Mempunyai suami kaya, tampan, dan juga setia, itu tentu menjadi dambaan oleh semua wanita. Riri Anastasya, ia begitu sangat beruntung di nikahi oleh seorang lelaki yang begitu sempurna, dari segi fisik maupun finansial.
Namun di dalam pernikahannya, Riri merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya. Pernikahan yang awalnya berjalan mulus, damai, dan harmonis, menjadi porak-poranda, seketika berubah menjadi kata PERCERAIN, karena Samuel Malio Edwin suami Riri berselingkuh dengan salah satu sahabat istrinya sendiri.
Akankah Samuel memilih Riri, atau malah sebaliknya memilih sahabat istrinya tersebut.
Simak sama-sama yuk cerita mereka.
Jangan lupa tinggalkan jejak, seperti like, comment dan Vote, terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan Anakku
Alex dan Mita yang melihat kejadian ini hanya diam membisu, Alex bahkan tidak menyangka jika Riri akan melakukan semua ini, namun Alex juga berfikir bahwa yang di lakukan Riri belum ada apa-apa nya dengan yang di lakukan Samuel kepada Riri.
Nyonya Amalia yang melihat anaknya bersimpu di kaki tuan Hadiwinata pun menangis, hatinya seperti teriris oleh beribu pisau yang sangat tajam. Anak semata wayangnya berlutut di kaki seseorang karena kesalahannya sendiri. Nyonya Amalia merasa bahwa anaknya sudah tidak ada harga dirinya lagi.
"Samuel benar-benar minta maaf pa." Samuel yang terus mencoba merayu mertuanya, namun tuan Hadiwinata tidak memperdulikan nya.
"Ceraikan Riri, dan saya sudah tidak mau mempunyai menantu seperti kamu lagi." ucap Hadiwinata kepada Samuel.
"Tapi pa, anak kita sedang hamil, tidak mungkin mereka berdua akan bercerai." ucap nyonya Tata Anastasya kepada suaminya.
"Mereka tidak akan bercerai sampai anak yang ada di dalam kandungan Riri lahir, namun selama Riri hamil, laki-laki brengsek ini tidak boleh menemui Riri." ucap tuan Hadiwinata sambil menunjuk ke arah Samuel yang masih bersimpu di bawah kakinya.
Tuan Wijaya dan Nyonya Amalia yang mendengar ucapan besannya pun seketika terkejut.
"Had, aku tau anakku salah, tapi bisa kah kita membicarakan masalah ini secara kekeluargaan."
"Sudah tidak ada yang perlu di bicarakan, anakmu sudah keterlaluan Jay, bagaimana bisa dia menghamili wanita lain, sedangkan istrinya juga sedang hamil, apa kamu gila menyuruh anakku tetap bersama anak brengsek mu ini!."
"Tapi bagaimana pun anak yang di dalam kandungan Riri adalah anak Samuel, dan juga cucuku dan cucu Amalia, apa kamu tega dengan keluargaku."
"Seharusnya kamu bilang kepada anakmu, jika dia tidak bermain api denganku, aku juga tidak akan bermain api dengan nya, dan seharusnya kamu didik anakmu ini dengan benar, agar menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan jalan di jalan yang benar." tuan Hadiwinata yang menatap ke arah tuan Wijaya dengan tatapan marah.
Tuan Hadiwinata tidak hanya marah dengan Samuel dan keluarganya, namun dia juga marah kepada Adel, Tuan Hadiwinata yang tadinya menatap ke arah besannya pun seketika menatap kearah Adel yang dari tadi hanya menunduk.
"Lihat kesini kamu, bagaimana bisa kamu merebut kebahagiaan orang lain demi menciptakan kebahagian mu sendiri, padahal kamu jelas-jelas tau bahwa Samuel adalah suami sahabatmu sendiri, di mana letak hati nuranimu sebagai wanita, putriku seorang wanita begitu pun kamu, seharusnya kamu paham bagaimana rasanya jika milikmu di sentuh oleh orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya."
Adel terus saja menunduk, tidak berani menatap ke arah tuan Hadiwinata. "Maaf kan saya tuan, maafkan saya telah merusak rumah tangga putri tuan."
"Maaf, kamu kira dengan kata maaf semua akan kembali seperti semula, semua orang bisa berucap maaf, namun apakah dengan kata maaf itu kamu bisa mengembalikan kebahagian putri saya, apa bisa, brakkk!." Tuan Hadiwinata yang memukul meja di depannya.
Adel yang tadinya bersikap tenang, percaya diri, dan merasa anggun pun seketika menitihkan air matanya, dia merasa benar-benar ada di dalam kandang singa yang sedang murka.
