NovelToon NovelToon
Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Duda / Ibu Pengganti
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kacan

Dijual oleh ibu tiri ke pada seorang duda kaya berumur 40 tahun tidak serta merta membuat Citara bahagia.

Kekejaman pria beranak dua itu menjadikan Citara sebagai pelampiasan hasratnya.

Sampai sebuah fakta mengejutkan diketahui oleh Citara. Jika, pria yang dinikahinya bukan pria biasa.

Sisi gelap dari pria itu membuat Citara menjulukinya dengan sebutan Monster Salju. Pemarah, dingin, misterius dan mengerikan.

Akankah Citara mampu meluluhkah hati ayah dan anak itu? Simak kisahnya hanya di "Pelampiasan Hasrat Suami Kejam "

Author : Kacan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHSK 32

Matahari baru saja terbit di ufuk timur, seorang wanita yang semalaman menghabiskan waktunya untuk menangis menggeliat di balik selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya yang kedinginan.

Perlahan kedua kelopak mata dengan bulu mata lentik itu mengerjap pelan.

Lambat terasa matanya terbuka lebar menerima sinar yang masuk ke dalam matanya.

Sempurna mata indah itu menatap ke sekeliling sudut ruangan, mencari sosok yang sangat ia benci.

"Syukurlah dia tidak ada di sini," ucap Citara merasa lega.

Satu tarikan napas panjang dengan diakhiri hembusan napas berat Citara lakukan. Dirinya masih mengingat dengan jelas bagaimana Monster Salju tak berperasaan itu menghinanya begitu keji.

"Vasektomi?" Ia memegangi bibirnya seraya merenung sejenak. "Itu artinya aku tidak akan terikat dengan Monster itu dengan adanya anak, 'kan?"

Citara memejamkan mata kuat, berusaha menghalau ingatan kelam tadi malam saat kedatangan Varen si pria kejam.

Kedua kelopak mata itu kembali ia buka, ia memantapkan diri dengan memaku kepercayaan diri bahwa suatu saat dirinya akan bisa terlepas dari jerat suami kejam seperti Varen.

Citara bangkit dari tempat tidurnya, ia memulai paginya dengan membersihkan diri sebelum turun ke lantai dasar.

***

Berdiam diri di kamar seharian membuat Citara merasa bosan.

Entah inisiatif dari mana, wanita itu melangkahkan kakinya menuju balkon yang terletak di kamarnya.

Ia membuka pintu balkon yang dipadukan dengan kaca bercorak kristal dengan sekali tekan.

“Aku merasa seperti sedang berada di negeri dongeng,” ucap Citara berdecak kagum.

Kedua netranya menatap kagum pemandangan yang begitu indah dari tempatnya berdiri, ia memandangi tumbuhan dan pepohonan yang mengelilingi mansion Varen sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Wanita itu mulai berandai-andai, tentang bagaimana kehidupannya jika sang ibu masih hidup, jika sang ayah tidak menikah lagi.

Citara tersenyum semakin lebar membayangkan hal indah itu.

Tiba-tiba senyuman manis wanita berlesung pipi itu luntur kala bayangan wajah Varen muncul di kepalanya. Suasana hati Citara mendadak berubah.

“Huhhh, hidupku sekarang bagai burung dalam sangkar emas.” Kepala Citara tertunduk lesu, dia merindukan kehidupannya sebelum bertemu dengan Varen.

Walau seringkali dijadikan sumber pencari uang oleh ibu dan kakak tirinya. Tapi, Citara masih memiliki kebebasan pergi ke mana saja. tidak seperti sekarang, untuk keluar kamar saja ia sulit, apalagi ke luar mansion.

Citara sibuk memikirkan hidupnya saat ini sembari menikmati semilir angin yang membelai lembut rambutnya yang tergerai indah, sampai-sampai tidak menyadari seseorang masuk ke dalam kamarnya.

Tap! Tap! Tap!

Derap langkah kaki menyelinap di antara kesunyian, lama kelamaan suara langkah kaki itu semakin mendekati Citara yang sedang termenung.

