakah terobsesi dengan seseorang harus punya alasan.? "
Charles tidak tahu. Tetapi sebagai pria rasional, ia selalu menekankan bahwa selalu ada alasan dari setiap keputusan. Dia hanya belum menemukannya saja.
Di kamar.
Arabella menggeliat dalam tidurnya. Mimpi buruk menghampirinya, menggantikan keheningan malam. Dalam mimpinya ia kembali ke tempat itu, ruangan sempit dengan dinding beton yang dingin.
Tangan tangan kasar mencengkeramnya, suara teriakan mengisi udara, dan bayangan charles datang menyelamatkannya. Namun, dalam mimpi itu charles tidak cukup cepat. Ia terlambat.
Arabella terbangun dengan nafas terengah engah. Matanya terbuka lebar menatap langit langit. Pelayan yang di tugaskan charles segera masuk, wajahnya penuh kekhawatiran.
"Anda baik baik saja nona.? " Tanya pelayan tersebut dengan suara lembut.
Arabella mengangguk pelan, meskipun jantungnya masih berdetak cepat.
"Air." Katanya singkat.
Pelayan itu bergegas menuangkan segelas air, lalu memberikannya pada arabella. Gadis itu meminumnya secara perlahan, berusaha menenangkan diri.
Arabella tau dirinya aman sekarang, tapi bayangan bayangan gelap yang bertumpuk dan samar dari masa lalu masih terus membayang di kepalanya.
Setelah memastikan arabella sudah lebih tenang, pelayan itu meninggalkan kamar. Arabella mencoba memejamkan mata. Sekali lagi, ia mulai tertidur.
Di tempat lain.
Musuh charles sedang merencanakan langkah berikutnya. Di sebuah ruangan gelap dengan meja besar di penuhi pria bersenjata.
Mereka membahas rencana untuk menyerang charles demi memperluas daerah kekuasaan.
"Kita akan menunggu waktu yang tepat.! " Kata pemimpin mereka, seorang pria dengan luka panjang di wajahnya.
"Jika kita bisa menangkap charles hidup hidup, itu akan jauh lebih baik. Tetapi jika seandainya dia melawan, tidak ada pilihan lain, kita harus mem b u n u h nya. Meskipun bos tidak akan terlalu senang. " Katanya.
Rencana itu akan mulai dijalankan secepatnya, karena mereka perlu menyusupkan anak buah mereka ke kelompok charles dan mengetahui tempat tempat rahasia dimana charles biasanya menghabiskan waktu sendirian.
Sendirian.? Tidak mungkin, maksudnya adalah saat saat charles tidak dijaga banyak orang. Karena charles bukanlah pria yang mudah di tipu, atau mengendurkan pertahanan.
Menunggu charles lengah adalah suatu kejadian yang sangat jarang.
"Kita harus pastikan semuanya berjalan sesuai rencana.! " Ucapnya.
**
Charles tidak bisa tidur. Ia gelisah dan tak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kegelisahannya itu setelah ia menyelesaikan pekerjaannya.
Charles memilih berjalan jalan disekitar halaman rumah, namun itu hanya sebentar saja sebelum akhirnya ia mendapati dirinya sidah berada di depan pintu kamar arabella.
Tangannya terulur untuk membuka pintu, dari jauh ia melihat ke dalam. Arabella masih berada di tempat tidur. Charles berniat untuk pergi, tetapi ada sesuatu yang menahannya.
Ia melihat arabella yang tampak gelisah di tempat tidur. Untuk itulah charles mengurungkan niat, ia malah masuk ke dalam sana.
Melihat arabella bergerak gelisah, dengan keringat yang membasahi kening dan nafas yang tersengal.
"Mimpi buruk.? " Gumam charles.
Charles mendengar arabella bergumam gumam, tubuhnya gemetar. Gadis itu memanggil seseorang dengan suaranya yang lemah. Tetapi charles tidak cukup dekat untuk mendengarnya.
Tanpa mengatakan apapun, charles naik ke atas tempat tidur untuk bergabung dengan arabella. Gadis itu tidur memunggungi charles, masih gemetar dan gelisah.
"Arabella.. "
Tangan charles terulur dan memeluk gadis itu dari belakang.
"Sial, Kenapa rasanya nyaman sekali.?"
Tubuhnya yang besar itu seolah sangat pas dengan tubuh arabella yang mungil itu.
Tidak lagi terdengar gumam gumam gelisah, tubuh arabella tidak lagi terasa gemetar. Gadis itu lelap merasakan kenyamanan yang sama.
Charles bernafas di tengkuk arabella, menghirup aroma tubuhnya yang lembut. Rengkuhannya semakin erat, ia menarik arabella lebih merapat. Rupanya gerakan itu membuat arabella samar samar tersadar, tetapi hanya untuk berbalik ke arah charles.
Pipinya tepat menempel ke d a d a charles. Arabella menghela nafas dalam dalam, ia bergumam tidak jelas sebelum akhirnya terlelap lagi.
Aneh rasanya berbaring bersama seseorang di atas r a n j a n g. Apalagi dengan seorang gadis.
Oh, tentu saja charles sering bersama kekasihnya di tempat t i d u r. Tetapi itu hanya saat mereka melakukan hubungan s e x saja. Charles tidak pernah mengizinkan siapapun tidur bersamanya. Ia selalu pergi setelah hubungan fisik mereka berakhir atau memerintahkan kekasih kekasihnya pergi.
"Euugghh.... " Arabella mengerang.
Suara erangannya membuat tubuh charles sedikit tegang. Pria itu menunduk, alis tebalnya mengerut, tapi tidak ada kata kata yang keluar dari mulutnya. Charles secara penuh ada disana, menjadi bantal hidup untuk arabella yang tidak bisa tidur nyenyak.
"Merepotkan sekali. " Bisik charles.
Ia menunduk, b i b i r nya menyapu b i b i r arabella, lembut, men c i u m nya, hanya menempel saja.
Ada tegangan listrik yang cukup kuat di sepanjang tulang punggung charles. Membuat pria itu merasa ingin lebih.
Tangannya yang lancang naik ke p i n g g u l arabella, punggung jarinya mengelus lengan arabella yang halus dan kecil. Gadis itu lelap sekali. Benar benar tidak terganggu sama sekali dengan kehadiran charles di sisinya.
"Shit.! I want to f u c k you hard, arabella. " Ucapnya.
Akan tetapi, charles justru menarik diri dari arabella. Ia tak ingin terjebak lebih lama. Arabella yang kehilangan kenyamanan langsung mengulurkan tangannya. Dengan mata yang masih tertutup, ia berhasil mencengkeram bagian belakang kemeja charles.
"jangan pergi. Aku mohon.. "
HAPPY READING♥
Jangan Lupa Like, Komen, Subscribe Sayangku♥