"Pa.. tenang pa, nanti penyakit papa kambuh." ucap nyonya Amalia yang menenangkan suaminya.
"Bagaimana papa bisa tenang ma, lihat anak kita, masa depannya terancam hancur karena ulah suami dan sahabatnya sendiri." Tuan Hadiwinata yang terus menerka-nerka.
"Aku benar-benar minta maaf atas kesalahan anakku Had." ucap tuan Wijaya sambil memohon kepada besannya.
"Aku akan membatalkan semua proyek yang bekerja sama dengan perusahaan mu, dan aku akan menarik semua sahamku yang telah aku tanam di perusahan mu." ucap tuan Hadiwinata menatap kearah besannya.
Tuan Wijaya, nyonya Amalia, dan semua yang ada di dalam ruangan seketika terkejut, namun tidak halnya dengan Riri, Riri sudah tau dari awal apa yang akan di lakukan oleh orang tuanya jika mengetahui Samuel berselingkuh, sebenarnya Riri merasa tidak tega kepada keluarga Samuel, namun ini sudah pilihannya, agar Samuel merasa jera atas perbuatannya.
"Had.. aku mohon maafkan anakku, aku akan memberi tahunya agar dia lebih baik dan bertanggung jawab, tolong maafkan lah."
Tuan Hadiwinata tidak lagi menanggapi ucapan besannya. "Acara ini sudah selesai, dan aku peringatkan sekali lagi kepadamu Samuel, jangan pernah menemui putriku lagi, jika kamu masih menemuinya, kamu akan tau akibatnya." ucap tuan Hadiwinata dengan tegas kepada Samuel. "Dan satu lagi, tinggalkan rumah ini secepat mungkin, karena ini adalah rumah putriku, bukan rumahmu!." lanjut tuan Hadiwinata lalu berjalan keluar begitu saja.
"Hadiwinata, maafkan lah putraku, aku mohon." teriak tuan Wijaya namun lagi-lagi tidak di hiraukan oleh tuan Hadiwinata.
Nyonya Tata Anastasya yang melihat suaminya pergi begitu saja pun segera mengikutinya, dan di susul oleh beberapa bodyguard di belakangnya.
Tuan Wijaya yang juga kecewa atas kelakuan anaknya pun mendekat kearah Samuel.
"Berdiri kamu!." perintah tuan Wijaya kepada Samuel, namun Samuel tetap bersimpu di lantai.
"Aku bilang berdiri anak brengsek!." teriak tuan Wijaya semakin kencang.
Samuel yang mendapat perintah dari ayahnya pun seketika langsung berdiri. "Maafkan Samuel yah."
"Plakkkkkk!." tuan Wijaya yang seketika manampar pipi kiri Samuel begitu kencang hingga Samuel kembali tersungkur ke lantai.
Nyonya Amalia yang melihat anaknya di tampar oleh ayahnya sendiri pun seketika mencoba mendekat, karena baru pertama kalinya nyonya Amalia melihat suaminya semarah itu.
"Sam..." nyonya Amalia yang mencoba membantu Samuel namun di cegah oleh suaminya.
"Biarkan saja dia." teriak tuan Wijaya seketika membuat nyonya Amalia kembali menjauhkan tubuhnya dari Samuel. Nyonya Amalia hanya bisa menangis melihat suaminya marah dan anak semata wayangnya tak berdaya.
"Bodyguard!." teriak tuan Wijaya, dan seketika beberapa bodyguard pun mendekat.
"Iya tuan." jawab beberapa bodyguard tersebut.
"Seret anak brengsek ini pulang, dan sekalian bawa wanita itu!." tuan Wijaya yang menunjuk ke arah Adel lalu berjalan pergi begitu saja keluar dari kediaman Riri lalu di ikuti nyonya Amalia di belakangnya.
Empat bodyguard pun membawa Samuel dan Adel secara paksa.
"Ri.. aku mohon tolong aku Ri..." teriak Samuel yang di seret dua bodyguard secara paksa.
Riri yang melihat semua kejadian ini seketika menitihkan air matanya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa, Riri masih tidak menyangka kedua keluarga akan hancur dengan cara seperti ini. Mita yang melihat bosnya menangis pun seketika mendekat.
"Ibu tidak apa-apa?." tanya Mita, namun Riri malah semakin menangis di pelukan Mita.
"Pilihan mu sudah benar Ri, dan keputusan ayahmu juga sangat tepat, kamu tidak perlu menyesali semuanya, Samuel pantas menerima semua ini." ucap Alex menatap ke arah Riri yang sedang menangis.
"Aku tau perasaanmu hancur, aku tau kau tidak mau semua ini terjadi, namun aku percaya dengan kejadian malam ini, kau akan semakin menjadi wanita yang kuat." ucap Alex di dalam hati.