Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 - Bolehkah Mengaguminya?
"Hiko..." Putri berucap dengan lirih. Uluran tangannya ke rambut Viera dia tarik kembali setelah melihat kedatangan Hiko.
Viera, dia terlihat kembali tertunduk dengan wajah takut. Melihat ekspresi Viera tersebut, membuat Hiko menyimpulkan jika Viera sedang tidak baik-baik saja.
Dengan langkah tegap dan lebar, Hiko melangkah mendekati meja Viera. Tatapan matanya yang tajam dan dingin, berhasil membuat Putri beserta genknya jadi bergedik ngeri.
"Hai Hiko, kamu sudah datang." Tanpa rasa bersalah, Putri bertanya seraya tersenyum manis pada Hiko.
Hiko mengabaikan pertanyaan Putri. Menurutnya wanita itu terlalu berbasa-basi. "Apa lagi yang kamu lakukan pada Viera?" Tanya Hiko.
"A-aku?" Putri tersenyum kaku seraya menaikkan kedua alisnya. "Aku gak ngelakuin apa-apa. Tanya saja pada Viera kalau tidak percaya!" Setelah berucap, Putri melotot pada Viera seakan meminta wanita itu untuk tidak berkata jujur.
Pandangan Hiko beralih pada Viera yang masih nampak ketakutan. Setiap kali menatap wajah wanita itu, entah mengapa membuat Hiko selalu merasa prihatin.
Menyadari jika Viera tidak akan berkata jujur kepadanya, Hiko memilih memerintahkan Putri dan kedua temannya untuk pergi dari hadapannya.
"Kamu gak apa-apa?" Hiko bertanya dengan lembut pada gadis berkacamata tebal itu.
Viera membenarkan letak posisi kaca matanya lebih dulu sebelum menjawab. "Aku gak apa-apa." Katanya pelan.
Hiko tidak lagi banyak tanya. Pria itu memilih duduk di kursinya yang berada di depan meja Viera.
"Hiko..." Viera berucap di dalam hati menyebut nama pria tampan dan rupawan itu. Sosok Hiko bagi Viera adalah dewa penyelamat di saat ia membutuhkan bantuan. Seperti saat ini, Hiko datang di saat ia membutuhkan bantuan untuk lepas dari cengkraman Putri dan gengnya.
Viera menatap punggung kokoh Hiko yang duduk di depan mejanya. Dia menatap punggung itu dengan perasaan kagum. Bagaimana bisa Tuhan menciptakan sosok Hiko yang terlihat hampir mendekati kata sempurna? Pria itu tampan, gagah, kaya dan paling penting adalah baik hati pada siapa saja. Termasuk kepada dirinya yang hanyalah remahan kacang yang beruntung bisa bersekolah di tempat yang sama dengan Hiko.
"Tuhan, apakah salah jika aku mengagumi sosok Hiko? Aku hanya kagum saja, tidak bermimpi untuk memilikinya." Gumam Viera di dalam hati. Dia sadar diri siapa dirinya dan bagaimana penampilan. Maka dari itu dia hanya berani mengagumi Hiko secara diam-diam tanpa berani menaruh harapan bisa memiliki pria tampan itu.
**
Waktu pulang sekolah telah tiba. Viera yang masih mengingat pesan sang ibu untuk menunggunya sampai datang menjemput ke sekolah pun memilih menunggu di depan gerbang sekolah sambil memegang sepedanya.
Dari arah dalam gerbang sekolah, Hiko yang hendak mengendarai mobilnya keluar dari dalam gerbang seketika menepikan mobilnya saat melihat keberadaan Viera di depan gerbang.
"Viera!" Sapa Hiko setelah keluar dari dalam mobilnya.
"Hiko!" Viera tersenyum canggung menatap pada Hiko.
"Kenapa kamu berdiri di sini? Kenapa tidak langsung pulang?" Tanya Hiko. Dia berpikir jika terjadi sesuatu pada Viera saat ini.
"Eumh, itu..." Perkataan Viera tersendat-sendat. Posisi Hiko yang berada sangat dekat dengannya saat ini membuat Viera merasa canggung dan sedikit salah tingkah.
"Kenapa, hem?" Hiko kembali bertanya sambil mengusap rambutnya ke belakang yang membuat wajah pria itu terlihat semakin tampan di mata Viera yang melihatnya.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