NovelToon NovelToon
Jadilah Tempatku Untuk Pulang

Jadilah Tempatku Untuk Pulang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Beda Usia / Angst / Gadis Amnesia
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Wawawiee

Salahkah jika aku penasaran dengan yang namanya cinta dan kasih sayang? Salahkah jika aku sangat haus akan dua rasa itu? Sebenarnya, apa itu kasih sayang? Apa itu cinta?
Disinilah aku, tinggal sebagai seorang keponakan, sepupu, serta orang asing dalam keluarga paman yang sangat membenci kehadiranku. Berbagai cacian, siksaan, serta hinaan, semuanya aku terima. Sampai dimana... dia datang. Tiba-tiba saja, tangannya terulur, membawaku entah kemana dengan kata-katanya yang begitu hangat namun menakutkan.

"Jika kamu sangat ingin merasakan cinta dan kasih sayang, mari kita buat bersama. Mulai sekarang, sampai selamanya... akulah tempatmu untuk pulang."- Adam.

"Jika Anda benar-benar rumah saya, izinkan saya untuk selalu pulang dalam dekapan Anda. Saya mohon, jadilah rumah untuk tempat saya pulang, Tuan Adam."- Ayna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wawawiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Dalam Bahaya

***

"Halo Nenek, halo juga sepupu. Wah wah, wanita-wanita cantik sudah datang ya. senang sekali diriku kalian mau datang kesini."

Tiana memandang dingin ke arah Alea. Ia benar-benar tak habis pikir apa yang dilakukan oleh wanita itu sampai menculik dirinya dan juga cucu kesayangannya.

"Mau apa kamu? Lepaskan kami sekarang juga. Atau kamu akan merasakan akibatnya kalau ngga melepaskan kami." desis Tiana.

"Hahahahahaha lepaskan? Lepasin kalian berdua? Mimpi!"

Alea berjongkok, mendekati Tiana dengan tatapan tajam.

"Hei nenek tua. Apa cambukan yang waktu itu... Masih belum cukup hah buatmu?!"

"Aku ngga takut dengan identitasmu dan juga suamimu itu! Asal kamu tahu, aku bersama dengan orang yang paling berani dan paling bisa untuk menghabisi kalian semua ini!"

Tatapannya dialihkan ke lain arah, menuju ke Ayna.

"Oh sepupuku. Kamu tahu kan? Bajumu itu kuno sekali. Kamu itu niat banget ya jadi bonekanya pria gay seperti Adam? Ah iya, apa mungkin pas bertemu denganmu... Dia langsung sembuh dan jadi obsesi denganmu ya? Kasihan sekali sepupuku ini."

Alea menepuk pipi Ayna berkali-kali dan hal itu membuat Ayna merasa marah dibalik ketakutannya.

"Jangan hina suamiku. Suamiku adalah orang baik. Sebentar lagi kamu akan habis di tangannya..." desis Ayna.

PLAAKKK

"AYNAAA!"

"Cacat sialan ini... Nyalimu besar juga ya!"

Alea menampar pipi Ayna sampai terkena sudut bibir Ayna hingga terluka.

"Asal kamu tahu, Ayna. Kalau saja ayah ngga mengambil mu di tengah jalan dan membiarkanmu mati, aku bisa hidup gemilang dengan tenang! Aku sudah pasti akan berada di puncak kekuasaan dan punya segalanya! tapi... Tapi kamu datang dan ambil semuanya! Semuanya! Kalau saja kamu waktu itu mati di gudang, aku ngga akan menderita seperti ini... Bahkan... Bahkan aku bisa menjadi Nyonya besar Andriansyah... Dan kamu datang mengacaukan segalanya!"

"Itu karena kamu yang berlaku kurang ajar!"

"Diam kamu nenek tua!" teriak Alea.

"Kamu dengan entengnya menyerahkan diri kepada banyak pria sampai kamu hamil di luar nikah. Secara langsung itu adalah salahmu, kamu sudah sangat kotor dan berdosa! Tuhan ngga akan mengampunimu, Alea! Kamu akan masuk ke dalam neraka-Nya! Lihat saja nanti!"

BUUGGG

BRAAKKK

"Nenek!"

"Banyak bacot ya ini nenek satu. Kalian berdua... Benar-benar membuatku marah."