“Mama,” panggil seorang anak berusia 10 tahun.

Citara tersentak kaget, ia reflek memegangi dadanya sambil membalik badan ke arah sumber suara.

“Sorry, Enzi tidak bermaksud mengagetkan mama,” ucap Enzi saat sadar raut wajah Citara yang berubah pias.

Wanita berlesung pipi itu merasa lega saat tahu yang datang adalah Enzi, ia menurunkan kedua tangan yang tadinya memegangi dada.

“Enzi.” Sambut Citara dengan senyuman lebar.

Disambut begitu antusias oleh sang mama membuat bocah berusia 10 tahun itu berkedip tanpa mengeluarkan suara. Enzi terlihat sangat lucu.

Wajah datar serta polos Enzi membuat Citara merasa sangat gemas hingga ia tidak tahan untuk tidak mengusap kepala Enzi dengan tangan kanannya.

Citara mengusap kepala anak sambungnya dengan sayang. Namun, sedetik kemudian ia tersadar.

“E-eh m-maaf.” Secara spontan Citara menarik tangannya, saat menyadari kesalahan yang baru saja ia lakukan.

Enzi yang tadinya membeku di tempat sontak menarik kembali tangan Citara dan meletakkan tangan itu di atas kepalanya.

“Enzi suka diperlakukan seperti ini,” kata Enzi dengan wajah datar.

Mendadak hati Citara menghangat dibuat anak angkatnya, walau wajah tampan bocah berusia 10 tahun itu tampak datar. Akan tetapi, Citara dapat merasakan ketulusan atas Apa yang diucapkan Enzi barusan.

“Mama juga suka mengusap kepala Enzi seperti ini,” timpal Citara tersenyum senang.

Enzi hanya mengedipkan matanya, dan hal itu dianggap Citara sebagai jawaban.

“Emm, Enzi ada apa mencari Mama?” tanya Citara penuh kelembutan.

Bocah berusia 10 tahun itu tampak sedang berpikir. Enzi tampak menundukkan kepala, bocah laki-laki itu menatap kakinya sendiri sampai ia mengingat sesuatu dan mengangkat kepalanya kembali.

“Enzi punya sesuatu untuk mama,” ucap Enzi.

“Wah, benarkah?” Citara menyambut ucapan Enzi dengan begitu antusias.

Kepala Enzi mengangguk sebagai jawaban, lalu tiba-tiba Enzi merogoh sesuatu dari dalam sakunya.

Citara hanya diam mengamati apa yang sedang anak sambungnya lakukan.

“Ini untuk mama.” Enzi menyodorkan sebuah kotak beludru kepada Citara.

Dengan perasaan penasaran Citara menerimanya. “Terima kasih Enzi, emm ini apa?” Citara menatap sang anak dengan tatapan bingung.

“Buka saja, mama akan tahu isinya,” jawab Enzi santai.

Citara menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil meringis geli, benar juga kata Enzi.

Kini mata Citara beralih pada kotak bludru yang ada di tangannya, dengan perlahan Citara membuka kotak itu.

Deg!

Mata Citara terbuka semakin lebar, mulutnya menganga tidak percaya.

“E-enzi ini untuk mama?” Citara tergagap sangking tidak menyangkanya atas apa yang diberikan oleh Enzi si bocah laki-laki berusia 10 tahun.

“Iya.”

Citara tidak dapat berkata-kata lagi, ini adalah kedua kalinya ia mendapatkan sebuah perhiasan. Pertama cincin sederhana yang didapatnya dari Varen setelah sah menjadi istri pria itu, kedua dari Enzi.

“Enzi, maaf … Mama tidak bisa menerimanya,” ucap Citara tidak enak hati sambil menutup kotak perhiasan itu kembali.

“Kenapa?” sahut Enzi cepat.

Terlihat wajah ketidakrelaan dari wajah bocah berusia 10 tahun itu.

“A-pa daddy tidak marah jika Enzi memberikan ini pada Mama, ini kelihatan sangat mahal,” kata Citara masih dengan ketercengangannya.

