NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Yang Kedua

Ternyata Aku Yang Kedua

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / Poligami
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Nanda Afrilya adalah seorang gadis yang berusia 21 tahun yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Ia terpaksa menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya sebagai bayaran pada orang kaya yang telah memberikan hunian baru pada warga panti karena panti asuhan tempatnya dibesarkan telah digusur.

Ia pikir dengan menikah, ia akan meraih kebahagiaan, namun yang terjadi justru sebaliknya. Hidupnya yang sejak kecil sudah rumit, malah makin rumit sebab ternyata ia merupakan istri kedua dari laki-laki yang telah menikahinya tersebut.

Lalu bagaimanakah ia menjalani kehidupan rumah tangganya sedangkan ia hanyalah seorang istri yang tak diinginkan?

Mampukah ia bertahan?

Atau ia memilih melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.21 Ketakutan Freya

"Fre ... " tegur Gathan saat menyadari Freya sedang menghadang langkah Nanda.

"Iya, sayang." sahut Freya dengan nada manja. Lalu ia melenggang pergi sambil tersenyum meremehkan terhadap Nanda.

Setelah berada di dalam ruang kerja Gathan, Freya segera menutup pintu dan berjalan mendekati Gathan. Ia duduk di atas meja kerja Gathan sambil menyilangkan kaki. Gathan hanya memandang datar sikap Freya yang mencoba menggodanya.

"Sayang, kamu jangan dekat-dekat gadis miskin itu ih! Nggak level tau!" ketus Freya dengan nada manjanya.

"Fre, dia juga istriku. Aku harap kalian bisa akur. Mau dia miskin, yatim, atau apapun itu, sekarang dia adalah istriku jadi jangan menghinanya lagi." tegas Gathan dengan tatapan datarnya.

Freya mendengus lalu turun dari meja dan berdiri dengan tangan berkacak pinggang.

"Oh, jadi kau sudah mulai membelanya? Atau kau sudah mulai menyukainya dan jatuh cinta padanya?" tuding Freya sinis. "Ingat Gathan, kau memiliki janji pada ayahku untuk membahagiakanku dan memenuhi segala kebutuhanku, dan aku tidak suka kau dekat-dekat dengan perempuan jal*ng itu." desis Freya dengan sorot mata tajam.

Gathan balik menatap tajam, emosinya tiba-tiba membuncah, tapi saat ia ingat peristiwa itu, rasa marah berganti sesal. Ia hanya bisa menghela nafas panjang.

"Aku ... tidak menyukainya apalagi mencintainya jadi tak perlu khawatir berlebihan." ucapnya lembut. Tiada nada emosi ataupun ketus di setiap katanya. "Lagi pula, bukankah aku sudah berusaha membahagiakanmu dengan memberikan segala yang kau pinta, jadi aku harus bagaimana lagi, Fre? Dan mengenai kedekatanku dengan Nanda, apakah di matamu aku terlihat sangat dekat dengan dia? Tidak kan? Dia hanya menawariku kopi, tuh kau bisa lihat kopi di sana. Bahkan uapnya pun masih mengepul. Jadi aku minta jangan berpikiran aneh-aneh. Kau tau, aku suka ketenangan jadi mulai sekarang buatlah rumah ini jadi lebih tenang dan damai. Dan satu lagi, aku minta kau jangan mengumpatinya dengan kata-kata kasar, karena aku tak suka. Kau dengar kan apa perkataanku!" tegas Gathan tapi dengan suara yang pelan agar tidak menyinggung perasaan Freya.

Freya pun mengangguk lalu ia berhambur memeluk Gathan. Seperti biasa, Gathan tidak bereaksi apa-apa membuat Freya mendengus sebal. Selalu saja begitu.

'Apa mungkin dia ... ? Ah, tidak-tidak, semoga saja itu tidak benar. Ya, semoga saja itu hanya dugaan ku.' gumam Freya dalam hati

...***...

Sudah saatnya makan malam, Gathan dan Freya pun turun bersamaan menuju meja makan. Saat baru memasuki area ruang makan, mata Gathan sedikit terpukau saat melihat betapa gesitnya sikap Nanda saat menyusun aneka menu makan malam di meja.

Gathan duduk di salah satu kursi dan Freya duduk di sebelahnya membuat Nanda yang tadinya bergerak dengan lincah Kadi kikuk sendiri.

"Hmm ... ternyata kau ada gunanya juga di rumah ini. Baguslah. Setidaknya kau berguna. Tidak sekedar bersantai ria ala nyonya besar." ketus Freya seraya mencibir. Nanda hanya bisa bersabar, berharap suatu hari nanti Freya dapat menerima dirinya dengan lapang dada. Ia tau, ikhlas itu tak mudah apalagi pernikahan mereka seakan sengaja untuk mencurangi Freya, tapi Nanda takkan pernah putus harapan. Berharap Freya dapat menerima dirinya sebagai madu walau hanya madu yang tak diinginkan.

Tak mau menggubris ucapan Freya, Nanda justru segera mengambil piring untuk Gathan dan mengisinya nasi secukupnya dan berikut lauk-pauknya.

"Segini cukup , mas?" tanya Nanda.

Gathan mengangguk dengan sedikit bergumam. Lalu Nanda meletakkan piring nasi Gathan di hadapannya dengan segelas air putih tak lupa teh hangat. Dalam hati Freya mencibir sikap Nanda yang sok melayani keperluan Gathan. Lalu mereka pun mulai makan. Tapi baru beberapa suap Freya makan, ia sudah membanting sendoknya ke atas piring. Hatinya kesal bukan kepalang karena harus satu meja dengan Nanda.