SRIINNGG

Sebuah pisau dikeluarkan oleh Alea. Ia mengacungkannya tepat di depan Tiana, wanita tua itu melotot terkejut.

"Alea. Jangan apa-apakan nenek!" teriak Ayna.

"Berisik! Setelah kubunuh ini nenek tua, aku akan memotong habis kedua kakimu!"

"Ngga, jangaaaannn! Nenek!"

Senyuman Alea kian mengembang. Ia akan benar-benar menggorok leher Tiana.

"Sampai jumpa lagi, nenek tua. kita akan bertemu di neraka yang sama."

SYUUTTT

"Neneeeekkkk!"

BRAAAKKK

"Hah? Siapa kalian?!"

Belum juga pisau itu diacungkan ke leher, pintu terdobrak dengan keras. Dan pelakunya adalah...

"Berta! Olivia!"

"Dokter Berta..."

Mata Alea memandang tak percaya, terutama pada Olivia. Ia menunjuk ke arah wanita berambut hitam tergelung itu.

"Kamu... Kamu yang waktu itu!"

"Semakin parah saja ya, nona Alea. Tambah arogan, semena-mena, dan juga... Tambah kejam." desis Olivia.

"Yare yare... Mau apa kamu pada nona imut kami hmmm? Sepertinya aku harus beri pelajaran ya padamu. ayo, kita selesaikan disini." Berta, dokter kandungan itu menantang balik Alea untuk saling bertanding melawan satu sama lain.

CRIIINNNGG

"Aaakkhhh!"

"Nona!"

"Woi! Lepaskan nonaku!"

Giliran Alea yang balik mengancam. Ia menarik rantai yang mengikat Ayna dan menahannya dari belakang. Ia juga mengacungkan pisaunya tepat di leher Ayna.

"Lawan. Ayo lawan aku! Tapi itu juga akan menjadi akhir buat Ayna. Dengan begini, seimbang kan?" ejek Alia.

"Cih. kamu berani jadikan nona Ayna tameng? licik sekali kamu ya." desis Olivia.

"Oi. mumpung aku masih baik, lepaskan nona sekarang." ucap Berta dingin.

"Oooo sayang sekali. Aku ngga mau. Aku mau dia mati sekarang."

SYUUTTTT

Bagaikan waktu berjalan lambat, pisau itu teracung ke atas. Tusukannya akan menuju ke leher Ayna. Berta dan Olivia langsung panik dan berlari mendekati. Namun sayang, mereka kalah cepat. Tetapi...

CRAAASSSHHH

"Hah? Apa-apaan kamu nenek tua?!"

Darah bercipratan dimana-mana, bahkan darah itu juga mengenai wajah Ayna dan Alia. Ayna yang melihat darah neneknya, malah teringat dengan mimpi yang dialaminya.

"Nenek!"

"Nyonya Tiana!"

Tiana menatap tajam ke arah Alea. Apa yang dilakukannya adalah merelakan kedua tangannya terluka, melindungi cucunya dari acungan pisau itu.

"Lepaskan nenek tua! Sejak kapan..."

"Heh. Sejak kapan aku melepaskan diri dari rantai? Sejak kamu banyak bicara tadi. Kamu memang muda, tapi hanya bisa banyak bicara saja. Ngga melihat sekitar dengan cermat. Dan juga kamu ini kekanak-kanakan sekali ya, menyelesaikan satu masalah saja... Harus dengan emosi berlebih dan banyak bicara!" ucap Tiana dingin.

"Gaaahhh! Nenek lampirrr!" Alea semakin menekan pisaunya, darah pun semakin bercucuran.

Ayna yang ada di jeratan tangannya pun tidak ingin berdua diri saja. Ia langsung menggigit lengan Alea hingga berdarah.

GREEKKK

"AAAKKKHH! TANGANKU!"

DUAAGGHHH

BRAAAKKK

"Ayna!" Alea melempar tubuh Ayna sampai terpental, dengan sigap Olivia langsung menolong dan Berta langsung menghajar habis Alea.

"Dasar anak bodoh!"

BUAAAGGHH

***

"Ini saja kemampuanmu Julio? Aku benar-benar kecewa."

Julio menatap Adam dingin. Ia tidak percaya dengan apa yang ada di depannya kalau para anak buahnya kalah jumlah dan kalah kemampuan. bagaimana bisa?"