Bocah berusia 10 tahun itu menarik napas dalam, lalu dengan enteng menggelengkan kepala.

“Daddy tidak akan marah, kalung itu hanya seharga 15 juta, tidak sebanding dengan cicin yang mama pakai.” Enzi menunjuk cicin sederhana yang melingkar di jari manis Citara.

Sontak Citara mendelikan mata lebar saat tahu harga kalung yang diberikan oleh sang anak.

“L-lima belas juta? Mahal sekali.” Mulut Citara tercengang lebar.

“Harga cicin mama 10 kali lipat dari harga kalung yang Enzi beli,” jelas Enzi dengan raut wajah santai.

Citara semakin tercengang mendengar penuturan Enzi. Bahkan, kini ia kesulitan untuk mengatupkan kedua bibirnya.

Mungkin ini terdengar lebay, tapi semua itu karena Citara tidak pernah membeli apalagi memakai barang yang harganya sangat mahal. Dulu, untuk makan saja ia harus memeras keringat dengan menjadi pembersih di sekolah elit.

“Ma, Enzi tidak menerima penolakan,” ucap Enzi menyadarkan Citara yang mematung.

“T-tapi ….”

“Enzi membeli kalung itu dari uang saku yang Enzi tabung,” potong Enzi kilat sebelum Citara menyelesaikan ucapannya. “Kalung dengan liontin berbentuk potongan puzzle memiliki arti pemecah masalah, pelengkap dan keindahan, bukankah kalung itu sangat cocok untuk mama?” jelas Enzi panjang lebar.

Mata Citara berkaca-kaca mendengar kalimat terpanjang yang pernah dirinya dengan dari mulut Enzi.

Mendadak Citara merasa istimewa dalam hidup Enzi, apa benar begitu? Pikir Citara.

“Ini sangat indah, M-mama … Mama tidak bisa membalas pemberian dari Enzi.” Raut wajah Citara tampak senduh.

Enzi mengedipkan mata sambil menipiskan jaraknya dengan sang mama.

“Mama bisa membalasnya,” ucap Enzi sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Sontak Citara menatap intens bocah berusia 10 tahun itu dengan penuh tanda tanya.

“T-tapi, Mama tidak punya uang,” kata Citara sambil tertunduk lesu.

“Mama bisa membalasnya dengan cara menyayangi Enzi dan semuanya menjadi impas, bagaimana?” ucap Enzi terdengar seperti sebuah penawaran.

Citara mengulum senyumnya, Enzi terlihat seperti Varen jika seperti ini. Ya, Enzi benar-benar  duplikat Varen si Monster Salju yang amat dingin.

“Bagaimana, Ma?” desak Enzi tak sabaran. Namun, masih dengan ekspresi wajah datar.

Sebuah kekehan kecil meluncur dari bibir Citara, tentu hal itu membuat Enzi tidak dapat mendeteksi apa jawaban yang akan diberikan oleh mamanya.

Enzi jadi merasa cemas. Bocah laki-laki berusia 10 tahun itu takut sang mama tidak menyutujui apa yang dirinya pinta.

“Enziii, tanpa diminta pun Mama akan menyayangi kamu. Hemmm, jadi ceritanya Enzi memberi kalung ini karena ada maunya ya?” goda Citara dengan menahan senyum lebarnya.

Kepala Enzi menggeleng kuat, menangkas dugaan sang mama.

Padahal Citara hanya ingin menggoda Enzi yang begitu betah memasang wajah datar dan dingin, sebab Citara tahu Enzi memberikannya dengan tulus.

“Tidak! Enzi membelinya karena ingin saja!” pungkas Enzi membela diri.

Wajah Enzi berubah merah, sepertinya bocah berusia 10 tahun itu merasa malu pada Citara.

“Hehehe, iya-iya Mama tahu. Maaf, Mama hanya ingin menggoda kamu, habisnya Enzi ganteng-ganteng minim ekspresi sih.” Citara mengacak rambut Enzi dengan perasaan gemas.