"Fre, apa-apaan kamu? Makananmu belum habis?" seru Gathan kesal melihat sikap Freya yang semaunya.

"Malas semeja sama orang udik seperti dia. Bikin hilang selera makan aja." ketus Freya lalu melenggang pergi dari meja makan.

Nanda tertunduk tak enak hati. Matanya pun berkaca-kaca.

"Maaf." cicitnya pelan hingga tanpa sadar bulir-bulir kristal bening jatuh ke atas pangkuannya.

Merasa menjadi pengganggu dalam rumah itu, Nanda pun berdiri sambil memegang piringnya hendak pergi dari meja itu.

"Kau mau kemana?" tanya Gathan lembut.

"Sa-saya makan di belakang saja, pak." cicitnya sambil menahan isakan.

Gathan menghela nafas lelah, sungguh ia lelah haris berada dalam situasi seperti ini.

"Pak?" tanya Gathan datar.

"Maaf."

"Sekali lagi kau memanggilku pak, aku takkan segan-segan menghukummu!" seru Gathan acuh tak acuh. "Cepat duduk dan makan! Tidak sopan meninggalkan suami makan sendirian." imbuhnya lagi membuat Nanda terpaksa duduk di kursinya kembali.

Lalu Gathan melanjutkan kembalilah makannya. Dia makan cukup lahap tidak seperti biasanya.

"Mengapa hanya diam? Nasimu takkan pernah habis bila kau tidak segera memakannya." tegur Gathan kesal melihat Nanda hanya menundukkan wajahnya tanpa melanjutkan makannya. "Apa harus aku suapi supaya kau mau makan?" seru Gathan dengan mata memicing.

Nanda tersentak saat mendengar kata-kata Gathan. Ia pun tanpa sadar mengangkat wajahnya tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Gathan terhenyak saat melihat mata Nanda yang memerah. Bahkan bekas lelehan air mata pun masih nampak membekas di wajahnya.

"Ap-apa kata tuan tadi?" Nanda gelagapan ingin memastikan apa yang ia dengar.

Gathan berdecak kesal, kini Nanda malah memanggilnya tuan.

"Jadi kau ingin aku suapi, heh?" ketus Gathan.

"Eh, tidak ... tidak ... Baiklah, saya akan segera makan tuan?" sahut Nanda cepat.

"Nanda ... " panggil Gathan membuat Nanda yang mulutnya sedang penuh mengangkat wajahnya.

Sekuat tenaga Gathan menahan tawanya yang hampir menyembur saat melihat wajah lucu Nanda saat makan. Tak mau ekspresinya terbaca Nanda , ia segera berdeham.

"Apa tuan?" tanya Nanda dengan mulut penuh berisi makanan.

Tangan Gathan mengepal di bawah meja. Wajahnya sampai memerah menahan tawa. Nanda yang melihat wajah memerah Gathan mengira Gathan marah padanya. Ia segera mengambil minum agar ia bisa segera menelan makanan itu. Tapi bukannya tertelan, ia malah tersedak hingga terbatuk-batuk. Gathan yang melihat Nanda tersedak sontak berdiri dan membantu menepuk-nepuk punggungnya hingga batuk Nanda reda.

Tanpa mereka sadari pemandangan itu dilihat jelas oleh Freya yang sedang berdiri di depan pintu masuk ruang makan. Tangan Freya mengepal. Baru satu hari ... baru satu hari tapi gadis itu sudah mampu menarik perhatian seorang Gathan Adriano Tjokroaminoto yang biasanya bersikap dingin, bagaimana seterusnya? Bisa-bisa ia benar-benar tersingkir dari rumah itu. Bila itu benar-benar terjadi, makan usahanya dan ayahnya selama hampir 1 tahun ini akan berakhir sia-sia. Ia tidak ingin hal itu terjadi.

"Aku harus membuat pelajaran pada gadis sialan itu. Atau posisiku akan benar-benar terancam." desisnya pelan dengan mata berkilat amarah.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Kristina Sihmirmani
perfect
Indri Ani
Kecewa
Indri Ani
Buruk
Rita Sari
Luar biasa
Eka Nur Aisah
/Good//Good//Good//Good/
Purnawati Ipung
Luar biasa
aryuu
kereeennnnnnn
aryuu
mantap novel otor /Drool//Drool/
aryuu
bukan pah aku bukan Nanda, aku kesurupan pah
aryuu
semoga bukan kuntilanak /Chuckle/
May Keisya
emg rmh ga ada cctvnya apa...kan kaya raya trs ceo lagi,biasanya pinter n cerdas
May Keisya
tio???jgn2 kakanya si fre
May Keisya
kak Alfi ma aku aja tapi aku udah punya suami ma dua bocil😂😂
May Keisya
pasti ada drama..menikah hny Krn tanggung jawab,mungkin bapaknya Freya lagi drama pura2 lumpuh akibat ditabrak gathan...ini aku masih menerka2 wkwkwk
May Keisya
dijebakkah
May Keisya
ayu Thor bukan alfi
Les Tary
maunya duitnya doang tp ga mau ngurusin lakinya
Las Mawati
dikasih tau dulu lah suami nya
Las Mawati
cerita nya bagus
Andri
bpk e pak doni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!