"Ha! kamu akan habis setelah ini, Adam, Chairul. Karena aku sudah memiliki kartu AS yang akan menghabisi kalian!" ucap Julio percaya diri.

"Yakin? Orang yang kamu maksud itu sudah di penjara. Mau minta tolong kepada siapa kamu?"

"Apa?"

Mendengar ucapan Chairul, Julio langsung mengambil ponselnya dan menghubungi orang itu. Hasilnya? Tidak ada sambungan.

"Ngga mungkin..."

"Serahkan dirimu, Julio. Ungkapkan semua kejahatanmu di depan ranah hukum." ucap Adam dingin.

"Menyerahkan diri? Kau meremehkanku!"

TAP

SET

SET

Julio maju, menyerang Adam dengan ayunan pisaunya. dengan lincah, Adam menyerangnya balik dan menghindar serangan Julio. tapi, ada satu waktu dimana itu kesempatan bagi Julio.

Heh. Kena kamu."

"Hah?"

SWOSSHHH

"Uhuk... Asap apa ini?"

ZRAASSHH

"A-Akhhh..."

Perut Adam tertusuk pisau, dan pelakunya adalah Julio sendiri. Ia tersenyum penuh kemenangan saat Adam jatuh tersungkur kesakitan saat perutnya terluka.

"Hahahaha ahahahaha. Tinggal kakekmu itu, maka Emanuella jadi milikku! Hahahaha!"

ZRAASSSHHH

DOR

DOR

Sayatan pisau dan dua tembakan peluru terdengar. dan dia arah serangan itu menuju ke Julio. Chairul, Ahmad, dan Aris pelakunya.

"K-Kalian..."

"Jangan lukai cucuku. Kamu kayak mati, Julio."

BRUUKKK

Julio langsung tewas di saat itu juga. Tepat saat ketiga orang itu menyerang mendadak kepada Julio.

"Adam!"

Chairul mendekati Adam yang terkulai lemas. Ia memegang perutnya dengan erat sembari menyebut nama Ayna.

"Ayna... Ayna... Mana gadis kecilku? Mana istriku... Mana Ayna?"

"Tuan besar!"

Di kejauhan, Berta dan Olivia berlari dengan membawa Ayna dan Tiana di punggung mereka. Terlihat pula wajah mereka penuh kepanikan.

"Tuan besar! Kita harus ke rumah sakit sekarang! Nyonya dan Nona dalam keadaan kritis!" lapor Berta.

"Apa? Ayo cepat! Siapkan mobilnya!" titah Chairul.

"Ayna... Ayna... Istriku..."

"Mas..."

Mobil dengan cepat datang. Para anak buah langsung mengangkut mereka semua menuju ke rumah sakit. Dengan tenang, Olivia menjelaskan semuanya sementara Berta memberikan pertolongan pertama pada ketiga anggota keluarga Wicaksono yang terluka parah.

"Kalau begitu kita harus cepat! Ahmad, percepat kecepatannya!" titah Chairul.

"Ahmad cepat! Atau janin Nona Ayna ngga bisa terselamatkan!" teriak Berta.

"Ck, sabar semuanya! Ini sudah paling cepat! Nah itu, rumah sakit sudah kelihatan!"

Saking emosinya, Ahmad berteriak lantang meminta semua yang ada di mobil tenang.

Di kursi penumpang, Adam memeluk Ayna erat-erat. Ia juga membisikkan Ayna untuk bertahan terlebih dulu.

"Mas... Sakiittt..."

"Sssttt, iya sayang... Kita akan sampai... Bertahanlah..."

Daripada rasa sakit di perutnya yang terluka, ia lebih sakit saat melihat Ayna mengerang kesakitan sembari memegang perutnya. Apalagi darah juga mengucur diantara dua pahanya.

'Ya Allah... Tolong istriku... Tolong kami semua... Tolong selamatkan buah hati kami...'

~Bersambung~

1
Dinar
Aku kasih bunga biar bermekar dihati Ayna
Dinar
Hallo author aku kasih 2 gelas kopi ya biar buat nemenin pas update episode 🥳🥳
Ataru Moroboshi
Saya suka sekali sama cerita ini, ayo cepat update lagi biar saya gak kesal.
Jena
Bikin terharu
valeria la gachatuber
Membuat terkesan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!