 

***

 

Tidak terasa sore telah berlalu, Citara merasa begitu senang karena sore harinya ia habiskan bersama Enzi.

Bocah berusia 10 tahun itu berhasil membuat Citara tertawa hanya karena jawaban singkat padat ditambah minim ekspresi.

Citara memainkan tangannya sambil menatap jam dinding yang jarumnya sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Perasaan harap-harap cemas tentu menggerogoti relung hatinya. Pikiran soal apa yang akan dilakukan oleh Varen malam ini kian berkelana dalam pikiran wanita berlesung pipi itu.

“Hoaam.” Mulut Citara menguap lebar, ia dilanda rasa kantuk yang membuatnya kerap kali sering menguap.

Mata beririskan hitam milik Citara masih setia memperhatikan pergerakan jam dinding, tanpa bisa dicegah olehnya, rasa kantuk itu semakin mendekap dan tidak berselang lama akhirnya mata Citara terpejam dengan badan terbaring di pinggir ranjang.

Citara tertidur dengan begitu lelapnya, pendingin ruangan yang diatur tidak begitu dingin membuat Citara semakin nyaman, sehingga Citara melupakan hal yang diwajibkan oleh Varen. Yaitu, menyambut kepulangan Varen setiap hari.

 

Bersambung ….

Walah, apakah perang akan segera terjadi? Othor melipir ah, takut. Yang mau ikutan ayo barengan kita ngumpet di balik bakwan.

 

1
widyawati monika
Kecewa
widyawati monika
Lumayan
Daryati Idar
lanjut thor
Xoeman Diyah
mungkin diajak latihan berkelahi Thor...biar kalau dia udh jago beladiri,citara bisa kabur dari sisih varen...?
Runik Runma
kejam bnget
Meimei Memei
Luar biasa
Noumi_awww
BAGUS BANGET SIIII CERITANYAAAAAAAA SUKA DEHHH LOVYU AUTHOR (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)づ♡
Salsa Bila
pdhl pgn banget liat cerita ara hamil Dan bikin panik varen pkonya keuwuan pas hamil smpe punya anak laaah
Febrianti Febri
jadi cowok sombong angkuh buang aja kalau apalagi kejam sama istri,,q mah bakalan benci sama cowok model kaya gt ga butuh cowok kaya gitu walau tampan tak sudi q,,,yg jadi cewek juga bodoh
Disya♡💕
ga seru ah ga menatang,ceweknya terlalu melehoy cowoknya pun terlalu galak ,ga suka.
Dei Lar
next
Kacan: siap zeyengku🥰🥰🥰🥰😘😘😘😘
total 1 replies
Amin Salam
ni blm masih abu abu blm jls
Kacan: nantikan extra part-nya ya zeyengku😍😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
Pirly Pranata
langsng tamat critany thor
bonus 3 chap mna puas
Pradyta
Kak katanya 20 chapter lho spesial honeymoon😭
Pradyta
Kak kenapa tamat sih belum puas bacanya masih kurang sama keuwuan mereka berdua happy2nya baru mulai masa cuma bonus 3 chapter aja kuraaangggg😭😭
Kacan: wadohh🤭🤭 buat season dua sebanyak 20 bab ser kali ya🤭
Pradyta: Kak Othor aja yg gumoh...kita sih enggak😥
total 3 replies
aku cantik akudiem
huaaaa kirain tamatnya gini doang, untung masih ada bonusnya
Kacan: terima kasih zeyengku sudah baca sampai sejauh ini❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Fi Fin
Dasar bodoh Citara begitu gampang nya percaya sama Farah .. begitu pingin nya kabur tp ga mikir dengan cermat cuma ngandelin tekad doang
apiii
syukur blm tamat/Drool/
Kacan: sudah zeyengku 🤭🤭🙈😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
mur:ciyuah
wkwkkkk turunin dikit napa varen harga diri lo demi hatimu yg mulai diisi smua hal tentang istri bocilmu 😂😂😂😂😂
Al Vian
lahhh nunggu citara sama varen punya anak
Kacan: di extra part ya zeyeng😘😘😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!